Bagian 21

44 15 1
                                    

Aku tidak tahu pasti, apakah aku telah jatuh hati kepadamu atau tidak. Yang aku tahu ketika berada di dekatmu perasaanku terasa berbeda

-Danu

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


Sesampainya di depan rumah Danu, Dina langsung membuka suaranya.

"Dina berhenti di sini aja, lagian tinggal jalan beberapa langkah doang," ujar Dina.

"Yakin?" Danu menghentikan laju mobilnya.

"Yakinlah masa nggak,"

"Yaudah." Dina berpamitan, lalu turun dari mobilnya Danu. Sedangkan Danu hanya menggelengkan kepalanya, setelah Dina melenggang pergi ia kembali melajukan mobilnya memasukki pekarangan rumahnya.

~~~

Dina sudah berada di depan rumahnya, kemudian ia mengetuk pintu rumahnya. Setelah beberapa menit ia mengetuk pintu dan berteriak memanggil kedua adiknya namun tak kunjung di respon. Akhirnya Dina mencoba membuka handle pintu rumahnya tersebut, dan ternyata rumahnya tidak terkunci.
Dina masuk dengan ekspresi yang kebingungan, kemudian ia berjalan mengelilingi rumahnya mencari sesuatu.

"Weh adik gue mana, kok nggak ada di rumah sih, harusnya mereka sudah berada di rumah sekarang. Terus pintunya kok nggak dikunci sih." gumam Dina.

Dina kembali menelusuri rumahnya yang megah tersebut sembari memanggil kedua adiknya itu. Setelah beberapa kali menelusuri rumahnya namun hasilnya nihil, Dina memutuskan untuk pergi keluar mencari kedua adiknya.

"Hmm, gue kan punya tetangga ya, kali aja tuh dua bocah di rumah tetangga yakan. Gue samperin deh cari ke rumah-rumah tetangga." gumam Dina lagi.

Kemudian Dina mencari kedua adiknya tersebut ke rumah tetangga-tetangganya. Dengan nafas yang tidak beraturan dia mencari kedua adiknya tersebut, hingga akhirnya tinggal satu rumah lagi yang belum Dina singgahi, yaitu rumah Danu. Ia sangat berharap kedua adiknya berada di sana sekarang karena ia sudah khawatir dengan keadaan keduanya.

Ketika Dina sudah berada di depan pintu rumah Danu, ia mengetuk pintunya dan tidak lupa ia mengucapkan salam. Beberapa menit kemudian pintu rumah pun terbuka, Dina tersenyum kepada seorang wanita yang menurutnya seumuran dengan ibunya yang membukakan pintu untuknya.

"Siapa ya? ada yang bisa tante bantu?" ucapnya ramah.

"Aku Dina tante, tetangga tante, rumah Dina tuh di sebelah," Dina menunjuk ke arah rumahnya.

"Oh, masuk-masuk nak." ajaknya.

"Hmm, iya tan." Dina masuk ke dalam rumah lalu duduk di sofa ruang tamu bersama wanita tersebut.

"Ada yang bisa dibantu Din?"

"Iya nih tan, Dina lagi cari adik-adik Dina. Harusnya mereka sudah berada di rumah tapi tadi pas Dina baru pulang sekolah mereka nggak ada, mana rumah nggak kekunci." jelas Dina.

Wanita tersebut tersenyum setelah mendengarkan penjelasannya, lalu mengajak Dina untuk pindah ke ruang keluarga. Ketika sampai di ruang keluarga, Dina melihat kedua adiknya yang sedang asyik bermain dengan seorang anak perempuan yang seumuran dengan mereka. Dina merasa lega setelah melihat kedua adiknya yang asyik bermain tersebut. Kemudian ia duduk di sofa ruang keluarga tersebut dengan wanita yang sepertinya ibu dari anak perempuan tersebut.

"Dek, kalian ini bikin kakak khawatir aja," ucap Dina kepada kedua adiknya tersebut.

"Ya maaf kak." ucap keduanya.

"Oh iya, tante mamanya Danu ya?" tanya Dina kepada wanita yang berada di sebelahnya.

"Iya, kamu kenal Danu?"

About Together (End dan Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang