Happy Reading ...
Pagi hari, Syifa sedang memasak di dapur untuk Melvin. Ia berharap kemarahan Melvin sudah berkurang. Bukannya takut, ia malah senyum-senyum sendiri karena kentara betul bahwa Melvin cemburu kepadanya.
Soal semalam. Syifa tidur di ruang tamu. Karena pintu kamar di kunci dari dalam oleh Melvin, ia menguap beberapa kali karena tidurnya tidak terlalu nyenyak semalam.
"Ayo Syifa, jangan ngantuk dulu," ujarnya sedang memotong wortel.
"Hoaamm ...."
"Kok, gue ngantuk banget sih? Tapi gak boleh tidur, gue harus masak untuk Melvin." Syifa berucap denga membasuh wajahya dengan air di kran.
Lima belas menit. Akhirnya masakannya selesai juga, Syifa menata makanannya di atas meja dengan senyum yang tak pernah pudar. Syifa menunggu Melvin untuk turun dari kamarnya sebentar.
Sudah tiga puluh menit Syifa menunggu. Tetapi, Melvin belum juga keluar, Syifa menjadi panik sendiri dengan berlari terbirit-birit ia menaiki tangga dan mengetuk pintu Melvin.
"Melvin, lo didalam? Keluar yuk, gue udah buat sarapan," ujarnya dengan sedikit berteriak. Namu tidak ada jawaban sama sekali.
"Melvin, lo ada di dalam, 'kan? Lo, gak pa-pa, 'kan, Vin?" tanya Syifa yang sudah panik. Ia selalu memutar-mutar knop pintunya tetap saja tidak mau terbuka.
"Aduh, Vin. Buka pintunya, gue khawatir nih."
"Melvin. Arkh ... lo kenapa sih, Vin?"
Syifa turun ulang kebawah. Ia berniat akan mencari kunci cadangan, siapa tau Melvin menyimpannya. Dari meja TV, sofa, dan terkahir laci. Syifa menghela nafas legah saat ia menemukan kuncinya.
Ia bangkit kembali dan langsung menaiki tangga. Setelah sudah sampai di depan pintu, Syifa langsung saja membuka pintunya. Syifa mengucap syukur beberapa kali. Karena, pintunya mau terbuka.
Ceklek
Syifa menggelengkan kepalanya karena melihat kamar yang sudah seperti kapal pecah. Tetapi bukan itu tujuan utamanya, tatapannya jatuh ke tempat tidur, di sana terdapat Melvin yang sedang bergelut dengan selimutnya.
"Ck, nih anak niat sekolah gak sih?"
Syifa melangkah mendekati tempat tidur tersebut. Ia menatap wajah Melvin yang damai saat tertidur. Saat sedang asik memandangi wajah suaminya itu, tiba-tiba ia teringat sesuatu.
Dengan cepat ia menyingkap selimut dan mengambil tangan Melvin yang penuh dengan luka.
"Kenapa bisa gini, sih. Vin?"
"Gak, baik tau, ngelukain diri sendiri."
Syifa mengambil kotak P3K di dalam laci dekat ranjang Melvin. Dapat di lihat sekarang wajah Syifa sangat khawatir.
"Tahan, ya. Gak sakit, kok," ucap Syifa mengobati luka Melvin dengan telaten.
Senyum manisnya terbit saat ia sudah selesai mengobati tangan Melvin dan di berikannya pelan. Ia menatap tangan Melvin dan mengelusnya lembut.
"Semoga, lo baik-baik aja, ya. Vin,"
"Gue selalu doain lo yang terbaik,"
Syifa terkekeh kecil. Ia menganggap dirinya sendiri gila karena berbicara sendiri. Sementara, Melvin masih tetap menutup matanya.
Tangan Syifa beralih menatap wajah Melvin lembut.
"Vin, sebenarnya a--aku. Ck, aku pake aku-kamu aja, ya, ngomongnya."

KAMU SEDANG MEMBACA
Married By Accident (MBA_COMPLETED)
RomantizmFOLLOW ME✔ Pernikahan antara dua orang manusia, hanya karena kesalah pahaman yang membuat mereka terikat dalam satu ikatan suci dan halal. Penasaran? Baca aja yuk.