chapter 1

10.9K 502 16
                                    

"mas"

"mas"

dua kali panggilan, jeno tidak menoleh. matanya yang menggunakan kacamata sedang membaca koran dengan serius.

"MAS!"

tiga kali panggilan, jangan sampai si cantik-

"MAS JENO KALO DIPANGGIL NOLEH BISA? KALO TELINGANYA MASIH BAGUS, DIPAKE YANG BENER" teriakkan renjun menggema diseluruh rumah, mungkin bisa saja terdengar sampai tetangga-tetangga.

"ssstttt renjun sayang... kenapa?" tanya jeno yang kini sudah meletakkan kacamata dan korannya, sekarang ia menatap sepenuhnya kearah renjun.

"serius banget sih baca korannya sampe dipanggil suaminya ga noleh. baca apa emang?" tanya renjun penasaran, ia mendekat kearah suaminya.

"maaf njun.. mas sengaja ga noleh soalnya mas iri" ucap jeno.

renjun kini duduk disebelah jeno yang sedang menundukkan kepalanya dengan tangan bermain seperti ini '👉🏻👈🏻'

"iri? sama siapa?" tanya renjun, tangan renjun menyentuh dagu jeno agar jeno menatap kearahnya.

jeno kini menegakkan kepalanya dan menatap kearah renjun namun bibirnya masih melengkung kebawah, "aku.. tapi janji jangan marah"

"iya iya! kamu kayak anak kecil aja" kesal renjun.

"aku iri.. jaemin manggil kak mark sebutan 'babe' kan aku juga mau..." ucap jeno, ia semakin memainkan jarinya seperti tadi.

renjun tersenyum lalu menghembuskan nafasnya dan berdiri menjauhi jeno. jeno semakin was was, takut jika suaminya marah-

"MAS JENO. KAK MARK ITU DARI CANADA. YA WAJAR AJALAH KALO NANA MANGGIL KAK MARK SEBUTAN BABE. KALO MAS DARI INDONESIA, GIMANA?"

jeno menutup telinganya saat mendengar teriakkan renjun yang kembali menggema di ruang tengah.

"maaf njun... aku-"

"udah! mas mending nganterin chenle ke sekolah, liat jam berapa tuh! jangan sampe anakmu telat" ucap renjun lalu berjalan kearah tangga.

"mau kemana?" tanya jeno, ia ikut berdiri juga.

"mau liat chenle udah siap apa belum. mas panasin mobil dulu, jangan lupa ganti celana. malu masa boxeran doang" ucap renjun lalu kakinya mulai menaiki tangga.

"siap sayang~~~" jeno melakukan gerakkan hormat kepada renjun lalu berlari kecil menuju kamarnya. setelah mengganti celananya dan mengambil kunci mobil, jeno mempercepat langkahnya menuju mobil.

itulah kehidupan keluarga kecil lee, yang hanya terdiri dari jeno, renjun dan anak (masih) semata wayangnya sehari-hari. mendengar omelan renjun sudah menjadi makanan sehari-hari jeno yang dikarenakan renjun mempunyai sifat yang galak dan tegas, namun ada kalanya renjun menjadi lembut dan bucin kepadanya.

mengapa di atas tertulis chenle masih anak semata wayang pasangan jeno dan renjun? karena jeno masih sering bertanya kepada chenle dengan pertanyaan yang sama,

"chenle, mau adik ga?"

"chenle, kan temen temen chenle banyak yang punya adik ya. chenle ga iri gitu?"

"chenle, mau punya temen main di rumah kan kalau misal ayah sama papa sibuk gabisa main sama lele?"

"lele anakku yang manis sama kayak papanya, mau adik ga?"

"lele-"

dan jawaban chenle selalu,

"gamau yah... lele belum mau punya adik"

"yah, lele lagi masa ujian nanti kalo punya adik nangis nangis berisik dong?"

"ih chenle gamau punya adik"

"CHENLE GAMAU PUNYA ADIK DULU, NANTI PAPA SAMA AYAH GA MANJAIN LELE LAGI"

fine. jeno gapapa, jeno kuat. tapi karena jeno tidak gampang menyerah, dia tanya gitu aja terus sampe anaknya mau gumoh dengerinnya.

yuk yuk lanjut,

"lele, lele udah siap?" tanya renjun, sebelum itu renjun sudah mengetuk pintu terlebih dahulu.

"sebentar lagi pa! lele masih nyari kaos kaki punya lele.. haduh dimana ya" ucap chenle dari dalam.

renjun menghembuskan nafasnya lagi lalu mengetuk pintu kamar chenle lebih keras, "buka pintunya, nak. papa mau ikut nyari"

pintu dibuka oleh chenle, renjun langsung memasuki kamar chenle yang lumayan berantakan karena buku yang berserakkan dimana-mana.

"gimana ilang kaos kakinya kalo kamarmu kayak kapal pecah gini? kenapa ga diberesin dari semalem?" tanya renjun, tangannya dilipat didepan dada.

"maaf pa... lele habis belajar langsung tidur semalem. kata pak guru, kalo belajar buat ujian gausah lama lama. jadi-"

"yaudah, kamu turun aja kebawah. papa ambilin kaos kaki baru. nanti pulang sekolah langsung diberesin kamarnya, biar barang-barangmu yang hilang bisa ketemu" ucap renjun lalu menutup pintu kamar chenle.

setelah melihat papanya keluar dari kamarnya, chenle mengusap dadanya yang berdebar-debar. ia takut jika sudah berbuat ceroboh dan membuat papanya memarahinya. diambilnya tisu lalu segera menyeka keringat yang sedikit mengalir didahinya.

"lagian tu kaos kaki dimana sih. perasaan aku taruh diatas kasur kok sekarang udah hilang aja. atau jangan-jangan diambil hantu ya... serem banget huwaaaa" chenle menatap sekitar ruangan kamarnya.

"chenle kok belum turun? ngapain?" tanya renjun didepan kamarnya.

dalam posisi masih takut dengan imajinasinya tadi, chenle tambah terkejut ketika mendengar pertanyaan dari papanya didepan pintu kamarnya.

segera diambil tasnya yang lumayan berat dan sepatunya, "iya pa, sebentar ini lagi bebersih sebentar hehe"

=====

"langsung pulang ya, kamu harus istirahat tidur siang. bekalnya jangan lupa dimakan, jajannya jangan yang sembarangan. inget, lima hari lagi kamu udah mulai ujian loh" ucap renjun.

"iya papa, lele bakalan nurut sama papa" ucap chenle.

"pinter anak papa. cium buat papa mana?" tanya renjun. melihat chenle mendekatinya, renjun mensejajarkan tingginya dengan anaknya. bibir chenle menyentuh lembut dipipinya.

"ayah ga dicium juga nih? masa cuma papa doang" tanya jeno. chenle menarik tangan jeno agar jeno merendah, setelah merasa sampai chenle mengecup pipi jeno.

setelah mencium ayahnya, chenle segera berjalan memasuki mobil mendahului jeno.

"sekarang giliran ayah mau cium papa-"

"udah ah nanti chenle telat! aku gamau kalo chenle sampe telat" ucap renjun seraya mendorong dada jeno menggunakan jari telunjuknya.

"hehehehe. yaudah, aku berangkat dulu ya mau nganterin chenle dulu" ucap jeno.

"iyaaa, jangan ngebut-ngebut. awas aja aku denger chenle bilang ayahnya ngebut, kamu tidur di pos ronda" ucap renjun.

"jangan dong yang... galak banget, yaudah aku berangkat. janji ga ngebut sampe pulang" ucap jeno.

"baguss, nanti aku kasih hadiah cium" ucap renjun.

"beneran?!" tanya jeno dengan matanya membulat karena antusias mendengar ucapan renjun.

"iya. yaudah sana cepetan nanti chenle sampe telat awas aja" ucap renjun lalu mendorong jeno sampai jeno masuk kedalam mobil.

"oke siap yang! lele, bilang apa sama papa" ucap jeno.

"dadah papa~ aku bakalan langsung pulang kok~" ucap chenle seraya tangannya melambai kearah renjun.

"dadah juga anak baik~" renjun membalas chenle dengan senyuman dan tangan yang melambai.

melihat mobil jeno menjauhi halaman rumah, renjun segera memasuki rumah untuk melanjutkan aktivitas kembali.

to be continued.

sweetest thingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang