34. Maybe

622 101 60
                                    

Mohon maaf udah lama ga up cerita ini. Sebenernya aku sedikit lupa alurnya saking lamanya ga nulis ini epep. Tapi semoga kalian masih dapet feel-nya.

Jangan lupa vote dan komen.

Selamat membaca 😘 😘 😘

-------------------------------------------------

Sebuah tirai tinggi di buka. Kain berwarna putih menjuntai panjang membentuk ballgown cantik. Tiap detail bertaburan berlian Swarovski menambah elegan gaun tersebut. Bagian dada yang sengaja di buat rendah, memperlihatkan aset payudara yang berisi dan indah sedikit mengintip dari celah. Serta lengan sabrina memberlihatkan betapa mulus bahu si pemakainya.

"Bagaimana?" Tanya sang wanita sambil berpose ala model. Rambutnya hanya di gerai dan di satukan di sebelah kiri, wajah ayu berhias make up tipis, tidak serta merta mengurangi keanggunan alami yang di miliki.

"Perfect."

Senyum keluar dari bibir tipis sang wanita. Bangga karena gaun tersebut adalah hasil design-nya sendiri yang sengaja di buat untuk hari penting nanti. Di bantu oleh designer dari butik terkenal dalam negeri, sehingga hasil karyanya memenuhi ekspektasi.

"Thank you hubby." Ucap sang wanita. Satu tangan di gunakan untuk memegangi gaunnya sedangkan tangan kiri meraih tangan lelaki yang sedang membantu menuruni stage rendah yang biasa digunakan untuk fitting gaun.

"Nah dengan gaun seperti ini perutmu tidak akan terlalu terlihat. Benarkan Jae?" Seorang wanita baya menambahi. Duduk di sofa sambil menikmati Darjeeling tea. Penampilannya sangat elegan, memakai setelan mahal Prada keluaran terbaru. Ditambah aksesoris perhiasan dari merk terkenal menempel di tangan serta leher.

"Benar Mom." Jaejoong menyetujui.

"Apa perutku sudah terlihat besar Mom?" Tanya Jessica, melirik ke perutnya lalu menatap ibunya untuk meminta pendapat. Karena selama kehamilannya ia merasa banyak perubahan dalam dirinya.

"No.. no.. no sayang. Perutmu masih ramping seperti sedia kala." Ucap nyonya Jung, mengibaskan tangan di depan mukanya, tidak ingin putri kesayangannya berpikir negatif.

"Benarkah oppa?" Kini Jessica menoleh pada Jaejoong dengan alis naik satu.

"Ya Sayang. Tenang saja." Jawab keturunan Kim itu.

"Aku tidak sabar ingin segera memakainya." Ucap Jessica, tersenyum manis pada Jaejoong yang juga tersenyum padanya.

🍃🍃

"Mommy!"

Saat memasuki rumah, suara Winter menyapa. Gadis kecilnya berlari menghampiri sambil melebarkan kedua tangan. Wajahnya tampak cemong-cemong bekas coklat dan tepung. Entah apa yang sedang gadisnya lakukan selama ia pergi.

Tiffany yang mengerti maksud putrinya segera berjongkok, menunggu putrinya berlari dalam pelukannya.

Pelukan dari Winter membuat Tiffany sesaat melupakan fakta baru yang ia dapat.

Puas berbagi pelukan hangat, Tiffany pun mengangkat tubuh gadisnya untuk ia gendong.

Namun Taeyeon yang mengerti bahwa istrinya sedang dalam suasana hati yang buruk berniat mengambil Winter dari gendongan Tiffany. "Sayang, Mommy lelah-"

"Tak apa Tae." Tiffany langsung menginterupsi, tidak ingin Taeyeon ataupun Winter khawatir dengan kondisinya.

"Kau yakin?" Tanya Taeyeon memastikan.

"Hum." Tiffany mengangguk. Membuat Taeyeon menghela nafas pelan.

"Mommy sakit?" Sang putri menjauhkan wajahnya sebentar untuk menatap ibunya, kilatan khawatir terlihat jelas di mata beningnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Time MachineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang