28. Thats Word

916 133 80
                                    

Sorry guys. Maaf banget semalam ga sengaja kepencet publish pas lagi ngedit sambil ngantuk. Sebenarnya belum mau update hari ini tapi sebagai permintaan maaf di cepetin updatenya.

Semoga suka dan jangan lupa vote dan komen 😘

Selamat membaca 😘😘😘

-----------------------------------------------

"Dokter Jung, tolong jangan tolak aku sekali ini saja. Aku hanya mengkhawatirkanmu-"

"KWON YURI!"

Plak!

Jessica mendaratkan sebuah tamparan keras ke pipi Yuri. Membuat wanita yang juga berprofesi sebagai dokter itu menatap tidak percaya sambil memegangi pipinya yang panas.

"Aku tidak butuh belas kasihan darimu." Ucap Jessica dingin, tanpa merasa bersalah sedikitpun. "Keluar." Tambahnya sambil berpaling. Tidak sudi melihat wanita itu lagi.

Yuri pun meletakkan tas berisi makanan tersebut di atas meja. Entah nanti akan dimakan atau di buang, Yuri sudah pasrah.

Sekali lagi ia menatap Jessica yang masih memalingkan wajah. Helaan nafas keluar sebelum ia beranjak keluar.

Tangan wanita itu hampir memutar kenop pintu sebelum menoleh ke belakang. "Aku khawatir bukan karena kasihan tapi peduli." Ucapnya lalu menghilang di balik pintu.

^^

"Key?" Terkejut Tiffany melihat Key membawa barang yang cukup besar di tangannya.

"Hai Tiff. Aku ada hadiah untukmu." Sapa Key menyerahkan barang tersebut pada Tiffany yang menerima sambil bingung.

"Hadiah? Tapi aku tidak sedang ulang tahun." Tolaknya secara halus.

"Sudah terima saja." Key bersikukuh menyuruh Tiffany menerima barang tersebut. Dan sebelum Tiffany kembali protes, si keturunan ketiga Kim tersebut mengalihkan pembicaraan. "Oh dimana si pebalap kecil?"

"Dia seda-"

"Uncle!" Tiffany dan Key menoleh mendapati Apple berlari, wajah dan bajunya kotor terkena tepung dan coklat. Sepertinya gadis kecil itu sedang mengganggu Seohyun di dapur.

"Apple wajahmu-" Tiffany menggeleng sebelum meraih tisu di meja kasir. Mencoba membersihkan coklat yang ada di pipi putrinya.

"Hehe.. Apple sedang membuat kue bersama aunty mom." Jawab Apple pie tersenyum lebar, senyum yang membuat Tiffany teringat akan Taeyeon karena senyum mereka yang mirip.

"Oh ya? Kue apa yang sedang Apple buat?"

"Kue.. kue.. sebentar." Winter mengetuk dagunya seolah sedang berpikir keras sebelum berlari ke arah dapur. "Aunty!" Teriaknya dari dapur yang masih terdengar oleh Tiffany.

"Dia sangat menggemaskan." Komen Key.

"Ne." Jawab Tiffany singkat. Entah kenapa Tiffany cepat akrab dengan Key. Awalnya Tiffany canggung berada di dekat adik iparnya itu, tapi dengan pembawaan Key yang ramah membuat Tiffany nyaman.

"Boleh aku menyusulnya?"

"Asal kau tidak merecoki Seohyun saja." Canda Tiffany yang langsung dibalas tawa oleh Key.

Tiffany kembali ke konter kasir setelah melihat Key pergi ke dapur. Menyelesaikan pekerjaan menyusun kue yang sudah siap dijual.

Tak lama berselang bunyi lonceng pintu terdengar. Tiffany yang sedang menyusun macaron segera berdiri menyambut pengunjung. Namun tiba-tiba si ibu muda terdiam melihat wanita yang memakai setelan blues maroon dan rok sepanjang bawah lutut warna moca menatapnya dingin.

Time MachineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang