Tujuhbelas

583 57 4
                                    

Welcome

Di pagi hari Galleo bersama teman-temannya sudah stay berada di kantin sekolahan. Gelak tawa pembicaraan terdengar kentara karena suasana kantin yang masih sepi.

"Merdeka!!" Pekik Evan tertawa terbahak.

" Gila! Setelah sekian lama lo ternista akhirnya ini kemenangan pertama lo Van." Seru Fabio menggelengkan kepalanya seolah takjub.

" Ucapan lo gak enak di denger bang, tapi gak papa gue maafin, gue lagi mau pamer kesombongan." Ujar Evan dengan nada songongnya.

Mungkin jika mereka tidak menganggap Evan sebagai sahabat mereka, sudah dapat di pastikan Evan tenggelam di dalam tanah karena Melihat betapa aura angkuhnya yang keluar setelah semalam menjadi pemenang setelah beratus sekian kalinya kalah.

" Jangan sombong lo! Menang juga baru sekali, itu juga bantuan dari Bang Galleo." Sahut Akash dengan nada sinisnya.

" Ini nih netizen yang sukanya syirik."  Jawab Evan tak kalah sinis dengan disertai senyum angkuhnya.

" Pokoknya kalian semua harus jadi babu gue hari ini, kecuali Bang Galleo." Ujar Evan.

Karena tanpa Galleo, mungkin Saat ini Evan sudah berada di kandang Dragon peliharaan Tian.

" Lah kenapa?" Tanya Kevan.

" Galleo juga kalah kali Van!" Seru Tian.

" Ini tuh demi kelangsungan kepala gue supaya utuh di tempatnya, lagian gue juga hormati Bang Galleo yang gak terlalu nistain gue kayak kalian." Ujar Evan.

" Pilih kasih lo bangsul!" Timpuk Akash dengan makanan ringan diatas meja.

" Bilang aja lo takut kan sama Galleo." Sahut Tian.

" Gimana gue gak takut, orang Bang Galleo bisa bantai 3 gengster kuat sekaligus dengan tangan kosong." Gumam Evan yang masih dapat di dengar dengan jelas oleh sahabat-sahabatnya.

" Pengalaman lo bisa buat anak orang trauma tanpa melihat langsung Gal, keren lo." Puji Fabio dengan wajah mengejek pada Evan.

" Bakal jadi penghuni Rumah sakit jiwa kalo sampe Evan liat pembantaian Galleo langsung." Timpal Tian yang mendapat gelak tawa dari semua orang terkecuali Galleo sendiri.

"Lo gak mau ngasih dispensasi buat kembaran lo Van?" Tanya Fabio.

" Ya enggak lah!!! Justru ini tuh momen yang paling gue tunggu-tunggu, kapan lagi bisa ngejadiin sodara kembar gue yang dingin jadi babu." Ujar Evan dengan nada ngegasnya.

" Than, kalo gue jadi lo, udah gue tandai buat balas dendam Than." Seru Akash mengompori.

" Gak usah kompor lo babu!" Sahut Evan.

" Lo mau apa?" Intrupsi Keland yang sedari tadi terdiam.

Evan yang mendengar pertanyaan dari Keland sontak menjadi antusias seketika.

" Buat babang keland gak usah jadi babu ya, cukup motor Sport di Garasi apartemen lo buat gue aja." Ujar Evan dengan mata berbinar.

" Anjirr!!! Ngelunjak ni orang." Seru Akash.

" Ambil." Ucap Keland singkat melemparkan kunci motor yang Evan inginkan.

" Anak Sultan gini amat, ngasih motor mahal kayak ngasih upil." Gumam Kevan.

" Rejeki anak Mama Luna ini!!" Pekik Evan mengantongi kunci pemberian Keland.

" Oke, Bang Keland lolos." Ucap Evan.

" Lo mau apa dari gue." Suara berat milik Galleo terdengar.

Sekilas sontak semua terdiam.

" Lo gak perlu kali Gal." Ucap Evan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Bagaimana mungkin dirinya meminta imbalan kepada Galleo saat dirinya justru menang berkat Galleo sendiri.

FIZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang