Ryu Sujeongㅡ gadis itu menatap lekat jam yang tergeletak di meja kamarnya, tak sedetikpun tangan gadis itu melepas genggamannya dari pria disebelahnya, Byungchan."Ryu Sujeong?" Panggil Byungchan lembut.
Sujeong mengalihkan atensinya menatap pria bermarga Choi itu.
"Hm?" Jawabnnya. Sujeong seolah tak ingin bersuara, matanya menatap Byungchan dengan tatapan sembab.
"Gwenchanayo?" Pertanyaan bodoh, Byungchan jelas tau gadis itu tak baik baik saja, tapi ia hanya ingin menanyakan hal itu.
Sujeong mengangguk pelan, "eum."
"Terimakasih." Gumam Sujeong pelan, namun rpia disebelahnya itu masih dapat mendengarnya dengan jelas.
"Untuk?"
Sujeong menghadap kearah Byungchan, menangkup wajah pria bermarga Choi itu dengan kedua tangannya, kemudian menempelkan kening keduanya. Jarak yang sangat tipis memang.
"Terimakasih masih sebaik ini padaku, padahal aku mengkhianatimu, menyakitimu. Kupikir kau akan membenciku, kupikir kau akan menghindar dan menjauh. Terimakasih menemaniku menangis karena kebodohanku sendiri, terimakasih karena kau ada disini dan menggenggam tanganku seperti ini." suara serak Sujeong mulai terdengar, gadis itu menahan tangisnya.
Byungchan memberi ruang untuk keduanya, meraih tangan Sujeong dan diletakkan nya di dada nya.
"Kau merasakannya?" Tanya Byungchan seraya tersenyum menatap wajah Sujeong yang mulai dibasahi air mata.
"Detak jantungku masih secepat ini hanya dengan ada didekat mu, karena memegang tanganmu seperti ini. "
Kali ini tangan Byungchan terangkat dan mengusap kepala Sujeong lembut, "kau bisa berbagi masalahmu padaku kapanpun. Harusnya kau tau itu."
"Kau tidak mau bertanya apapun?" suara Sujeong begitu lirih.
Byungchan menggeleng, "aku tak akan menanyakan apapun yang membuatmu merasa tidak nyaman, Sujeong-ah."
"Chan-ah, kau tau? Aku mencoba mencintainya, aku mencoba membiarkan dia memasuki dunia ku, kubiarkan dia masuk seperti yang kau lakukan..." Sujeong terhenti sejenak, menghapus air matanya.
"... aku melihatnya hari ini. Dia bilang dia akan menunggu, dia bilang dia akan bersama Jinwoo hari ini, menungguku. K-kenapa aku justru melihatnya bersama Miyu-ssi? Dia bilang dia sudah berakhir, kenapa..."
Byungchan menarik gadis itu kedalam pelukannya, mengusap usap punggung gadis itu lembut.
"sttt... kau baik-baik saja, kau akan baik-baik saja. Kau tanyakan padanya, jangan mengambil kesimpulan sendiri, ara?"
"Tapi aku melihatnya sendiri...."
"Aku yakin dia punya alasannya sendiri."
"Harusnya aku percaya," ucap Sujeong tiba-tiba.
"Percaya?"
Sujeong duduk dengan tenang setelah mengusap air matanya, dia kini duduk lurus menatap Byungchan.
"Beberapa waktu lalu, aku pergi dengannya untuk ng... kencan. Aku ingin melakukan apa yang harusnya aku lakukan saat SMA, hanya kebodohan biasa..."
Byungchan kebingungan, tak paham sama sekali maksud Sujeong.
"Aku mengajaknya ke ... tempat tarot?"
"mwo?"
Sujeong menarik nafas dalam, "yang terpenting, saat itu dia bilang padaku. Kalau Jinhyuk-oppa tidak bisa mengontrol dirinya, kami akan tiba di akhir hubungan kami."
"Sujeong-ah, itu bukan hal yang harus kau percayai."
"Tapi itu terjadi, sekarang. Kau lihat aku sekarang?" Sujeong melebarkan tangannya, sesat kemudian Sujeong tertawa miris, menyadari betapa kejam takdir mempermainkannya.
"Sujeong-ah, kau harus pergi dan menanyakan kejadian hari ini. Dan apapun yang dia katakan, entah kalau kau tidak dapat menerimanya, tanganku masih leluasa untuk memeluk erat dirimu."
"Chan... kau bisa mendapat yang lebih baik dari pada orang sepertiku.."
Byungchan mengusap pipi Sujeong lembut, "bukan orang sepertimu. Tapi hanya kau, tidak ada yang lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
[6] Arranged Marriage ✔
Fanfic"Aturan pertama, kau tidak boleh mengganggu kehidupan pribadiku. urusi urusan mu sendiri dan akupun akan begitu, ara?" "Sama denganku. Kita hanya akan bersikap seperti suami istri jika orang tua kita datang kesini." "Deal." Started: Sunday, 27 Oct...