Krystal terlihat sibuk menata tamu ruangan sedangkan sang ibu, Amy terlihat menyiapkan makan malam di meja. Dan Edgar, sang ayah sedang menghias pohon natal. Apartemen mereka tidak terlalu besar ataupun kecil. Terlihat sederhana, dan cukup untuk mereka bertiga. Setiap ruangan terasa hangat dan rapih berkat Amy yang rajin membersihkan rumah. Krystal terlihat lebih santai dalam menyambut makan malam, mengenakan sweater merah maroon dan celana panjang. Bahkan, make-up yang ia kenakan lebih sederhana dari biasanya. Rambut Krystal terurai indah dibawah lampu kelap-kelip ruangan.
Acara seperti ini sudah biasa mereka lakukan, baik Krystal dan sahabat-sahabatnya selalu bergilir untuk makan malam bersama menjelang natal. Jam menunjukkan tepat 7 malam dan bel berdering. Tamu pertama yang datang adalah Mara dan Jarl, membawa makanan dan beberapa kado untuk tuan rumah Amy dan Edgar. Kedua orang tua Krystal menyambut dengan hangat, mereka berdua sudah tahu siapa sahabat-sahabat Krystal ataupun pria-pria yang berusaha mendekati anak tunggalnya.
Kini suara semakin ramai akan kedatangan Nilam dan Sven. Mereka berdua telihat santai dan tentu membawa hadiah. Edgar terlihat setengah tersenyum menatap Sven yang mengenakan kaos polo ketat bewarna kuning. Tidak hanya mereka saja, Krystal terkejut karena Karl datang. Edgar tentu melirik ke arah pintu, Karl memberikan senyuman terbaik dan pakaian yang terlihat berkelas namun santai dan sopan. Rambut blonde Karl di tata rapih. "Selamat malam." Edgar terdiam sejenak hingga Amy menyuruh Karl untuk masuk.
"Eloise." Krystal memeluk erat Eloise. "Aku merindukanmu!" Mereka berdua berpelukan cukup lama, berbincang sebentar dan mengenalkan Eloise pada sahabat-sahabat terbaik Krystal. Eloise mengenakan dress kasual bewarna putih bermotif bunga-bunga. "Hmm jadi kamu yang bernama Eloise!" Semangat Jarl. Eloise tersenyum. "Haha tenang saja, Krystal selalu membicarakan tentang dirimu. Kamu sangat cantik!" tambah Sven.
Krystal terlihat memegang ponsel, mengigit bibir bawah berjalan kesana kemari. Karl berusaha keras untuk bisa berbincang dengan Krystal, namun tubuh besarnya terlalu menghabiskan tempat untuk menghentikan Krystal yang tak bisa diam, lagipula Edgar terus menatap Karl dari kejauhan. Bel kembali berdering, Krystal merapihkan rambut dan baju menuju pintu dan. "Jules." Mendengar nama itu membuat orang di dalam sedikit menengok. "Hei, Krystal. Maaf aku telat!" Krystal memberikan Jules pelukan dan ciuman di pipi kanan dan kiri, senang akan kehadiran Jules Isaias.
"Waaaw! kamu terlihat sangat cantik!" Puji Sven kagum akan Jules yang mengenakan blouse coklat susu, dan celana hitam membuatnya terlihat sensual. "Terima kasih." Sopan Jules yang tak sengaja menatap Nilam yang sedari tadi menatap kedatangan Jules. "Baiklah, sebaiknya kita mulai makan malam." ucap Edgar. "Aku rasa semua tamu sudah kelaparan!" Krystal mengigit bibir bawah sementara Amy dan Edgar mulai duduk di kursi, begitu juga di ikuti oleh para tamu. Ada satu kursi kosong di samping Jules. "Sepertinya ada yang belum datang." tatap Edgar pada Krystal.
"Sepertinya dia telat, bagaimana kalau kita makan duluan saja tuan Edgar. Aku yakin semua sudah sangat lapar." Senyum Nilam yang di setujui oleh Edgar. Mereka semua berpegangan tangan sementara Edgar memimpin doa. Sebelum mengucapkan kata Amin, bel berdering membuat Krystal segera berdiri melepas tangan Nilam dan Jarl. Berjalan cepat menuju pintu, dan membuka. "Amber!" Dengan cepat Krystal memeluk Amber yang masih berdiri bagaikan patung.
Krystal tersenyum lebar, menatap Amber dari atas sampai bawah. "Kau terlihat..." Kemudian menatap wajah Amber. "Luar biasa! seperti ingin mengajakku untuk dinner berdua saja." Mereka berdua tersenyum hingga terdengar suara Edgar. "Krystal." Edgar menatap Amber yang masih berdiri di depan pintu. Rambut brunette yang cukup rapih, kemeja lengan panjang yang menutupi tatto di lengan, celana jeans tanpa sobekan, serta sepatu bots mengkilap tanpa kotoran. Juga membawa bingkisan kecil di tangan kanan. "Selamat malam tuan Edgar." ucap Amber seramah mungkin. Edgar mengerutkan kedua alis. "Kau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Night We Met
RomanceSudah terlalu banyak masalah yang Amber hadapi. Hingga tak dia sadari telah membantu seorang wanita yang malah menjadi masalah terbesarnya. Wanita yang mengikuti Amber dan berjanji akan menyembuhkan Amber dari kecanduan obat-obatan dan alkohol.