Welcome
" Fi...Fiza? Mas i...ini putri kita?" Tanya Megan dengan nada terharunya, bahkan setetes air mata jatuh di pipinya yang tirus.
Rajasa mengangguk membenarkan perkataan sang istri yang sudah tak terbendung lagi akan kerinduannya terhadap putri nya yang telah lama menghilang.
Megan memeluk erat tubuh Fiza, dapat Fiza rasakan jilbabnya yang mulai basah oleh air mata Megan yang saat ini menangis terisak di dalam pelukan erat Fiza.
Perlahan Fiza membalas pelukan Megan yang tak lain adalah Mama kandungnya, hati Fiza menghangat ketika akhirnya Fiza dapat merasakan pelukan dari seorang ibu yang selama ini tidak pernah lepas dari doanya.
" Fiza putriku." Gumam Megan pelan.
" Mama." Lirih Fiza pelan.
Megan yang mendengarnya lantas kembali berderai air mata, Rajasa yang melihat Sang istri yang sedang menangis di pelukan Putrinya mengusap lembut Surai panjang Sang Istri. Setelah penantian sekian tahun akhirnya Rajasa menemukan Putrinya kembali. Rajasa dapat merasakan betapa bahagia istrinya saat ini.
" Megan, Lepaskan Fiza biarkan dia beristirahat di kamarnya." Ucap lembut Rajasa pada sang Istri.
Megan melepaskan pelukannya dengan berat hati, Fiza dapat melihat wajah Sang Ibu yang memerah akibat tangis harunya.
" Kamu pasti sangat lelah sayang, Ayo Mama antar ke kamar kamu." Ucap Megan menarik lengan Fiza lembut.
" Sayang, kamu tidak ingin menyambut ku ?!?!" Seru Rajasa saat Megan membawa Fiza pergi.
Rajasa menghela nafasnya kesal saat Sang istri menghiraukan seruannya. Tetapi rasa Bahagia juga sangat mendominasi nya saat Megan begitu Antusias menyambut kedatangan putri Mereka.
Kamar Fiza sangatlah luas, bahkan tiga kali lipatnya tempat tinggalnya dulu. Terdapat ayunan gantung di balkon kamar, dengan warna yang mendominasi kamar Fiza berwarna Biru dan Putih.
" Apa kamu menyukainya sayang? Jika ada yang ingin kamu rubah seperti warna cat dan lainnya kamu bisa mengatakannya langsung pada Mama." Ujar Megan membuat atensi Fiza sontak menatapnya dengan gelengan kuat.
Kamar ini di desain sangatlah indah, bagaimana mungkin Fiza akan menggantinya yang bisa saja memerlukan biaya besar.
"Tidak Ma, Fiza sangat menyukainya." Ucap Fiza.
" Sayang." Panggil Rajasa yang menyusul Sang istri dan juga Putrinya.
" Bagaimana dengan kamar ini Baby? Apa ada yang kurang?" Tanya Rajasa.
" Tidak Pa, Sama sekali tidak ada, bahkan......ini sangat besar untuk sebuah kamar yang hanya di tempati Fiza." Ungkap Fiza.
" Tidak Baby, kamu harus terbiasa dengan hal-hal seperti ini nantinya. Kamu adalah bagian dari keluarga Derwanta, jadi mulai lah untuk menikmati semua fasilitas yang ada disini Baby. Kamu faham kan?" Jelas Rajasa. Dengan kikuk Fiza mengangguk pelan.
" Istirahatlah sayang." Ucap Megan menatap Fiza dengan mata berkaca-kacanya.
Fiza tahu bahwa wanita yang berstatus Mama nya ini sangat merindukan kehadirannya, sama dengan Fiza yang selama ini merindukan sosok kedua orang tuanya yang tidak pernah ia lihat selama 17 tahun usianya.
Setelah kepergian kedua orang tuanya tinggalah Fiza yang masih mengagumi kamar barunya, Rasanya Fiza sangatlah bersyukur bahwa setelah sekian lama akhirnya Fiza dapat bertemu dengan kedua orang tuanya bahkan tuhan mengizinkan dirinya untuk dapat merasakan nikmat yang Allah berikan.

KAMU SEDANG MEMBACA
FIZA
Teen FictionFiza Ayudia Gadis berhijab yang setelah sekian lama akhirnya bertemu dengan kedua orang tuanya yang justru berbeda keyakinan dengannya. Bersekolah di sekolah milik keluarga barunya yang minoritas islam? Bagaimana tanggapan keluarga besar kedua orang...