Welcome
Silau cahaya matahari masuk mengenai kedua indera mata seorang gadis yang baru saja bangun dari tidur panjangnya.
Gadis itu adalah Fiza.
Fiza melenguh saat kepalanya mendadak terasa pusing, bahkan dirinya seperti merasa telah tidur terlalu lama hingga membuat otot-ototnya terasa sangat kaku.
" Kemarin,.... Apa yang terjadi? " Gumam Fiza pelan, karena tidak mengingat apapun.
Ingatan Fiza hanya terhenti ketika Fiza berada di dalam mobil bersama dengan papanya. Setelah itu tidak ada lagi yang ia ingat. Bahkan hingga Fiza bisa tertidur pulas diatas ranjang kamarnya pun Fiza tidak menyadarinya. Rasanya sangat mustahil saat fiza tertidur pulas hingga tidak menyadari apapun setelah terakhir kali yang fiza ingat.
" Morning sayang." Sapa Megan memasuki kamar milik Fiza.
Fiza tersenyum simpul saat paginya yang penuh kebingungan di sambut hangat dengan wanita yang sangat Fiza sayangi.
" Mandi ya? Dari kemarin kamu belum mandi loh." Ujar Megan duduk menyamping diranjang Fiza sembari mengusap kepala Fiza dengan sayang.
" Kenapa Fiza tidak di bangunkan ma? Fiza rasanya sudah tertidur cukup lama." Ungkap Fiza.
" Benarkah? Apakah kamu memakan apel seperti putri salju kemarin?" Tanya Megan dengan nada menggodanya.
" Bukan itu maksud Fiza." Jawab Fiza.
" Tentu saja bukan, karena kamu terbangun bukan karena ciuman dari pangeran, iya kan?" Goda Megan sembari menoel hidung putrinya.
Wajah Fiza memerah menahan rasa malunya karena telah digoda oleh Sang Mama. Berlainan dengan Megan yang sudah tertawa pelan melihat respon yang ditunjukan Fiza.
" Ayo! Sekarang waktunya mandi, Go! Go! GO!" Seru Megan menyudahi percakapannya.
Fiza bangkit dari ranjangnya, saat sudah berdiri sudut matanya menangkap jarum yang berada di jam baker diatas nakas miliknya. Sontak Fiza membulatkan matanya.
" Ma, Fiza telat sekolah?!" Tanya Fiza dengan tatapan tak percayanya.
Jarum jam itu menunjukan pukul setengah sembilan pagi yang membuat Fiza membulatkan matanya.
Megan menggaruk tengkuk nya yang tak gatal, untuk menjawab pertanyaan dari Sang putri, pagi tadi Megan sudah sangat Khawatir saat Fiza belum juga terbangun dari tidurnya, saat Megan menanyakannya pada Rajasa, dengan enteng Rajasa menjawab
' Tidak perlu mengkhawatirkan nya Sayang, Fiza akan baik-baik saja, mungkin dua sampai tiga jam lagi Fiza akan terbangun.' ujar Rajasa.
' tap...'
' Aku sudah Terlambat menghadiri rapat sayang, percaya lah tiga jam setelah ini Fiza pasti akan terbangun. Oh iya, jangan lupa sampaikan selamat pagi dari Papa nya ini.' Jelas Rajasa mengecup singkat kening Megan, dan berlalu pergi.
" Fiza tidak mungkin sepulas itu tertidur .....kan?" Gumam Fiza dengan ragu.
" Eumm.... Lupakan sayang, kamu mandi ya, setelah itu kamu turun, kamu sudah melewatkan sarapan pagi." Ujar Megan mengusap lengan Fiza sebelum akhirnya Megan benar-benar pergi dari kamar Fiza.
Fiza selesai dengan pakaian santainya, gamis biru dongker yang dipadukan dengan hijab yang senada. Fiza terlihat sangat anggun saat ini. Fiza akan turun ke lantai dasar untuk sarapan ' paginya'.
" Berasa jadi ratu ya lo sekarang!" Ucap seseorang dengan nada dinginnya.
Sontak Fiza baru saja berjalan keluar dari kamar membalik badannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
FIZA
Ficção AdolescenteFiza Ayudia Gadis berhijab yang setelah sekian lama akhirnya bertemu dengan kedua orang tuanya yang justru berbeda keyakinan dengannya. Bersekolah di sekolah milik keluarga barunya yang minoritas islam? Bagaimana tanggapan keluarga besar kedua orang...