Happy Reading ....
Hari-hari berlalu. Melvin lalui dengan sendirian. Sudah dua tahun. Syifa meninggalkannya tanpa jejak. Ia sempat menyusul Syifa tiga bulan yang lalu. Namun, sampai detik ini dia tidak menemukan Syifa, sekarang ia tinggal di sebuah kontrakan yang sederhana. Ia bekerja di cafe milik Edward. Yah, lelaki itu membantu Melvin dengan memberikannya pekerjaan. Pertama, memang Melvin menolak. Tetapi, Edward yang memaksannya dengan alasan sebagai permintaan maaf.
Melvin sedang duduk di salah satu kursi cafe. Ia sedang menatap selembar foto. Dimana, itu foto Syifa yang sedang tersenyum menampilkan gigi ginsulnya.
Se-tetes, bulir bening jatuh di pipi Melvin. Ia mengusap foto istrinya dengan lembut. Ia sangat merindukan wanita itu. Dua tahun bukan waktu yang singkat. Selama dua tahun, ia benar-benar menderita.
"Syifa ... kamu, apa kabar?" lirih Melvin dengan bibir bergetar.
"Aku udah cari kamu, di Aussie. Tapi, aku gak ketemu kamu, apa kamu lihat aku? Aku sangat merindukanmu, Syifa ...."
Tidak jauh dari jarak Melvin duduk. Edward, lelaki itu menatap iba Melvin. Biar bagaimanapun Melvin sudah ia anggap sebagai temannya. Edward menghembuskan napasnya kasar dan mengeluarkan ponselnya mengetikkan sesuatu kepada seseorang.
Me
|Sampai kapan kau akan menyiksanya?|Kau tau, dia selalu menangis. Ia tidak malu di lihat semua orang, dia sangat merindukanmu.
|Apakah, kau tega? Tanpa kau sadari, kau sudah menyiksanya.
* * *
Di sebuah apartemen. Seorang gadis sedang membaca novelnya. Konsentrasinya terganggu saat ponselnya selalu berdenting. Yah, gadis itu adalah Syifa. Ia sudah pulang ke Indonesia sejak dua minggu yang lalu. Sebenarnya Syifa bertekad untuk tidak akan kembali. Tetapi semua teman-temannya selalu memaksanya dan memberitahu soal Melvin yang semakin terpuruk.
Gadis itu menghembuskan napasnya pelan saat membaca pesan dari Edward. Syifa sudah memaafkan Edward saat mereka tidak sengaja bertemu di jalan. Syifa sempat menolak tetapi Edward tetap kekeuh untuk meminta maaf. Sampai, akhirnya Syifa pasrah, tidak ada salahnya toh? Dia memaafkan Edward. Edward juga selalu memberitahukan kepadannya tentang Melvin.
Kedua bola mata Syifa berkaca-kaca. Saat, Edward mengirimkan foto Melvin. Senyum lebar terbit di bibir Syifa. Ia mengelus foto Melvin lembut. Ia sempat tertegun melihat keadaan Melvin sekarang. Lihat saja, Melvin sekarang seperti tidak terurus dan juga tubuhnya semakin kurus. Hati Syifa terasa nyeri melihat Melvin.
"Vin ... aku juga rindu, sama kamu ...," lirih Syifa memeluk ponselnya.
"Mama!" teriakan seorang bocah anak kecil yang berumur setahun delapan bulan itu menggema di dalam kamar Syifa.
Syifa menoleh menatap putra kecilnya yang persis seperti wajah Melvin.
Aileen Caiden Avranega. Seorang bocah yang sangat usil dan nakal. Syifa seringkali merasa pusing dengan sikap anaknya itu. Yang, selalu tidak bisa di atur. Dan juga sifat manja Melvin menurun kepadannya.
"Kenapa, Leen?" tanya Syifa dengan memeluk anaknya itu.
Ailen mengecup pipi Syifa sekilas, "Mama, Len. Pengen ice cleam," rengek Aileen membuat Syifa semakin gemas dengan anaknya.
"Yaudah, nanti sore kita jalan-jalan, cari ice cream, ya."
"Harus dwong, Len pengwen makan ice cleam," semangat Ailen dengan menggebu-gebu.
Syifa tertawa dan menghujani wajah putranya itu dengan ciuman. Sehingga Aileen juga ikut tertawa.
Sedang asik tertawa. Hingga mereka tak menyadari seorang lelaki yang sedang berdiri di ambang pintu.
"Sayang ...."
TBC.

KAMU SEDANG MEMBACA
Married By Accident (MBA_COMPLETED)
RomanceFOLLOW ME✔ Pernikahan antara dua orang manusia, hanya karena kesalah pahaman yang membuat mereka terikat dalam satu ikatan suci dan halal. Penasaran? Baca aja yuk.