Welcome
Duduk di ruang petinggi sekolah adalah hal yang tidak pernah terbayang oleh Fiza, tentu saja Fiza memiliki akses mudah untuk masuk karena sekarang dirinya memiliki darah keluarga tersohor karena kekayaannya.
" Jadi? Kalian akan pergi sekarang?" Ulang Fiza.
" Maaf Baby, Mama dan juga Papa harus pergi sekarang karena ini menyangkut problem perusahaan pusat. Tapi kita janji akan secepatnya pulang." Ujar Rajasa pada sang putri.
Fiza menatap kedua orang tuanya yang saat ini duduk dihadapannya bergantian.
" Sayang, Mama janji akan membawakan mu banyak oleh-oleh, jika kamu menginginkan sesuatu katakan saja, akan kami usahakan asal kamu tidak meminta Menara Eiffel sungguhan.... okey." Timpal Megan dengan nada gurauannya diakhir kalimat.
" Tidak perlu Ma, kalian pulang dengan selamat dan sehat itu sudah cukup untuk Fiza." Ucap Fiza.
Sesungguhnya Fiza sangat terharu saat melihat kedatangan kedua orang tuanya untuk meminta izin kepada dirinya mengurus masalah dengan salah satu kolega di Prancis. Dengan memanfaatkan teknologi handphone tentu saja mereka dapat mengirimkan pesan untuk Fiza dengan mudah tanpa harus menghampirinya di sekolah, untuk itu Fiza dibuat terharu oleh kedua orang tuanya.
" Baik sekali Putriku." Ucap Megan dengan tatapan kagumnya.
" Honey, setengah jam lagi kita akan terbang, cuaca di sana berubah-ubah kamu tahu." Ujar Rajasa memberitahu sang istri.
" Fiza, untuk sementara waktu tinggalah di Mansion Derwanta, Papa sudah bicara dengan Oma mu, dan ini.... Gunakkan lah sesuka hati mu, jika kurang kamu bisa menghubungi Papa Oke Baby?." Jelas Rajasa memberikan Card pada Fiza.
" Tidak usah Pa, Fiza masih memegang kartu pemberian Papa. Itu sudah lebih dari cukup." Tolak Fiza.
" Ambilah Sayang, gunakan sebagai pegangan jika kamu membutuhkannya." Ujar Megan.
Fiza terdiam sejenak sebelum akhirnya mengangguk.
" Oke Baby, sepertinya kami harus berangkat sekarang, jaga dirimu baik-baik." Ucap Rajasa mengusap Puncak Kepala Fiza yang tertutup dengan hijab nya.
" Mama akan sangat merindukanmu." Ungkap Megan dengan raut sedihnya.
Fiza lantas menghampiri Megan Mamanya dan memeluknya dari samping dengan dagu yang menempel di pundak sang ibu.
" Fiza juga, jaga kesehatan Mama." Ucap Fiza mencium pipi Megan sekilas.
" Kalian sangat sweet sekali sampai tidak mengajak Papa bergabung." Sindir Rajasa.
Fiza dan Megan saling menatap sebelum akhirnya mereka berdua menjauh dari Rajasa.
" Ini girls time." Ucap Megan.
" Apa maksudmu Women time honey? Ingatlah umurmu." Ujar Rajasa.
" Mama masih terlihat muda, cantik lagi. Fiza tidak setuju dengan papa." Sahut Fiza.
" Haha... Kita Tim sayang." Ucap Megan pada Fiza.
Rajasa mendengus melihat kedua perempuan yang sangat dirinya jaga dan juga sayang sedang tertawa diatas kekesalannya.
" Tim kalian harus bubar sekarang sepertinya, karena kita sudah tidak memiliki waktu banyak lagi." Ujar Rajasa melihat arloji yang melingkar di pergelangan tangannya.
" Kita akan melakukan panggilan Video, jadi Mama jangan khawatir." Ujar Fiza saat melihat raut muram Megan.
" Jaga dirimu baik-baik, ini pertama kalinya kita berpisah setelah bertemu sayang, Mama sangat berat hati meninggalkanmu." Ungkap Megan memberengut.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIZA
Roman pour AdolescentsFiza Ayudia Gadis berhijab yang setelah sekian lama akhirnya bertemu dengan kedua orang tuanya yang justru berbeda keyakinan dengannya. Bersekolah di sekolah milik keluarga barunya yang minoritas islam? Bagaimana tanggapan keluarga besar kedua orang...