Maaf untuk yang udah menunggu.. semoga kalian tidak ngambek dan terhibur dengan chapter ini. 🙏🙏
Jangan lupa seperti biasa, tinggalkan komen dan like ya 😘😘
Selamat membaca 😘😘😘
-------------------------------------------
Sebelumnya...
Tanpa ia sadari ia mendekatkan kepalanya, sedang tangannya menarik bahu Tiffany agar lebih menempel padanya. Dan tanpa ia sadari pula sebuah ciuman mendarat di rambut brunette yang menguar bau stroberi.
Deg deg!
Jantungku..
"Hmm." Gumam Tiffany kecil sambil bergerak mencari posisi nyaman. Namun semua itu sungguh tidak nyaman bagi Taeyeon karena posisi Tiffany sedang menghadapnya dan hembusan nafas damainya menyentuh kulit leher.
Deg deg!
Kenapa? Tanyanya dalam hati, menyadari detak jantungnya berpacu tidak normal.
Selama setengah jam sisa perjalanan ke Seoul Taeyeon tidak bisa tidur. Tangan dan kakinya terasa kram karena memangku serta menahan tubuh Winter yang tertidur, ditambah posisi tidur Tiffany yang intim.
Beberapa kali bulu kuduknya meremang, bukan hanya karena cuaca angin malam yang dingin tapi juga disebabkan hembusan nafas Tiffany menyentuh tepat di bawah telinganya.
Jantungnya berdegup tidak beraturan, namun sebisa mungkin ia berpikir positif dengan menganggap itu dikarenakan posisi yang tidak nyaman saat duduk. Entah alasan itu benar atau salah, yang pasti ia tidak ingin membuat kesimpulan lain yang menurutnya tidak masuk akal.
"Nona Kim kita sudah hampir sampai." Seru pilot melalui headset yang terhubung dengannya.
"Baiklah, aku akan bangunkan mereka dulu." Jawab Taeyeon pelan namun masih bisa di dengar oleh sang pilot.
"Siap nona Kim."
Melihat sang pilot yang sudah memutuskan sambungan headphone dengannya, Taeyeon pun mulai membangunkan dua wanita yang tertidur.
Well, sebenarnya kasihan juga, tapi ia tidak mau mereka terkejut saat mendarat nantinya. Bisa saja mereka mengalami jetlag ekstrim karena tidak ada persiapan saat mendarat.
"Tiff, bangun.. kita sudah sampai." Panggil Taeyeon namun tidak ada reaksi dari wanita berambut brunette itu.
"Tiffany.." panggil Taeyeon lagi, tangannya mengusap pelan lengan yang ia peluk selama perjalanan. Berharap wanita di sampingnya bisa bangun sebelum ia beralih membangunkan putrinya.
Namun seperti sebelumnya, Tiffany terlihat tidak terganggu sama sekali.
"Tiffany.. hei.." kali ini, Taeyeon dengan terpaksa menepuk lengan Tiffany pelan, tidak ingin mengejutkan dengan kontak yang berlebihan.
"Hmm?" dehem Tiffany kemudian.
"Kita sudah sampai." Ucap Taeyeon lagi mencoba memanggil kesadaran Tiffany dari alam mimpi.
"Oh? Maaf." Ucap Tiffany, refleks menjauhkan kepalanya dari bahu Taeyeon yang terasa nyaman untuk dijadikan senderan itu.
Tangannya terangkat, mencoba memanggil nyawanya yang masih berkelana di alam mimpi sambil merapikan rambutnya.
"Its okay." Ucap Taeyeon. Lalu wanita Kim beralih mengusap pelan bahu putrinya dengan tangan yang sudah di bebaskan dari bahu Tiffany. "Sayang.. bangun.. Apple kita sudah sampai di rumah." Bisik Taeyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Machine
Fanfiction21+ ---------------------------------------------- Its about Mistake and Regret. ---------------------------------------------- Taeyeon seorang yang dingin, tidak percaya akan cinta dan berambisi untuk mengambil alih perusahaan keluarga. Tiffany, se...