13

545 84 12
                                    

Kota New York seperti di dalam bola kaca salju. Salju mulai turun perlahan memenuhi setiap tempat. Anak-anak akan bermain perang salju, memuat boneka salju, bermain ski, makanan hangat di rumah dan masih banyak lagi kegiatan yang dapat dilakukan. Termasuk bersama orang yang menyebalkan dan membangun rumah yang lebih hangat untuk do re mi. "Arahkan senter ponselmu ke arah ranting yang satunya, Jangan arahkan ke sepatuku karena sama sekali tidak berguna."

Krystal menatap kesal sembari memegang ponsel mengarahkan cahaya untuk membantu memasang lampu-lampu untuk do re mi. Ya, saat ini aku bersama Krystal Claire Frost. Perempuan yang menangis tersedu-sedu di sweater pemberian Jules. Aku hendak mengantarkan Krystal pulang karena Sam bodoh itu tak bisa mengantar sampai ke rumah, akan tetapi Krystal tidak ingin pulang sekalipun rasa dingin pasti menempel betah di kulitnya dan dia tidak peduli saat aku mengancam akan berubah menjadi monster berbulu bermata merah, tetap saja dia tidak akan pergi. Bahkan Krystal mengikuti sampai toilet. Kepalanya sekeras batu.

Aku tidak bisa makan malam bersama Jules, dan akhirnya membawa Krystal ke belakang sekolah karena salju sudah mulai turun. Untung saja dia mau, sepertinya dia benar-benar kecewa sampai-sampai hilang akal. "Mengapa lama sekali? kamu bisa atau tidak?" Krystal masih dibawah mengenakan jaket hitam kesayanganku. Aku tidak tahu, apakah dia tidak memiliki jaket atau mungkin jaketku terlalu nyaman hingga dipakai terus. 

"Jangan banyak bicara! aku sedang mengerjakan tugas berat, sedangkan kau hanya bediri dibawah sana sambil menguap dengan mata yang bengkak!" Krystal semakin kesal. Wajah ditekuk. "Aku harap, kau jatuh dari pohon,mati ketimbun salju, lalu tidak ditemukan sampai bulan Agustus!" Dia mulai kesal, aku suka itu. "Sangat menarik untuk masuk ke dalam berita utama, Krystal." Setelah beberapa lama, akhirnya berhasil untuk memasang lampu tumblr di rumah pohon yang berhasil diperbaiki. 

"Cepat hidupkan!" Krystal berjalan malas, kali ini dia yang seperti zombie salju. Krystal mulai menghidupkan lampu tumblr berbentuk bintang dan hasilnya. "Woah!" Krystal tekesan dengan apa yang dia lihat. Lampu berbentuk bintang mengeluarkan cahaya kuning hangat yang menghiasi pohon-pohon sekitar termasuk rumah pohon yang akan dihuni Do Re Mi. "Luar biasa," ucap Krystal dengan mulutnya yang keluar asap dingin. 

"Bagus kan!" Kini aku berdiri disamping Krystal yang masih menatap sekitar. Aku merasa puas dengan hasil kerjaku, melihat Krystal yang terlihat jauh lebih baik dari sebelumnya. Keadaan Do Re Mi baik-baik saja karena baju hangat yang ku ambil dari tempat penampungan pakaian bekas di sekitar sini. Mereka tidur dengan nyenyak. Krystal masih berdiri disinar cahaya kuning hangat bersama salju-salju putih.

Pesan masuk dari Jules. "Aku baik-baik saja, kamu tidak perlu khawatir. Habiskan makanannya, kalau tidak, aku akan marah."  Hmm rasanya sedikit kecewa jika rencana yang kau rencanakan tidak berhasil, sangat jarang memiliki waktu bersama Jules. Apalagi setelah kejadian tadi pagi, selama ini aku sudah kelewatan terhadapnya. "Apa yang kamu pikirkan?" Krystal berjalan mendekat. Kini menatap tas ransel dan tas yang berisi teropong bintang. Aku menatapnya dari ujung kaki sampai ujung kepala. Aku tidak bermaksud untuk memuji, atau jangan salah sangka pada apa yang kupikirkan bahwa Krystal masih terlihat begitu anggun dan menawan sekalipun jaket buruk itu sedikit menganggu. Heran sekali, mengapa orang-orang seperti Krystal, Jules dan Eloise terlihat baik-baik saja sekalipun dalam situasi seperti ini. 

"Jangan menatapku seperti itu, kau benar-benar terlihat seperti orang cabul yang haus belaian," ucap Krystal dingin, ditambah tatapan mata yang tajam. "Kalaupun aku orang cabul, aku sama sekali tidak selera denganmu." Krystal mendengus. "Benarkah?" Krystal selangkah mendekat. Bahkan hembusan napasnya mengenai wajahku. "Tidak ada yang bisa menolak pesonaku." Kedua mata biru yang menggoda. "Tetapi maaf, pesonamu tidak mempan untukku. Daripada kau terus menggodaku, lebih baik bawa kain itu dan kita akan segera makan." Krystal menatap bingung sekaligus kesal setengah mati. "Kau benar-benar sama sekali tidak ada rasa sopan santun Amber Leverett!"

The Night We MetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang