Bagian 20

30 16 0
                                    

Dina mulai merasakan bosan dan berniat untuk ikut bermain bola basket Bersama para cowok sekelasnya yang sedang asyik bermain bola basket. Ia berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menuju ke lapangan basket, ketika sudah berada di lapangan, Dina berteriak dengan suara toanya yang membuat aktivitas bermain teman-teman sekelasnya terhenti.

"Stop!" teriak Dina.

Semua yang ada di lapangan langsung melihat kearah Dina dengan ekspresi kebingungan.

"Apa sih Din?" tanya Rangga mewakili yang lainnya.

"Dina mau ikut main basket, bosan tahu ngelihatin doang daritadi," ujar Dina dengan ekspresi memohonnya.

"Nggak boleh," tolak Rangga cepat tanpa berpikir lagi.

"Ih kok nggak boleh sih, kan Dina pengen main juga tahu biar mainnya jago kayak kalian," rengek Dina.

"Nggak boleh Dina imut, cantik, lucu, gemesin. Katanya bang Didit lu nggak boleh capek, nanti lu ngedrop gimana?" geram Rangga.

Sementara yang lain hanya mendengarkan dan menonton percakapan antara Rangga si ketua kelas dan Dina si toa kelas. Dina masih kekeh ingin ikut bermain, lagi-lagi Rangga menolaknya dengan ekspresi yang tidak bias dijelaskan. Rangga sangat mengenal Dina, Dina anak yang benar-benar bandel sering membantah dan apa yang ia inginkan harus terkabulkan.

Danu yang melihat perdebatan itu pun tidak tahan, dengan pikir Panjang ia langsung bersuara untuk mengakhiri perdebatan tersebut.

"Dina," panggil Danu dengan ekspresi datarnya.

"Iya, kenapa?" jawab Dina dengan wajah polosnya.

"Lu mau duduk atau." ucap Danu menggantung membuat semua yang mendengarnya menjadi penasaran terutama Dina.

"Atau?" ulang Dina dengan tanda tanya dipikirannya.

Danu tidak menjawab pertanyaan Dina melainkan memberikan kode kepada teman-temannya untuk berkumpul sebentar. Setelah mereka berkumpul, Danu mengajak mereka untuk berunding terlebih dahulu tentang sesuatu hal yang tidak diketahui oleh Dina. Setelah mereka bubar, Danu kembali membuka suaranya.

"Lu mau duduk atau kita berhenti bermain sekarang," ulang Danu.

"Iss kok gitu sih, Dina tetap mau ikut main," ketus Dina.

"Oh gitu." jawab Danu, kemudian Danu dan teman-temannya berjalan meninggalkan lapangan menuju ke ruang ganti meninggalkan Dina sendirian di lapangan tersebut.

Sebenarnya mereka memang ingin berhenti bermain karena sebentar lagi jam pelajaran selanjutnya akan dimulai, tapi mengingat Dina anaknya juga pelupa sekalian saja mengerjai Dina. Sedangkan Dina yang ditinggalkan sendirian hanya memasang wajah betenya, dengan menghentakkan kaki dia berjalan kembali ke kelasnya.

"Iss ngeselin banget sih, bikin bete aja males banget ah sama anak-anak cowok, lihat aja nanti Dina bales." celoteh Dina selama diperjalanan menuju ke kelasnya dengan ekspresi kesalnya.

bughh.

Ketika Dina berjalan dengan ekspresi kesalnya, tidak sengaja ia menabrak geng Alia yang sedang asyik berjalan menuju ke perpustakaan.

"Mampuss, nabrak cabe lagi," gumam Dina yang ternyata masih bisa didengar Alia dan teman-temannya.

"Apa lu bilang? coba ulangin Din," bentak Alia.

"Eh apaan sih Al, orang Dina nggak ngomong apa-apa. Salah dengar kali, coba bersihin dulu deh telinganya biar nggak salah dengar. Udah ah Dina mau balik ke kelas jangan halangi Dina."

About Together (End dan Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang