Bagian 52

16 3 0
                                    

"Kamu adalah wanita kuat yang pernah aku kenal. Meskipun lelah kamu tetap berusaha untuk semangat dan bertahan sejauh ini."

~Boy

Danu datang ke rumah untuk mengajak Dina keluar seperti yang dia katakan tadi sore, dia juga sudah meminta izin kepada kedua orang tuanya Dina dan Danu mendapatkan izin dari kedua orang tuanya Dina.

Dina yang sudah siap, menghampiri Danu, setelah itu mereka berdua berpamitan untuk pergi. Moment berdua dengan Danu itu sangat jarang, Dina tidak akan menyia-nyiakan setiap waktu bersamanya.

Jalan kota di malam hari yang ramai, bintang yang bertaburan indah di langit malam, suara kendaraan yang lalu lalang di jalan raya mulai menyambut Dina dan Danu. Dina sangat menikmati perjalanannya, Danu sedikit melirik ke arah Dina yang hanya diam tidak seperti biasanya. Tanpa sengaja Danu teringat akan foto yang dikirim nomor tidak dikenal tadi siang.

Dina yang sudah tidak tahan akan kesunyian di dalam mobil mulai membuka suaranya, berniat mengeluarkan lelucon-lelucon nya yang mungkin akan garing jika dilontarkan kepada Danu manusia es. Namun, dia tidak peduli akan hal tersebut Dina berpikir yang penting suasana di dalam mobil tidak sunyi seperti kuburan di sebelah rumah om nya.

"Danu," panggil Dina.

"Hmm,"

"Kita mau ke mana?"

"Supermarket,"

"Setelah itu ke mana?"

"Terserah Dina aja,"

"Beneran?"

"Iya,"

"Gimana kalo kita ke KUA," ucap Dina asal.

"Ngapain?"

"Bersihin halamannya, lumayan udah dapat duit, dapat pahala lagi karena membantu membersihkan halaman KUA," celoteh Dina.

"Susu Dina lah,"

"Ha? Apa? Susu Dina? Is Danu otaknya kotor, perlu Dina bersihin nih,"

"Suka-suka Dina lah maksudnya,"

"Oh, kalo ngomong jangan singkat-singkat makanya, padahal tadi niatnya Dina mau nabok tapi nggak jadi,"

"Kenapa?"

"Sayang, nanti pangerannya Dina kesakitan,"

"Alay,"

"Is, tahu ah."

Dina diam, Danu yang melihat perubahan ekspresi Dina mulai sedikit merasa bersalah karena kata-kata yang barusan dia keluarkan. Baru saja Danu ingin meminta maaf, ekspresi Dina mulai berubah kembali, Danu semakin tidak mengerti dengan wanita satu ini. Moodnya bisa berubah dalam hitungan detik, alhasil Danu mengurungkan niatnya untuk meminta maaf atas perkataan yang dia lontarkan kepada Dina tadi.

"Danu,"

"Iya,"

"Dina mau nanya boleh?"

"Boleh,"

"Kalo misalnya nih, Dina pergi dari hidupnya Danu untuk selamanya. Bagaimana dengan perasaan Danu?"

"Maksudnya? Dina mau pergi dari kehidupan Danu?"

"Misalnya, nggak beneran kok. Ya kali Dina udah susah-susah dapetin hati manusia es, malah Dina tinggalin kan percuma perjuangan Dina selama ini," jelas Dina.

"Ya, perasaan Danu, nggak tahu,"

"Masa nggak tahu,"

"Sakit."

About Together (End dan Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang