17. Pengakuan

2.9K 297 484
                                    

Ini udah Minggu ya? Padahal rasanya baru kemaren update chapter 16 🤧🤧

Semoga suka, jangan lupa vote dan komen ya 😘😘

Selamat membaca 😘😘😘

-----------------------------------------

"

Ne.. jaga diri baik-baik disana. Kalau Yoong macam-macam, bilang ke unnie." Ucap Tiffany sedikit bercanda, terkikik kecil yang juga disusul kikikan kecil dari sebrang sambungan.

Dapat Tiffany pastikan kalau adiknya sekarang sedang tersipu di sebrang sana.

"Kau tidak adil unnie. Kenapa aku tidak boleh kalau kau saja bisa macam-macam dengan nona Kim disana?" Terdengar protesan Yoona dari sebrang yang membuat keadaan berbalik.

"Yoong!" Protes Tiffany, namun tidak bisa menutupi senyum kecil serta rasa panas pada pipinya.

"Jangan dengarkan si rusa ini unnie. Hyunie bisa jaga diri kok. Salam buat Apple pie dan Taeyeon unnie." Kini giliran Seohyun yang menjawab, namun Tiffany masih mendengar pelan suara Yoona yang justru merengek, membuat ibu muda menggeleng kecil.

"Ne nanti kusampaikan. Kalian baik-baik disana." Jawab Tiffany lagi.

"Ne.. bye unnie."

"Bye.."

Tut.

Tiffany mematikan ponselnya setelah selesai bicara dengan Seohyun di sebrang sana.

Well, adiknya itu sepindahnya ke Seoul bukan justru ikut dengannya tapi lebih memilih tinggal dengan kekasihnya.

Dan sebagai seorang kakak, Tiffany hanya bisa menyetujuinya. Lagipula ia percaya pada Yoona. Selama dua tahun ini, gadis bermarga Im selalu baik dan peduli pada Seohyun, jadi tidak ada alasan untuknya mencegah keputusan mereka untuk tinggal bersama.

Lalu, setelah ini gilirannya untuk mencari lagi rumah kontrakan dengan harga relatif.

Yap.. Tiffany ingat, sebelum pindah ke Seoul, Taeyeon mengatakan sendiri bahwa ia tidak akan tinggal di rumahnya. Meski sampai sekarang wanita berstatus pewaris Kim tidak membicarakannya lagi, bukankah lebih baik ia mengantisipasi?

Ini bukan berarti ia menyerahkan Winter begitu saja. Sampai kapanpun ia akan memperjuangkan hak asuh Winter bersamanya.

Namun, jika menilik segala fasilitas yang dimiliki Taeyeon, Tiffany merasa sangat rendah. Apapun yang dibutuhkan putrinya, Taeyeon pasti sanggup mengabulkannya. Sedangkan dia? Mau kerja banting tulang, jungkir balik 24/7 seminggu selama seumur hidup, belum tentu bisa menandingi.

Iseng-iseng ia membuka aplikasi jasa yang menawarkan rumah kontrakan. Sekedar ingin tahu apakah di daerah dekat rumah Taeyeon ada pemukiman yang lebih manusiawi.

Yap, manusiawi karena perumahan yang dihuni saat ini tidaklah wajar menurutnya.

Bagaimana tidak, selama seminggu menetap di rumah besar ini, ia menemukan fasilitas-fasilitas di luar nalar namun ada di dalam satu rumah.

Contohnya kolam renang luas dengan view danau di halaman belakang, dinding kolam pun terbuat dari kaca tebal yang tembus pandang. Home teather yang ada di dalam salah satu pintu di lantai satu, perpustakaan besar, mini bar, ruang penyimpanan anggur dan jangan lupakan dengan helikopter serta lapangan parkir yang ada di samping rumah.

Lalu apalagi yang ada di rumah ini? Tiffany penasaran apakah Taeyeon juga punya boat dan dermaga pribadi untuk mengelilingi danau di belakang rumah?

Time MachineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang