Bagian 40

23 7 6
                                    

"Aku kira, aku bakal kehilanganmu untuk selamanya. Namun, ternyata semuanya hanyalah permainan mu saja untuk melihat adalah orang yang memperdulikanmu."

~Danu ice

Bang Didit datang dengan membawa bubur ayam yang kuinginkan tadi, bersamaan dengan itu teman-temannya Dina berpamitan untuk pulang ke rumah terlebih dahulu.

Dina mulai memakan bubur ayamnya, dia memakannya dengan sangat lahap. Keluarganya, mamanya Danu, Kinara, Alexa, dan Danu sedikit tersenyum melihat Dina makan begitu lahapnya.

"Lahap banget kak, kek nggak makan tiga hari," celetuk Adika.

"Memang belum makan tiga hari," ucap Dina.

"Pelan-pelan makannya sayang." perintah ibunya Dina.

Mendengar perkataan ibunya, Dina mulai menyantap makannya secara perlahan-lahan. Dia takut akan tersedak makanannya jika tidak mendengarkan perkataan ibunya, karena perkataan seorang ibu itu bagaikan belati yang sangat tajam.

~~~

Jam menunjukkan pukul 20.00 wib, Dina dan yang lainnya usai melaksanakan salat fardhu. Kinara sudah dijemput mamanya tadi sebelum Maghrib, seperti yang telah dikatakan mamanya, beliau akan menjemput Kinara agar Danu tidak perlu repot-repot mengantarkan Kinara pulang ke rumahnya.

Dina meminta bang Didit untuk memberikan ponselnya kepadanya, bang Didit sempat menolak. Dina tidak boleh melihat ponsel terlebih dahulu, dia disuruh untuk banyak-banyak beristirahat. Akan tetapi, mendengarkan jawaban Dina ketika dia disuruh beristirahat yang cukup membuat keluarganya, Danu, mamanya Danu, dan dokter Kevin tidak bisa berkutik.

"Bang, Dina kan udah istirahat tiga hari. Sampai-sampai nggak bangun selama tiga hari, kok disuruh istirahat yang cukup lagi," protes Dina.

"Tapi kan, Dek," jawab bang Didit.

"Abang pelit banget sih, Dina kan cuma mau main hp sebentar doang bang. Mau ngepost foto, biar followers Dina tahu kalo Dina udah bangun," celotehnya.

"Hmm, yaudah. Bentaran doang ya, cuma ngepost foto doang,"

"Iya, Abang ganteng,"

"Kalo ada maunya aja, baru bilang abangnya ganteng. Coba kalo nggak ada maunya,"

"Biarin, wle." Dina mengambil handphonenya yang berada di tangan bang Didit.

Dina sedang menunggu semua notif masuk ke ponselnya, karena gawai nya sekarang sedang ngelag akibat notif yang begitu ramai di ponselnya tersebut. Ketika ponselnya sudah normal kembali, aplikasi pertama yang dia buka yaitu WhatsApp. Dia melihat beberapa notif masuk di sana, Dina menekan notif dari grubchat Keluarga Wattpad Indonesia terlebih dahulu, terlihat ada banyak yang menyebut namanya.

Ada banyak pula member yang mendoakan kesembuhan dan mendoakan agar Dina cepat bangun. Dina sangat terharu ketika membaca semua pesan teman-teman virtualnya tersebut, Dina mulai mengetikkan sebuah pesan di sana lalu mengirimkannya.

Usai membuka grubchat tersebut, Dina beralih ke pesan yang dikirimkan oleh Danu, dia benar-benar tidak menyangka ketika membaca semua pesannya. Benarkah yang mengirimkan pesan tersebut seorang Danu kulkas yang diberi nyawa? Tidak biasanya dia mengetik panjang seperti itu pikir Dina.

Dina bingung memikirkan antara membalas pesannya Danu atau tidak, setelah beberapa detik dia berpikir akhirnya dia memutuskan untuk mengirimkan sebuah pesan untuk Danu yang sedang mengawasinya disaat sibuk memainkan ponselnya.

By Danu💙

Dina bingung mau balas apa, yaudah Dina cuma mau bilang terima kasih dan ily 3000

About Together (End dan Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang