Gelap.
Tidak sempit, tidak pula luas.
Yang pasti, di tas ini hanya ada aku dan beberapa baju serta benda kecil dibungkus menemani.
Mika berpesan kepadaku untuk tetap diam di tempat. Jangan bersuara, apapun yang terjadi.
Kini, aku dilanda rasa takut lagi ngeri.
Membayangkan dunia luar yang bisa jadi lebih suram dari dugaan. Menginggat saudara-saudaraku harus dilatih sebelum keluar. Sementara aku tidak lain hanya penumpang gelap yang diseludupkan dalam tas.
Hanya derap langkah dan sedikit guncangan akibat langkah Mika yang tak diduga.
"Mi ..." Ucapanku terhenti, sadar akan janji. Jika aku bersuara, kami akan ketahuan.
Terdengar suara pintu terbuka.
Suara Mama menyertai. "Mika, Raka."
"Mama." Mereka berdua menyahut, kecuali aku dan Louis.
"Ketika keluar nanti, pastikan tidak ketahuan!" pesan Mama. "Jangan biarkan mereka tahu tempat ini, jika didesak, melawanlah!"
"Iya, Mama."
"Kalau bisa, pastikan tidak ada di antara mereka yang masuk ke sini apalagi sampai mencium bau adik-adik kalian," lanjut Mama.
"Berarti saat keluar kita akan memakai pewangi secara rutin?" tanya Mika.
"Bau kalian sudah berbeda dari adik-adik kalian."
Tunggu, berarti ...
"Mama bisa membedakan bau kami dan adik-adik kami?" tanya Raka.
"Mereka tahu," jawab Mama. "Berhati-hatilah, karena mereka bisa datang dari sudut mana pun!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mama, Apa Rahasiamu? [✓]
FantasyAku selalu penasaran akan dunia di luar panti ini. Mama bilang, di sana penuh dengan bahaya. Kami hidup di sebuah tempat yang disebut sebagai panti yang diurus oleh Mama seorang. Setiap setahun sekali, Mama akan mengumumkan jadwal 'kedewasaan' kami...