Andai jika kita tidak pernah bertemu, mungkin sampai sekarang aku hanya menjadi butiran debu yang tidak ada artinya.
🐈🐈🐈
"Kelas tambah sepi aja," ucap Rey pada ketiga teman biasanya. Mereka masih berjalan menuju kantin.
"Yaelah baru ditinggal sehari lu," sahut Radit santai.
"Emang bener sepi, lu aja tidur terus," kesal Rey, "udah gue jomblo, liat tuh Davan, chat wa-nya kek asrama putri aja. Bagi-bagi kek!"
Davan yang sedari tadi sibuk melihat hp-nya pun melirik Rey karena merasa terpanggil. "Gini-gini gue pemilih, cari cewek fotonya yang nggak ada filter."
"Biar lo cari foto cewek yang nggak ada filter, tetep aja lu pilih cewek putih," sewot Rey.
Raka yang sedari tadi sibuk menyapa adik kelas pun melerai perdebatan teman-temannya. "Udahlah Ngab, mending temenin gue top up."
"Wah bener tuh!" Radit mengacungkan jempolnya mantap. "Eh, gue duluan ya. Mau nemenin Tia, kelas sebelah. Biasa pdkt-an terus gue tinggal deh," lanjutnya.
"Wah, anjir lu Dit, nggak ada seriusnya sama cewek, daripada ditinggal lebih baik buat gue!" lawan Rey.
"Sayangnya muka lo nggak cocok buat dia." Radit tertawa lalu lekas berlari menemui Tia yang ada di kantin. Sedangkan Rey memasangkan wajah malas.
"Heh Ngab, mending lo pilih Nara dari geng CMILANS. Cantik lho dia daripada yang lain," ujar Raka pada Rey.
"Cantik-cantik tapi busuk pada yang laen," kesal Rey tak terima.
"APA LO BUAT-BUAT NAMA GUE!!"
Rey terperanjat kaget. Ia dan kedua temannya berhenti melangkah dan lekas membalikkan badannya.
Di sana terlihat Nara beserta geng CMILANS-nya. Kedua tangan Nara bersidekap di depan dada, tatapannya terlihat tajam pada Rey.
"Kok kalian bisa ada di sini? Mau ke mana?" tanya Raka.
"Kami semua daritadi jalan di belakang kalian. Kami mau ke kelas sepuluh. Mau jalan mana lagi? Terbang gitu?" balas Michel.
Raka terkekeh, ia berjalan menghampiri Michel lalu merangkul pundaknya. "Santai aja, daripada ke kelas sepuluh, mending ikut gue ke kantin."
"Nggak ah. Kalo ditraktir sih gue mau," ujar Michel malu-malu.
"Heh, Chel, kantin nanti aja. Ini ada masalah yang harus kita basmi. Tuh anak masih kelas sepuluh udah berani ngata-ngatain kita di ig," tutur Caca. Terlihat Michel sedang melepaskan rangkulan Raka darinya sambil menghembuskan napas kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cat Angel
FantasyJeff Saputra, seorang lelaki nakal dan dicap berandalan sekolahnya. Namun tak disangka, keganasannya menghilang ketika bertemu dengan seekor kucing. Jeff benci kucing, bukan karena kucing itu menjijikkan, tetapi Jeff alergi terhadap kucing. Jika Jef...