Bagian 3 - Atur Tempat

2.1K 283 10
                                    

Aku mengkhawatirkanmu!Kumohon mengertilah!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mengkhawatirkanmu!
Kumohon mengertilah!

🐈🐈🐈

Di tengah lapangan sekolah, Jeff berdiri dengan tangan kanan hormat pada bendera. Seperti biasa, Jeff telat masuk dan dihukum seperti ini.

Di samping Jeff terlihat adik kelas yang juga sama dihukum karena telat. Lebih parahnya, adik kelas itu adalah orang yang kemarin Jeff pukul sampai pingsan karena dia ingin mengambil alih kenakalan Jeff.

Jeff menyeringai. "Gimana rasanya? Mau lagi nggak?"

Orang itu melirik Jeff sekilas lalu tersenyum meremehkan. "Peduli lo sama gue?"

"Cih, ganteng-ganteng gini gimana nggak peduli gue." Jeff mengalihkan pandangannya, tak sudi jika harus menatap lelaki itu.

"Sok kenal, sok peduli, sok ganteng, sok jagoan, sok—" Belum sempat adik kelas itu melanjutkan caciannya, Jeff tiba-tiba meninju pipinya hingga ia tersungkur.

Kepalan tangan Jeff mengeras begitu juga dengan rahangnya. "Pagi-pagi lo udah berani buka kandang harimau rupanya." Jeff tersenyum remeh sambil menarik kerah baju orang itu. Jeff memperlihatkan tangan kanannya pada orang itu. "Mau pingsan atau mau mati?"

Orang itu terlihat diam saja dengan tatapan yang begitu tajam pada Jeff. Jeff semakin geram dengan tingkah adik kelasnya yang sok tak dengar.

"KENAPA DIAM? TAKUT LO?!" teriak Jeff tepat pada wajah orang itu.

"Begini saja, daripada kita ribut di sini, lebih baik kita atur tempat."

Jeff mengangkat sebelah alisnya ketika mendengar ucapan orang itu. "Masih mau atur tempat? Cih, udah nggak zaman berkelahi atur tempat."

"Pengecut," cibir adik kelas.

Lagi-lagi emosi Jeff terpancing. "Di mana?! Gue pastikan lo bakal nggak bisa lihat hari besok."

"Pulang sekolah, di Jalan Mawar Selatan dekat warung minuman."

Jeff melepaskan genggaman tangannya dari kerah baju adik kelasnya. "Oke, satu lawan satu, gimana?"

"Terserah," ucapnya lalu pergi meninggalkan Jeff.

"Meong ...."

Jeff sontak menatap ke arah kakinya setelah mendengar suara kucing yang begitu ia kenal.

"Pu-Purple?!" Jeff lekas mengangkat Purple dan menggendongnya. "Bukankah sudah kubilang untuk diam menungguku di rumah? Sejak kapan kau ada di sini? Bagaimana kau bisa ke sini?" tanya Jeff heran dan khawatir. Sesekali ia mengelus kepala Purple dengan lembut.

Kucing betina dengan warna ungu tua itu mengeong kecil pada Jeff. Sesekali ia menjulurkan lidahnya pada Jeff.

Jeff menghela napasnya pasrah. Lima menit lagi jam istirahat, lebih baik ia pergi ke kantin dulu untuk makan lalu pulang ke rumah untuk meletakkan Purple di rumah.

My Cat AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang