Pembalasan

170 23 14
                                    

"OPPAAA....." rengek Jeno

"GELI JENO! DIA OPPA GUE"

"JAEMINAAA..!"

"JANGAN DIKUPING GUE!"

"Aduh... JENO KAMBING!" teriak Soojin

"MA..JENO PUKUL KEPALA AKU!"

"BERISIK BABON!" pekik Jeno

"Ya lo duluan njir!"

"Kok lo nyalahin gue sih Bell?!"

"Ya emang ini gara-gara lo! Kenapa lo malah lari ninggalin dia!?"

"Heh! Lo juga ikutan lari kalo lupa!"

"Salah lo, kenapa berhenti dibelakang mobil Jaemin !? Ha!"

"Salah Jaemin yang berhenti ditengah jalan!"

"Berarti ini salah Jaemin kan!?"

"Iya, salah Jaemin!"

"JENO SIALAN!!"

"EOMMEONIE BELLA NGOMONG KASAR!"

"MAMA TOLONGIN SOOJIN!"

"BERISIK!" teriak Jaemin

Jaemin meninggalkan keduanya diluar begitu saja.
Kedua insan yang  bertengkar itu kini tengah berada diatap rumah Soojin.

Pagi hari tadi, saat bangun tidur Jaemin sengaja melempar ponsel Soojin dan kunci mobil Jeno keatap rumah, saat mereka sedang naik mengambilnya Jaemin dengan sengaja menjatuhkan tangga yang digunakan keduanya untuk naik.

"Gue bilang juga apa, Jaemin lebih nyeremin daripada mereka" gumam Jeno

"Gara-gara siapa coba"

"Gue capek Bell"

Keduanya menghela nafas, duduk bersandar pada pinggiran pembatas atap rumah. Jeno tak berniat mendebat Soojin. Panas, sinar matahari menyengat langsung dan tidak ada tempat berlindung.

Sebenarnya agak jauh dari mereka itu balkon kamar Soojin dan Jaemin, tapi itu ide yang buruk. Karena atap teras yang dicor beton tidak sampai ke kamar Soojin. Jika ia memaksakan melangkah, mungkin saja ia justru terjatuh karena atap rumah yang roboh menahan bebannya.

"Bell, dia emang sejahat itu ya sampe suruh orang buat nyerang lo?" tanya Jeno

Yang semalam itu Soojin sangat yakin kalo mereka juga bagian dari perbuatan Eunha. Untung saja semalam masih ada Jeno. Soojin tidak bisa membayangkan jika dirinya dan Jaemin habis dikeroyok sekelompok pria besar itu.

Mereka belum membahasnya lagi, karena saat pulang Jaemin juga tidak mengatakan barang sepatah kata pun. Kedua manusia itu merasakan aura hitam disekeliling Jaemin. Bayangkan saja, saat ditinggal kabur dan dikejar oleh lima orang dewasa berbadan besar. Apa tidak panik?

"Lo juga udah denger sendiri kan dari Jaemin"

Sebuah mobil Bentley bacalar berwarna gold melewati pagar rumah Soojin.
Gadis itu menundukkan kepalanya begitu melihat mobil itu memasuki pekarangan rumahnya.

"Siapa emang?"

Belum sempat Jeno melihat namun kepalanya sudah ditarik kebawah oleh Soojin.
Gadis itu mengintip dari atap, yang diikuti oleh Jeno.

"Cowok lo? Lo suruh dia kesini?" lirih Jeno.

Ia tak mengerti kenapa repot-repot bersembunyi mengikuti Soojin, ia bahkan mengecilkan volume suaranya agar tak didengar oleh pria dibawah sana.

"Ponsel gue mati dilempar Jaemin, gimana bisa ngehubungin dia"

Jaemin mendekat menemui Ten yang bersandar di pintu mobilnya, kedua pria itu terlihat berbincang sebentar namun tak terdengar suara apapun dari atas.
Padahal mereka tidak setinggi itu.

Sunbae! [END] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang