Bagian 35

26 8 1
                                    


"Mungkinkah kita akan bisa bersama selalu, aku berharap sih seperti itu. Nanti ketika aku sudah bisa melihat cahaya mentari pagi dan dunia yang begitu luas, aku sangat ingin melakukan apa yang  ingin aku lakukan."

~Dina teguh

Usai membeli batagor, Danu berpamitan kepada kang Dadang untuk pulang, tidak lupa pula Danu mengucapkan terima kasih kepadanya. Danu melangkah kan kaki menuju ke mobilnya, baru saja dia ingin naik ke mobil seseorang memanggil nama Danu yang membuat langkah kaki Danu terhenti.

"Bang Danu." ucap seorang anak perempuan.

Danu memutar balikkan tubuhnya, dia melihat seorang anak perempuan berlari ke arahnya. Danu mencoba mengingat anak tersebut, dia merasa pernah berjumpa dengan anak tersebut.

"Bang Danu, ingat sama Kinara?" tanyanya polos.

Danu dapat mengingat siapa anak perempuan tersebut sekarang, dia adalah anak yang hampir Danu tabrak waktu itu. Danu berjongkok di hadapan Kinara, dia menyunggingkan senyuman manisnya kepada Kinara.

"Ingat dong," ucap Danu.

"Kinara, kangen bang Danu loh. Eh akhirnya berjumpa di sini," ucapnya.

"Kinara, udah bisa ngomong R?" tanya Danu.

Seingat Danu, terakhir kali berjumpa dengan Kinara dia masih belum bisa menyebutkan satu huruf tersebut.

"Sudah, Kinara belajar terus," ucapnya.

"Pintar ya, Kinara."

Mamanya Kinara berjalan ke arah Danu dan Kinara, Danu tersenyum ke arah mamanya Kinara. Danu mencium punggung tangan mamanya Kinara, setelah itu mengucapkan salam yang dibalas oleh mamanya Kinara dengan ramah.

"Kinara nyariin nak Danu terus, tapi Tante bingung. Karena kan Tante nggak tahu alamat rumahnya Danu, kebetulan kita berjumpa di sini,"

"Ini tan." Danu memberikan kartu namanya kepada mamanya Kinara.

Danu kembali berjongkok untuk berbicara dengan Kinara, dia ingin berpamitan pulang sekarang. Karena teman-temannya pasti sudah menunggu di rumah.

"Kinara, Abang pulang ya, kalo kangen bang Danu. Kinara bisa main saja ke rumah Abang, Abang sudah kasih alamat ke mamanya Nara," Danu mengelus puncak kepala Kinara.

"Yahh, padahal Kinara masih mau main sama bang Danu," Kinara menundukkan kepalanya.

"Besok, Kinara mau main ke rumah Abang? Atau mau ikut Abang ke rumah sakit?" tanya Danu.

"Rumah sakit?" tanya mamanya Kinara.

"Iya, Tante. Pacarnya Danu koma, dua hari yang lalu habis dibully di sekolah,"

"Astaghfirullah, semoga pacarnya cepat sehat ya,"

"Aamiin, terima kasih, Tan. Danu pamit dulu ya Tante, Kinara."

Terlihat Kinara masih menundukkan kepalanya, dia terlihat seperti kecewa karena Danu harus pergi sekarang. Danu tidak tega melihatnya seperti itu, Danu kembali berjongkok untuk menghibur Kinara.

"Jangan sedih dong, Abang punya sesuatu untuk Kinara. Tapi Kinara harus janji jangan sedih ya,"

"Janji,"

"Tunggu di sini."

Danu mengambil sebuah coklat di mobilnya, yang kebetulan Danu simpan untuk Alexa. Danu memberikan coklat tersebut kepada Kinara, terlihat senyum manis Kinara mengembang di bibir mungilnya. Siapa sangka Danu yang notebane nya si kulkas dua pintu dapat bersikap manis kepada Kinara.

About Together (End dan Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang