Bagian 10

38 21 0
                                    


Di perjalanan pulang, Dina hanya diam tidak bergeming, dia sedang sibuk berkutat dengan pikirannya mencari ide. Setelah dia mendapatkan sebuah ide, Dina kembali bersuara.

"Bang Didit," panggil Dina.

"Iya dek," jawab Didit masih fokus dengan menyetir mobilnya.

"Mampir ke caffe bentar ya, laper," bujuk Dina.

"Ayolah," semangat Novi.

"Caffe yang mana?" Dini antusias.

"CaffeCa tempat biasa," ujar Dina.

"Ya udah, ayolah." Didit sangat bersemangat setiap kali Dina mengajak ke CaffeCa tempat biasa mereka nongkrong. Pasalnya Didit menyukai seseorang perempuan yang bekerja di Caffe tersebut, dia bekerja sebagai penyanyi yang menghibur pembeli-pembeli di sana.

"Semangat banget bang." kekeh Dina.

Hanya Dina yang mengetahui hal tersebut, sebab Didit curhatnya hanya kepada Dina. Kelima saudaranya memang lebih suka curhat kepada Dina, walaupun otaknya terkadang suka tidak beres namun kalo soal memberikan solusi dalam suatu permasalahan dia lah ahlinya, begitulah menurut kelima saudaranya tersebut.

Di dalam Caffe, Dina beserta ketiga saudaranya memesan makanan kesukaan mereka masing-masing, bukan pertama kalinya mereka ke Caffe tersebut.

Didit sibuk melihat ke arah seorang perempuan yang sedang bernyanyi di Caffe tersebut. Sementara Novi dan Dini sibuk menggosip sesekali menjahili Didit, sedangkan Dina, dia sibuk mengotak-atik ponselnya. Dia fokus  chattingan dengan Carla dan Salsa di grub chat mereka, tidak hanya itu ia juga sibuk ngerusuh di grub chat KWI. Ketika dia sedang asyik ngerusuh sebuah notif masuk

Ting

Danu

Dina

Iya Danu

Lagi apa?

Duduk sambil bernafas

Sama siapa?

Sama saudara yang nggak ada akhlak

Oh

Iya Danu

Liat ke sebelah kiri

Kenapa?

Read.

"Read aja terus mas iya." gumam Dina kesal.

Dina langsung menoleh ke sebelah kiri nya, di sana dia melihat Danu sedang duduk bersama kedua temannya yaitu Rangga dan yang satunya lagi Dina tidak mengetahui siapa dia. Danu sedang melihat ke arahnya dengan ekspresi datar seperti wajah-wajah orang yang pengen di tampol, sementara Dina dia tersenyum kikuk.

"Oy dek kenapa senyum-senyum?" tanya Didit.

"Itu loh bang ada pangeran, calon pacar Dina," jawab Dina ngasal.

"Mana?" tanya Novi dan Dini kompak.

"Cie kompak, itu loh kak," Dina menunjuk ke arah Danu.

"Pangeran?" tanya Didit lagi.

"Iya abang, Dina ke sana boleh? Biasa mau pdkt an." cengir Dina.

Novi, Dini dan Didit langsung berdiri kemudian mereka saling merangkul membentuk lingkaran untuk berunding mempertimbangkan boleh apa tidak, sedangkan Dina hanya diam menunggu jawaban dari mereka.

About Together (End dan Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang