Sabtu lagi nih. Makasih banyak atas feedback, komen dan vote-nya. Semoga gw tetep konsisten update tiap Sabtu ye. Semua juga berkat komen kalian yang lucu dan menghibur.
Jangan lupa terus komen ceritaku.
Selamat membaca 😘😘😘
-----------------------------------------------
Saat sudah di dalam mobilpun Jessica tidak segera mengemudikan mobil. Mencoba mengumpulkan kekuatannya agar tidak terjadi kecelakaan jika gegabah menyetir.
"J-Jae Oppa." Gumamnya, meraih ponsel di tasnya, berniat menghubungi Jaejoong.
Biasanya mencari satu aplikasi di ponsel pintar berlogo kesemek itu hanya membutuhkan 5 detik. Tapi karena dilanda kalut, bahkan untuk membuka kunci saja Jessica harus berulang-ulang.
Tangannya masih gemetar, begitu pula dengan ponselnya yang ikut bergoyang. Dan karena tidak seimbang, ponselnya terjatuh di bawah kakinya. Membuatnya mematung beberapa saat sebelum berteriak frustasi.
"Aaaarrrggghh!" Teriaknya seperti suara dolphin yang memekakkan telinga. Di pukulnya stir mobil tak berdosa itu beberapa kali sebelum mengacak rambutnya sendiri hingga kusut.
Kini penampilan Jessica berantakan. Air matanya menggenang dan ia tidak tahu lagi harus berbuat apa.
Taeyeon. Wanita yang selama ini ia kira memiliki perasaan padanya sedang menyembunyikan sesuatu yang besar. Sesuatu yang bisa membuat gempar, tidak hanya untuk keluarga Kim tapi juga perekonomian negara. Meski hanya sekilas Jessica dapat melihat dengan jelas bahwa gadis kecil itu keturunan Kim. Yang artinya janinnya sudah tidak bernilai lagi.
Seketika Jessica menunduk. Tangannya mengelus perutnya yang masih rata. Mengasihani janinnya yang jika nanti lahir pasti akan menjadi yang kedua. Semua ini karena Tiffany dan putrinya.
Kenapa mereka harus ada? Kenapa pula Taeyeon terlibat dengan janda- tunggu. Jika gadis kecil itu anaknya Taeyeon, apakah itu artinya..
"Argh!" Sekali lagi Jessica memukul stir mobilnya. Menggeleng kuat untuk mengenyahkan pikiran aneh yang tiba-tiba hinggap di kepalanya. Termasuk juga status Tiffany saat ini.
Apakah Tiffany masih bisa disebut seorang ani-ani?
^^
"DADDY!" Teriak Apple Pie, berlari menghampiri ayahnya sambil membawa dua buah krayon warna biru dan ungu di tangannya.
Taeyeon yang sore itu baru masuk ke ruang keluarga, secara refleks menekuk lututnya, sejajar dengan tinggi putrinya. Tak lupa merentangkan tangan siap menyambut pelukan hangat.
"Daddy tumben pulang cepat?" Tanya si kecil mengalungkan tangan di leher ayahnya dan tersenyum ketika tubuhnya diangkat, di gendong menuju sofa.
"Karena Daddy sangat merindukan putri Daddy. Apa yang sedang kau lakukan sayang?" Gemas, Taeyeon mencapit hidung putrinya yang langsung terkikik.
"Mewarnai." Jawab si kecil. Dan benar saja, di meja dan karpet terdapat beberapa krayon bercecer, juga sebuah buku gambar yang belum selesai diwarnai.
"Oh Noona. Kau sudah pulang?" Sapa Key.
"Kau pikir?" Melihat adiknya yang sore ini sudah ada dirumahnya membuatnya memutar bola matanya malas. Taeyeon menurunkan Apple di atas sofa lalu tangannya terulur menyerobot gelas berisi jus jeruk dari tangan Key.
"Yah Noona!" Protes Key menatap horor kakaknya yang sedang meminum jusnya.
"Wae?" Dengan santai Taeyeon bertanya. Seperti orang tidak berdosa lalu kembali menenggak hingga tandas jus jeruk itu. Melegakan tenggorokannya yang sempat kering.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Machine
أدب الهواة21+ ---------------------------------------------- Its about Mistake and Regret. ---------------------------------------------- Taeyeon seorang yang dingin, tidak percaya akan cinta dan berambisi untuk mengambil alih perusahaan keluarga. Tiffany, se...