"Kalian sudah bawa barang-barang yang dibutuhkan?" tanya Mama.
"Sudah," jawab Mika dan Raka.
"Kalau ada yang ketinggalan, kembali ke sini," pesan Mama. "Pastikan adik-adikmu tidak melihat."
***
Agak sakit harus di posisi kaki terlipat seperti ini, apalagi ruang sempit.
Memang, tidak pengap dan aku bisa bernapas dengan bebas, tapi tetap rasa takut ketahuan membuat jantungku terpompa cepat hingga membuatku sesak.
Mika maupun Raka tidak bersuara, sepertinya masih berjalan berdampingan tapi memilih diam.
Aku bahkan tidak bisa mengintip, lantaran ini tas kayu yang masih baru dan kuat.
Aku menarik napas. Berharap agar lekas melihat dunia luar meski sedetik.
Hingga guncangan keras mengagetkan.
Kepalaku terasa berputar.
Tubuh terentak ke kiri dan kanan, membuat tubuh terasa remuk.
Aku menggerang pelan, menahan diri agar tidak ketahuan dan menenuhi janji kakak-kakakku.
Harus diam atau bertindak?
Kenapa tidak ada suara?
Kenapa yang kudengar hanya geraman?
Apa yang terjadi di luar?
Brak!
Aku terjatuh.
Tas terbuka lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mama, Apa Rahasiamu? [✓]
FantasyAku selalu penasaran akan dunia di luar panti ini. Mama bilang, di sana penuh dengan bahaya. Kami hidup di sebuah tempat yang disebut sebagai panti yang diurus oleh Mama seorang. Setiap setahun sekali, Mama akan mengumumkan jadwal 'kedewasaan' kami...