"Appa, eomma... eomma tidak keluar kamar seharian ini." Adu seorang anak kecil.
"Eomma masih dikamar? Sejak tadi pagi? Siapa yang mnejemput mu? Kau sudah makan?" Pria Lee itu menggendong putra kecilnya.
"Aku sudah makan, tapi eomma... dia pasti tidak makan seharian." Jinwoo menjawab dengan nada sendu.
"Jinwoo-ya, kau tidak perlu mengkhawatirkan eomma. Appa yang akan mengurusnya. sudah larut pergilah tidur," titah Jinwoo sembari menurunkan putranya didepan kamar.
Jinwoo mengangguk pelan, "apa eomma baik baik saja?" tanya nya ragu.
"Jangan khawatir, mungkin eomma hanya sedikit sakit." Balas Jinhyuk seraya tersenyum.
Tanpa kata, Jinwoo masuk ke kamarnya. Satu langkah kemudian, dia berbalik cepat.
"Tapi, appa!" sentaknya.
"Eomma menangis. Sejak pagi hingga saat ini, aku bisa mendengar isakan dari luar." Jinwoo meneteskan air mata.
"Apa eomma merasa sangat sakit?" isaknya lagi.
"Ssttt... jangan menangis. Bagaimana bisa jagoan Appa menangis seperti ini?" Jinhyuk mengusap pelan pipi Jinwoo.
"T-tapi eomma hiks..."
"Tidurlah. Biar appa yang mengecek eomma," balas Jinhyuk dan langsung menyusul Sujeong ke kamar.
tok tok tok
"Sujeong-ah, kau didalam?"
...
"Ryu Sujeong," panggilnya lagi.
cklek
"Ryㅡ dimana?" Jinhyuk jelas tak bisa menemukan keberadaan Sujeong di seisi kamar yang gelap itu.
Netra nya kini melirik kearah pintu kamar mandi yang terbuka dengan lampu menyala.
"Dia mandi? Tak ada suara apapun dari sini," Jinhyuk masa bodo dengan etika, pria itu kini membuka pintu kamar mandi dengan pelan.
"RYU SUJEONG! KAU GADIS GILAㅡ" Jinhyuk membopong Sujeong dengan cepat.
Jinhyuk menemukan Sujeong dalam keadaan tak sadarkan diri, terbaring di dalam bathup yang berisikan air.
"Ck! Jika beginiㅡ ahk!" Jinhyuk mengacak rambutnya frustasi.
Tak lama kemudian, pria itu mengambil sepasang pakaian dan handuk. Dia menutup matanya, mengelap tubuh basah gadis itu dengan lembut. Perlahan lahan melepaskan pakaian yang dikenakan Sujeong dan menggantinya dengan yang kering.
"Pada akhirnya aku menyentuh anak itu," Jinhyuk menghela nafas merutuki dirinya.
"Kenapa kau sebodoh ini, Ryu Sujeong?" Tangan kanan Jinhyuk bergerak menyentuh kening Sujeong, mengelus lembut kepala gadis bermarga Ryu itu.
"Byungchan-ah," gumam Sujeong pelan. Tapi Jinhyuk masih bisa mendengar nya.
Air mata perlahan jatuh dari sudut mata Sujeong.
"Ah, kau bertengkar dengan kekasih mu?" Jinhyuk tersenyum miris tanpa sadar.
Tangan nya kini mengusap air mata Sujeong, "kau sampai seperti ini karena Choi Byungchan. Apa kau gila atau bodoh?"
"Jangan pergi.." Sujeong memegang tangan Jinhyuk erat, air matanya semakin deras.
Jinhyuk membalas genggaman Sujeong, "aku tak akan kemanapun."
Mata Sujeong yang tertutup itu menarik perhatian Jinhyuk, "bulu matanya lentik."
"Kenapa wajah tidur mu sangat manis, Ryu Sujeong?" gumam Jinhyuk.
Jinhyuk kembali mengusap pipi Sujeong yang basah karena air mata, "jangan menangis lagi."
Deg
"Apa yang ku lakukan?" Jinhyuk menarik tangannya cepat.
"Aish! Lee Jinhyuk, sadarlah!" Jinhyuk memukul keningnya pelan.
Netra nya kembali menatap Sujeong yang tertidur pulas, "sepertinya aku mulai gila."
***
aunote
ayo jinhyuk gila kenapa? :( gila karna ku ya? .g
hehe halo gais! maaf lama ga update~ Ini kangen banget update disini!! masih ada peminat ga??
moga kalian suka ya!♡
KAMU SEDANG MEMBACA
[6] Arranged Marriage ✔
Fanfiction"Aturan pertama, kau tidak boleh mengganggu kehidupan pribadiku. urusi urusan mu sendiri dan akupun akan begitu, ara?" "Sama denganku. Kita hanya akan bersikap seperti suami istri jika orang tua kita datang kesini." "Deal." Started: Sunday, 27 Oct...