chapter 13

763 87 0
                                    

sudah menunjukkan pukul tujuh malam namun jeno belum pulang, renjun sedikit khawatir karena ponsel jeno tidak menyala.

"tidak. huang renjun, maksudku renjun lee jangan berpikir negatif dulu" renjun berdiri dan berjalan menuju jendela yang tirainya melambai-lambai karena angin.

"anginnya kenceng banget... mendung, mana mau hujan" renjun melihat ke arah jam dinding dan sudah menunjukkan jam tujuh lewat lima belas menit.

"mas jeno kamu kemana..." renjun menutup jendela dan menguncinya lalu berjalan menuju meja makan, dan meraih ponselnya untuk menghubungi jeno.

tut... tut... tut...

renjun menurunkan ponselnya dan menatap roomchat dirinya dengan jeno. perasaan khawatir mulai melanda dirinya.

"mas jeno kok gamau ngangkat telpon!!!" renjun rasanya ingin menangis karena beberapa kali renjun menelpon jeno namun tidak ada yang diangkat oleh jeno.

"oke.. kayaknya lagi macet. okay, renjun tenang" renjun pergi ke dapur untuk mengambil air mineral dan meneguknya sampai habis.

ingin menyalakan televisi namun petir sudah mulai menyambar-nyambar, renjun takut petir itu masuk dan menyambar alat elektroniknya.

"mas jeno.. renjun takut" renjun akhirnya menutup masakannya dengan tudung saji lalu berjalan menuju kamar.

"sebenernya mas jeno lagi ngapain..." renjun berjalan mondar-mandir mengelilingi kamarnya dengan ponsel ditangannya.

akhirnya renjun memutuskan untuk menelpon mark karena jam sudah hampir menunjukkan pukul delapan malam.

"kak mark, mas jeno udah pulang?" tanya renjun setelah telpon diangkat oleh mark.

'jeno? udah pulang dari setengah tujuh tadi. aku terakhir di kantor pukul tujuh, memangnya kenapa?'

'hah? mas jeno pulang dari jam tujuh...? tapi ini udah hampir jam delapan. mas jeno kemana...' batin renjun.

"oh hahaha gapapa cuma nanya doang kok kayaknya mas jeno kejebak macet" ucap renjun. ia berbohong karena takut merepotkan mark.

'tadi aku lewat jalan raya besar biasa aja gaada macet gaada apapun. jeno belum pulang ya, renjun?'

"..."

'jangan bohong, renjun. atau aku nanti bilang ke jaemin biar jaemin nemenin kamu, aku nyari jeno'

"gausah... jangan! mas jeno bentar lagi pulang kok aku yakin. yakin banget"

'nanti kalau belum pulang sampai malam kabari aku atau jaemin, kamu di rumah sendirian kan? hati-hati yaa'

"ya.. makasih kak mark. maaf mengganggu waktunya" ucap renjun.

'jangan bilang ganggu. kamu dan jeno adalah temanku dan jaemin jadi kami pasti akan membantumu'

"sekali lagi terimakasih kak mark. aku tutup telponnya ya" tanpa menunggu jawaban dari mark, renjun menutup ponselnya dan kembali menatap jendela kamar yang masih belum tertutup.

"hujan.. mas jeno kamu kemana kok hpmu ga aktif" renjun kembali murung dan memutuskan untuk menutup jendelanya dan kembali keatas ranjang.

renjun membaringkan tubuhnya dan menatap ke samping, mengelusnya ranjang kosong disampingnya dan berharap semoga jeno cepat pulang.

"mas jeno, aku khawatir sama mas jeno"

tak lama kemudian kantuk menyerangnya dan membuat renjun tertidur saat mengusap ranjang kosong disampingnya.

sweetest thingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang