Enam

668 59 0
                                    

Welcome

Sudah seminggu Fiza tinggal di Mansion besar keluarga Derwanta, Fiza sangat merindukan para kurcacinya dan juga rajutannya yang belum Fiza selesaikan.

Butuh waktu dua hari untuk Fiza memulihkan tubuhnya kembali setelah terserang sakit, dua hari itu juga Fiza istirahat total dan sekarang Fiza sudah kembali dapat beraktivitas kembali.

" Keluarga Darwin mengundang kita semua ke pesta pertunangan anak bungsunya. Kita semua akan menghadiri pesta itu." Ujar Mahendra di meja makan panjang yang terdapat seluruh keluarga Derwanta setelah sarapan.

" Uncle Alby ingin menikah Opa?!! Wahhh?!!!" Seru Helen senang.

" Iya sayang, Uncle Alby akan segera menikah di minggu dekat-dekat ini." Timpal Monika.

" Persiapkan semuanya termasuk hadiah untuk mereka" ucap Mahendra dengan pembawaannya yang tegas.

" Dan kamu Fiza..." Panggil Mahendra.

Fiza yang merasa namanya terpanggil lantas mendongak menatap kearah Mahendra.

" Kamu harus ikut menghadiri pesta ini, karena ini pertama kalinya untukmu menghadiri pesta ini dengan menyandang status sebagai keluarga Derwanta." Ujar Mahendra tersenyum simpul pada Fiza.

" Baik Opa." Jawab Fiza dengan ragu.

Semua orang disibukkan  dengan mempersiapkan hadiah serta gaun yang akan mereka pakai saat di pesta pertunangan, yang Fiza tidak kenali orangnya. Fiza adalah anggota baru di keluarga ini, banyak yang Fiza harus pelajari entah itu peraturan ataupun silsilah keluarga Derwanta, bahkan rekan bisnis keluarganya juga harus Fiza pelajari itu perkataan Meliana kepadanya.

" Heh! Ngelamunin apaan lo!." Seru Akash mengejutkan Fiza yang saat ini duduk di rerumputan taman belakang mansion.

Membiarkan hijabnya yang melambai diterpa angin seperti dedaunan hijau yang sedang ia pandangi. Gamis panjang Fiza mampu menutup hingga mata kaki saat kedua kakinya tertekuk.

Selama Fiza tinggal di Mansion ini, hanya Akash yang mau mengajaknya mengobrol panjang. Bahkan terkadang mengajaknya pergi keluar untuk sekedar jalan-jalan.

" Astagfirullah! Ih Akash ngagetin aja bisanya." Gerutu Fiza.

" Lagian ngelamun di tempat sepi kayak gini!" Ujar Akash ikut mendudukkan dirinya di samping Fiza.

" Trus Fiza kalau ngelamun harus di tempat konser gitu?" Sahut Fiza.

" Gas terooosss, di rem kali mba, PMS ya lo?!!" Tuduh Akash dengan mata yang menyipit.

" Fiza gak lagi datang tamu bulanan." Elak Fiza.

Keduanya terdiam cukup lama, berkelana dengan fikiran mereka masing-masing.

" Akash." Panggil Fiza.

" Hm." Gumam Akash.

" Kenapa Akash mau mengajak Fiza mengobrol? Maksud Fiza kenapa tidak seperti yang lain, mengobrol jika memang di perlukan." Cicit Fiza diakhir kalimatnya.

Fiza memang jarang mengobrol dengan sepupunya yang lain kecuali Akash tentunya, jika mengobrol itupun hanya hal-hal penting saja, bahkan tidak sampai 15 menit.

" Karna....." Ucap Akash menggantungkan ucapannya.

" Lo jelek!" Lanjut Akash terkekeh pelan memandangi raut Fiza yang sudah menahan kesal.

" Lucu sekali Tuan Akash." Ujar Fiza dengan muka datarnya.

" Heh gak pantes lo pake muka datar kayak gitu!! Ubah gak tuh muka datar lo!! Lo pantesnya tuh pake muka senyum." Ujar Akash berkacak pinggang.

FIZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang