chapter 12

989 83 1
                                    

"mas jeno" panggil renjun yang sudah duduk di atas ranjang persis seperti anak kecil yang terbangun mencari ibunya.

"kenapa sayang? udah bangun?" jeno yang awalnya duduk di ruang tengah kini memasuki kamar karena dipanggil oleh renjun.

"kenapa? kok kamu kayak bingung gitu?" tanya jeno yang diantara ikut bingung dan merasa gemas saat melihat renjun seperti anak kecil yang terbangun, mungkin lebih pantas bayi daripada anak kecil?

"tadi malam kayaknya aku sama mas jeno di taman ya? kok tiba-tiba udah disini aja? apa aku cuma mimpi..." renjun menggaruk kepalanya dan berusaha mengingat-ingat kejadian tadi malam.

jeno tertawa lalu duduk disebelah renjun, "iyaa, tadi malam kita di taman. tapi kamu ketiduran, jadi mas bawa kamu pulang" ucap jeno.

"beneran ga mimpi berarti kan? soalnya nyata banget waktu aku senderan di bahu mas" ucap renjun.

"iya sayang hahahahaha gemes banget sih pengen gigit pipinya yang kayak mochi" ucap jeno seraya mencubit gemas pipi berisi renjun.

"udah ah mas, stop-EH?!" renjun terkejut dan menoleh ke arah jam yang ada di dinding.

jeno juga sama terkejutnya mendengar suara renjun yang tiba-tiba teriak, "kenapa yang?"

"mas kan masuk kerja ya? aku telat dong... bentar" renjun menyibak selimutnya lalu saat hendak berdiri tangannya ditarik lagi oleh jeno hingga ia terduduk lagi disebelah jeno.

"kenapa mas jenooo. kamu telat loh nanti" ucap renjun dengan nada terburu-buru.

"udah kamu ga perlu khawatir. aku hari ini dibolehin cuti jadi aku kerjanya di rumah, nanti waktu rapat aku ke kantor" ucap jeno.

"jadi kamu pagi ga ke kantor?" tanya renjun. jeno menggelengkan kepalanya lalu tersenyum hingga matanya menyipit.

"haaahhh syukurlah" renjun membanting tubuhnya kebelakang, sebenarnya ia sekarang masih mengantuk karena tadi malam ia tidur sangat larut dan kecapaian.

"kamu kalo masih ngantuk tidur lagi aja. nanti udah agak siangan mas bangunin" ucap jeno lalu menyelimuti renjun dengan selimut tadi.

"ga ah mas, bentar lagi aku mau mandi. tapi ini rebahan bentar lima menit" ucap renjun.

jeno tertawa lalu menjepit hidung renjun dengan jari telunjuk dan jari tengah, "gemes banget. ya udah aku ke ruang tengah lagi ya. masih ada beberapa kerjaan yang aku tinggal" ucap jeno.

"kamu udah sarapan, mas?" tanya renjun.

"udah" ucap jeno yang sekarang sudah berada di ruang tengah. sofa yang jeno duduki terlihat dari kamar mereka.

"sarapan apa? kayaknya lauk semalam udah habis" ucap renjun seraya berpikir-pikir.

"sarapan roti sama kopi, kan masih ada. aku gabisa masak hehehe" ucap jeno.

seketika renjun langsung menegakkan tubuhnya dan berdiri keluar dari kamar, "ga kenyang kamu mas. nanti gabisa mikir, bentar aku buatin sarapan dulu" ucap renjun lalu ia menuju kamar mandi untuk cuci tangan dan cuci wajah.

"udah sayang, ini aja udah kenyang-"

"halah gausah kebanyakan alasan kamu. aku ngalamin sendiri kayak gini. kamu duduk diem aja disana terus biarin aku masak, okay? ga sampe sepuluh menit kok" ucap renjun lalu berlari ke dapur.

jeno menganggukkan kepalanya, ia masih berkonsentrasi pada laptop didepannya. sesekali ia melihat renjun yang sedang memasak.

"suami yang sangat baik dan bertanggung jawab. semoga renjun selalu sehat dan kami bisa bersama selamanya" ucap jeno dengan pelan lalu melanjutkan mengetik di laptop-nya.

sweetest thingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang