Pertemanan Pertama Dengan Jeno

162 26 1
                                        

Tok tok tok

Tok tok tok

"Soojin-ah, open the door!"

Tok tok tok

Tok tok tok

Jaemin terus saja mengetuk pintu kamar Soojin, sekarang pukul 7 malam dan Soojin tidak mungkin sudah tidur.

Begitu Jaemin membaca grup chatt di ponsel Jeno, ia langsung bergegas pulang dan membuat Haechan serta Renjun bertukar pandang bingung.

"Na Soojin!" seru Jaemin.

Tapi gadis itu tak kunjung membuka pintu. Jaemin cemas.

"Hyung?! mwohae?" pekik Ian dari lantai satu.

Jaemin berjalan ke lantai dasar mendekati Ian yang tengah berdiri menatapnya dengan kedua tangan memegang beberapa butir buah anggur.

"Ian-ah, dimana noona?" tanya Jaemin.

Ian meletakan beberapa buah itu diatas diperutnya yang ia tahan dengan tangan kiri, sedang tangan kanannya terulur kepada Jaemin memberikan sebutir anggur kepadanya.

"Noona tadi disuruh mama nganter kue"

Jaemin berlutut memakan anggur itu dari tangan Ian, kemudian menggendongnya kedapur.

Terlihat mamanya yang sedang memotong kue diatas piring dan makan malam yang sudah siap menunggu untuk disantap.

"Maa.." Panggil Jaemin.

"Oh? Jaemin-a .. wae?"

"Soojin kemana?"

"Kerumah Jeno sebentar, mama suruh dia nganterin kue buat Tante Irene"

"Jaemin hyung bau keringat" ujar Ian yang kini menutup hidungnya.

Jaemin terkekeh, menggemaskan sekali adiknya ini. Dia pandai menyindir.

"Baiklah, Jaemin hyung mandi dulu"

"Mandi dulu terus makan" ujar mama.

Jaemin mengangguk, ia sempatkan mencium pipi Ian sebelum melangkah pergi meninggalkan bocah itu.

"Ishh... mandi sanaa!" pekik Ian.

Rumah Jeno tidak begitu Jauh, mungkin sekitar 10 menit menggunakan sepeda karena rumah Jeno berada di dekat pintu masuk perumahan mereka. Sedangkan rumah Jaemin berada diblok tengah dekat dengan taman komplek.

Sebegitu pentingnya kah hingga Jeno ingin selalu berada didekat mereka?

Ketika masih di London saat TK dulu, Jeno kecil dan teman-temannya sedang bermain dilapangan perumahan mereka.

Musim panas saat itu Jeno habiskan waktunya bermain sampai sore hari, saat perjalanan pulang ia dan ketiga temannya berjalan beriringan dengan saling melempar candaan.

Salah seorang temannya kala itu iseng menggoda seekor anjing didalam pekarangan rumah orang.

Ia menggonggong mengikuti gonggongan anjing itu.

Beberapa dari mereka mengingatkan termasuk Jeno. Tapi sialnya, ternyata tali pengikat anjing itu terlepas. Dan mengejar mereka ber-empat.

Ke-empat anak laki-laki itu reflek berlari sembari berteriak. Dan jangan lupakan Jeno yang tertinggal dibelakang berusaha mengejar teman-temannya.

Jeno saat itu berbeda dengan Jeno dewasa sekarang, ia menangis sambil berlari dan memanggil ibunya.

"Oemmaaaaa  .."

Sunbae! [END] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang