Jinhyuk menatap kosong kearah pasangan yang baru saja diresmikan menjadi suami dan istri, ekspresi nya bukan marah, bukan iri, bukan pula kecewa, tapi ekspresinya mengharapkan sesuatu.
Pria itu mengangkat kakinya, meninggalkan area yang masih dipenuhi oleh banyak orang.
"Setidaknya aku sudah bertemu denganmu, sebelum hari ini." Jinhyuk tersenyum kecil, kakinya terus menapak menjauh.
Kuharap ini pemberhentian terakhir mu, dan kau akan bahagia bersamanya.
Flashbackㅡ Sehari sebelum hari pernikahan.
Jinhyuk duduk menatap lawan bicaranya, Sujeong. Kini keduanya duduk berhadapan di cafe tempat pertama kali keduanya bertemu.
Aku memanggilnya tanpa berpikir apa yang mau ku katakan, pikir Jinhyuk.
"Jinhyuk-ssi?" Sujeong mau menghindari keadaan canggung yang menurutnya sangat tertekan.
"Ah, ya. Besok hari pernikahan mu kan? Selamat," kata Jinhyuk.
Sujeong tersenyum manis, "terimakasih."
Keduanya kembali diam.
"Eum.. Sujeong-ah, aku tau kau tak membutuhkan alasan ini. Tapi aku tak ingin kau salah paham seumur hidup mu tentangku," Jinhyuk meyakinkan diri memulai percakapan yang dianggapnya agak sensitif.
Awalnya Sujeong ragu, kemudian gadis itu menarik nafas untuk menenangkan dirinya.
"Kali ini, akan kudengarkan semua jawabannya. Jadi, jangan kecewakan aku."
Jinhyuk tersenyum, "aku akan mulai dari anak dalam kandungan Miyu. Itu bukan anakku, dia tau pernikahan kita karena mengirim orang untuk mengawasi ku."
"Ok? Lalu, bagaimana Oppa akan menjelaskan kejadian 'malam itu'?"
"Kalau yang kau maksud adalah kejadian di bar, aku ditipu. Maksud ku, Kookheon bersamaku waktu itu. Pria Kim bodoh itu tidak tau tentang pernikahan kita dan Miyu memanfaatkan itu untuk membuatku bersamanya,
mungkin Miyu juga menyuruh orang mengawasimu. Bukan berarti aku tidak salah, aku juga salah karena aku tidak berhati-hati Jadi, aku minta maaf."
"Lalu, di hari saat aku kembali ke apartment, kenapa dia ada di kamar mu?"
Jinhyuk sedikit tersentak, "jujur, aku tidak tau. Sepertinya aku mabuk berat dan dia memanfaatkan itu."
Ya, semuanya diluar akal sehat Sujeong, hidupnya seperti drama drama yang dia tonton. Wanita mana yang mau melakukan hal aneh seperti itu untuk mendapatkan seorang pria? Ah benar, Jinhyuk bukan pria biasa. Pria tampan dan kaya yang menjadi incaran wanita.
"Huh... semuanya sudah terjadi, bukankah begitu?" Sujeong menatap Jinhyuk lembut.
"Aku mau oppa bahagia, ok? Kenangan kita tak lebih banyak dari kenanganmu bersama wanita itu, kau harus bertemu wanita yang lebih baik dari ku. Kalau kau menemukannya, kenalkan dia padaku, ok?" Sujeong berdiri dari posisi duduknya, melebarkan tangannya.
Jinhyuk terkekeh pelan, segera pria itu menyambut pelukan hangat Sujeong, pelukan yang mungkin tak akan dia rasakan lagi.
"Terimakasih sudah menjadi bagian terbaik dalam hidupku. Mulai besok, kau akan menjadi nyonya Choi, huh? Jadilah istri yang penurut, mengerti?" Jinhyuk mengacak acak rambut Sujeong, mungkin kali ini dia bisa melepas wanita itu dengan tenang, karena wanita itu juga tersenyum.
"Hehe... aku selalu berusaha menjadi yang terbaik, terimakasih selama ini." Telapak tangan Sujeong mulai mngusap usap punggung pria yang lebih tinggi darinya itu.
Flashback offㅡ
Jinhyuk benar benar tersenyum meninggalkan Gereja tempat pernikhan Sujeong diadakan.
"Setidaknya aku tau kau benar-benar bahagia, Ryu Sujeong."
Tak hanya kebahagiaan untuk Sujeong, mungkin saja perpisahan mereka juga bisa menjadi awal kebahagiaan lain untuk Jinhyuk sendiri.
Terkadang melepaskan bukan karena tidak mencintai lagi, tapi melepaskan untuk kebahagiaan yang akan datang kedepannya.
THE END
Aunote:
hai!? Terimakasih untuk readers yang sudah mengikuti arranged marriage sampai saat ini♡
Aku minta maaf atas segala kekurangan dan segala keterlambatan update sampai sekarang.
Aku minta maaf kalau cerita ini tidak sesuai yang kalian mau atau jauh dari ekspetasi kalian, maklum karena aku sendiri gapunya pengalanan romantic :pSampai sekarang, Hujan disini. Sampai jumpa lagi di work selanjutnya!
Sunday, 13 June 2021.
With love, woollimheart.
KAMU SEDANG MEMBACA
[6] Arranged Marriage ✔
Fanfiction"Aturan pertama, kau tidak boleh mengganggu kehidupan pribadiku. urusi urusan mu sendiri dan akupun akan begitu, ara?" "Sama denganku. Kita hanya akan bersikap seperti suami istri jika orang tua kita datang kesini." "Deal." Started: Sunday, 27 Oct...