Welcome
Pada jam istirahat kedua Fiza berjalan bersama Syahira menuju Masjid karena waktu Dzuhur telah tiba. Sesekali Syahira dan Fiza mengobrol ringan, bahkan terkadang terselip candaan yang membuat keduanya tertawa pelan.
" Sungguh? Setelah lulus sudah ada calon yang nunggu berarti?" Tanya Fiza dengan senyuman menggoda nya pada Syahira.
" Entahlah, kamu tahu?!?! Bahkan sekarang anak-anak teman Abi udah pada nyiapin proposal lamaran mereka." Ujar Syahira.
" Trus syahira gimana milih pilihan pendamping yang tepat untuk seumur sehidup seakhirat Syahira?" Tanya Fiza.
" Aku sih gak punya patokan khusus, tapi mereka harus bisa lewatin seleksi Abang sama Abi aku." Jelas Syahira.
" Syahira udah mantab mau nikah setelah lulus ya?"
" Mantab atau gak, aku serahin semua pada Sang Pencipta. Jika memang jalan takdirku untuk menikah maka Allah pasti memberikan jalan. Jika pun bukan jalan takdirku untuk menikah maka itu rencana terbaik Allah untukku." Jawab Syahira.
" Kamu sendiri? Bagaimana plan kamu kedepan?" Tanya Syahira.
" Fiza masih belum punya rencana apa-apa untuk saat ini, dulu Fiza punya rencana untuk masa depan Fiza di hari esok. Tapi.... Kita tidak ada yang tahu bukan bagaimana Allah memberikan jalan takdir kita. Sekarang Fiza hanya berdoa semoga esok akan tetap baik-baik saja." Ucap Fiza dengan penuh makna.
Fiza pernah merencanakan kehidupannya sebelum dirinya bertemu dengan kedua orang tuanya, bagaimana rencana hidupnya untuk membiayai kebutuhannya. Semua dia rencanakan dan atur. Tetapi semenjak dirinya bertemu kedua orang tuanya, semua seakan menjadi mimpi yang telah lalu. Sekarang dirinya tidak perlu memikirkan besok bagaimana dirinya membayar kontrakan, pendidikannya, bahkan makan.
" Aamiin."
Obrolan mereka terhenti tepat saat mereka sudah sampai di depan Masjid yang tidak terlalu ramai oleh siswa, karena islam sangat Minoritas di sekolah elit ini.
Setelah menunaikan kewajibannya, Fiza dan syahira segera ke tempat batas suci untuk memakai kembali sepatu mereka.
"Syahira duluan saja ke kelas, Fiza mau ke koperasi sebentar." Ujar Fiza saat keduanya sedang memakai sepatu mereka.
" Oke, hati-hati. Aku duluan ya, maaf gak bisa nemenin, habis ini aku ulangan soalnya." Sesal Syahira.
" Gak papa kok, Fiza udah hafal tempatnya." Ucap Fiza
"Assalamu'alaikum." Pamit Syahira.
" Wa'alaikumussalam." Jawab Fiza.
Fiza berjalan sendirian menuju koperasi, dirinya lupa membawa buku kotak kecil, untuk itu Fiza akan membelinya di koperasi sekolah. Selagi ada kesempatan.
" Za!" Panggil Akash yang saat ini sedang bersama sahabat-sahabatnya berjalan berlawanan dengannya.
Akash dengan cepat berlari menghampiri Fiza tanpa memperdulikan sahabat-sahabatnya yang masih tertinggal.
" Akash."
" Lo mau kemana?" Tanya Akash.
" Fiza mau beli Buku di koperasi." Jawab Fiza
" Koperasi? Koperasinya tutup Za, barusan gue lewat di sana." Ujar Akash memberitahu.
Raut Wajah Fiza sontak lesu saat mendengan tempat tujuannya tutup. Sekarang Fiza tidak tahu lagi dimana dirinya mendapat kan buku itu.
" Emang buku apaan yang mau lo beli? Penting buat sekarang?" Tanya Akash.
" Buku kotak kecil, Fiza lupa bawa nanti ada pelajaran Mat soalnya." Jawab Fiza.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIZA
Teen FictionFiza Ayudia Gadis berhijab yang setelah sekian lama akhirnya bertemu dengan kedua orang tuanya yang justru berbeda keyakinan dengannya. Bersekolah di sekolah milik keluarga barunya yang minoritas islam? Bagaimana tanggapan keluarga besar kedua orang...