Aku menemukan sebuah baju seragam berwarna kelabu gelap dengan tulisan yang tidak kukenal.
Penasaran, aku coba membaca surat berian kakak pendahulu, Yasha.
Mama,
Ini pakaian dari musuh yang telah membunuh kedua kakakku. Aku berhasil menghabisinya dengan racun racikannya sendiri. Ha! Senjata makan tuan! Mamam tu racun!
Lihat, Mama, makhluk menjijikkan ini akan dipukuli keluarga kita yang mati di tangannya. Lihat wajah keluarga tidak bergunanya yang menangisi sampah ini!
Sangat puas! Aku sangat puas, Mama!
Yasha
Tapi, aku tidak melihat ada bekas berkelahi di sana. Biasanya bakal ada robekan dan setidaknya darah. Tapi, apa efek racun itu? Aku sungguh tidak tahu. Mungkin sakit kepala? Lalu, kenapa bisa mati?
"Rama?"
"Eh?!" Aku tersentak.
Mama berdiri tepat di depan pintu, bersedekap. "Sedang apa?"
"Um, baca surat dari kakak-kakak," balasku.
Mama tampaknya tidak puas. "Ayo, waktunya makan!"
Dia berpaling tanpa senyuman.
"Mama! Tunggu!"
Tanpa merapikan bekasku, aku bergegas menyusul Mama.
Aduh, aku benar-benar takut! Apa aku akan dihukum?
Aku berdiri di sisi Mama, takut mendahului tapi takut menatapnya sekarang.
Hanya derap langkah Mama yang cukup keras terdengar. Justru membuat jantungku kian meliar saking takutnya.
Mama memegang kepalaku, jemari lembutnya perlahan menyusuri rambut emasku. "Rama tidak sabar melihat dunia luar?"
Aku tentu saja jujur. "Iya, Ma. Sangat."
Mama lantas mendekap lalu menggendongku. "Ya, sudah. Nanti kalau sudah cukup umur, ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mama, Apa Rahasiamu? [✓]
FantasyAku selalu penasaran akan dunia di luar panti ini. Mama bilang, di sana penuh dengan bahaya. Kami hidup di sebuah tempat yang disebut sebagai panti yang diurus oleh Mama seorang. Setiap setahun sekali, Mama akan mengumumkan jadwal 'kedewasaan' kami...