🌑 13 🌑

297 75 12
                                    

Sosok itu tidak lebih tinggi dari Mika, namun cukup rendah dibandingkan Mama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sosok itu tidak lebih tinggi dari Mika, namun cukup rendah dibandingkan Mama. Ia menatapku dengan netra ungunya, di bawah sinar rembulan. Dengan dingin mengarahkan pedang ke leherku.

Dia seorang gadis, seperti Mika. Tapi, aku melihatnya sebagai makhluk yang asing lagi aneh.

"Ini salah satunya?" tanyanya, entah ke siapa.

Dia seperti Mama, tapi entah kenapa aku gelisah ketika tatapan kami bertemu.

Senyumannya entah kenapa membuatku ngeri. "Kamu tersesat?"

Aku diam saja.

Mana Louis?

Mana kakak-kakakku?

"Mencari mereka, hm?" Dia terkekeh.

Jangan-jangan ...

Aku mencoba bangkit, tapi langkahku dihalau makhluk ini. Dia tampak ingin menangkapku!

"Mau kabur?"

Syat!

"Akh!"

Berhasil! Aku sukses menciptakan goresan di pipi mulusnya.

Dia terduduk, mengusap pipinya yang berdarah, meringis kesakitan.

Aku berlari.

Jangan sampai tertangkap!

"Dia lepas!" Seruan makhluk itu membuatku memacu langkah. Pasti dia pergi berkelompok seperti kami tadi.

Sepanjang jalan yang kulihat hanya pohon, pohon, dan pohon. Serta langit gelap yang perlahan memutih. Seperti ...

"Itu dia!"

Suara tanpa raga. Tidak jelas di mana sosok itu berada.

Aku tidak akan menghentikan langkah sampai tiba di ...

Kenapa depannya hanya ada lubang besar memanjang?

"Itu dia! Itu dia!"

Aku menoleh. Langit perlahan tampak memutih, semakin terang ...

Dia berdiri tepat di depanku. Menyeringai. "Jadi, ini salah satu peliharaan Hara?"

Siapa ... Mama?

"Hei, Nak, di mana rumahmu?"

Untuk apa aku menjawab pertanyaan yang tidak bisa dijawab? Aku bahkan tidak tahu rutenya, hanya kegelapan dan guncangan sepanjang jalan.

Memilih diam adalah jawaban terbaik.

Di ... Mana dia? Mana Louis dan kedua kakakku?

Mereka kehilangan jejak?

"Biasa, ya. Mereka akan mengorbankan satu saudara mereka agar tidak tertangkap."

Biasa? Tapi, bukannya aku ...

Semakin terang langit, tampak semakin jelas apa yang dia kenakan.

Seragam yang dikirim Yasha.

Cahaya kuning memenuhi pandangan.

Gadis itu melesat ke arahku.

Dunia terasa berputar, sebelum akhirnya aku mendarat, menghadap kakiku.

Tampak badanku roboh. Perlahan terkikis menjadi abu.

Hal terakhir yang kudengar, hanya suara gadis itu.

"Peternakan Iblis, di manakah itu?"

"Peternakan Iblis, di manakah itu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mama, Apa Rahasiamu? [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang