4. His Son

392 60 5
                                    

Sujeong membaringkan tubuhnya, memejamkan mata untuk membantu tubuhnya lebih santai.

"3 bulan, ya?" Sujeong sedikit terisak.

"Bagaimana bisa aku membohongi Byungchan selama 3 bulan?" gumamnya lagi.

Air mata Sujeong mengalir perlahan, entah apa yang bisa melukiskan betapa dia kecewa pada dirinya sendiri.

Membohongi orang yang paling mempercayainya, memberikan perasaan penuh padanya, segalanya hancur seketika.

krieettt

blaammm

Sujeong menghapus air matanya begitu mendengar bantingan kecil pintu rumahnya. Dia langsung beranjak keluar dari kamar.

Baru selangkah Sujeong akan keluar dari kamarnya, ada satu suara yang menarik Sujeong untuk tidak melangkah lebih.

"Jadi, aku akan tinggal disini bersama appa!?" suara antusias seorang anak kecil.

Sujeong sedikit menyeringit, "appa?" pikirnya.

"Begitulah," suara Jinhyuk terdengar begitu lembut.

"Aku harus kesana atau kembali ke kamar?" Sujeong menimang-nimang keputusannya.

Pada akhirnya gadis itu melangkahkan kakinya menuju ruang tamu, menghampiri sang suami yang tengah bersama anak kecil.

Sujeong menebak nebak umur anak itu berkisar 9 sampai 11 tahun, tubuhnya kecil dan wajahnya manis.

"Jinhyuk-ssi, kau sudah pulang?" ujar Sujeong begitu tiba disana.

"Appa, noona ini siapa?" tanya anak itu.

Jinhyuk menghela nafas. Pria itu lupa memberitahu Sujeong tentang anak yang dia bawa pulang kerumah.

"Biarkan aku memperkenalkan diri. Namaku Ryu Sujeong, siapa namamu?" Sujeong mensejajarkan tubuhnya dengan anak itu.

"Lee Jinwoo! Noona sangat cantik," balas anak dengan nama Jinwoo itu penuh semangat.

Sujeong terkekeh pelan, "kau juga sangat tampan."

Walau sebentar, Jinhyuk terkesima melihat interaksi Sujeong dengan Jinwoo.

"Appa! Boleh ku panggil Sujeong-noona dengan sebutan eomma?" tanya Jinwoo penuh harap.

Jinhyuk kaget. Pria itu berdehem ringan, "panggil saja dia Noona."

Jelas sekali Jinwoo menunjukkan ekspresi kecewa, dan tentu saja Sujeong sangat menyadari hal itu.

"Jinwoo-ya, kau boleh memanggil ku dengan sebutan eomma. Kau putra dari Jinhyuk-appa, kan? Kalau begitu kau juga putra ku." Sujeong mengelus puncak kepala Jinwoo lembut.

Sungguh, Jinhyuk benar benar tidak menyangka dengan jawaban Sujeong. Bagaimana dia mengatakan hal seperti itu?

"Dan untuk Jinhyuk-ssi, kau berhutang satu cerita padaku." Sujeong menatap tajam kearah Jinhyuk.

"Eomma! Terimakasih!" Jinwoo memeluk Sujeong.

Yep, anak itu terlihat begitu senang. Jinhyuk mana tega membuat senyuman di bibir Jinwoo luntur hanya karena larangan nya.

"Jinwoo-ya, biar appa tunjukkan kamarmu." Jinhyuk membawa Jinwoo pergi.

Sujeong memperhatikan interaksi keduanya, "sepertinya mereka sangat dekat."

***

"Jadi? Wanita mana yang pernah kau hamili, Jinhyuk-ssi?" sarkas Sujeong.

Saat ini keduanya ada di kamar Sujeong. Jinhyuk mendudukkan dirinya di sofa kamar, sedangkan Sujeong duduk di ranjang.

"Ya! Mulutmu!" tegur Jinhyuk.

Jinhyuk berdecih pelan, "Jinwoo anak yang ku adopsi."

Mata Sujeong membulat, "mwo?"

"Aku bertemu dengan Jinwoo 5 tahun lalu."

"Mwoya? Saat kau berumur 18 tahun?" Sujeong tentu kaget dengan fakta yang dia dengar.

Jinhyuk mengangguk, "anak itu ditinggal Ibu nya sejak lama. Mungkin karena itu dia membutuhkan sosok Ibu."

"Jika kau keberatan, akan ku suruh dia berhenti." lanjut Jinhyuk.

"Tidak perlu. Lagipula dia tidak salah jika memanggilku eomma," balas Sujeong santai.

Jinhyuk tersenyum kecil, "kalau begitu bantu aku jaga dia dengan baik."

"Tentu akan kulakukan."

***

"Eomma! Jinwoo mau makan masakan eomma!" seru Jinwoo diruang makan.

Sujeong terkekeh, "eomma akan memasak yang banyak untuk menyambut mu."

Sejujurnya, Sujeong tak terbiasa dengan panggilan 'eomma' itu. Hanya saja, Jinwoo terlihat begitu semangat saat memanggilnya.

"Jinwoo-ya, ada makanan yang ingin kau makan?"

Anak itu menggeleng pelan, "hanya mau apapun yang eomma masak."

"Tunggulah sebentar," Sujeong kembali menyibukkan dirinya dengan bahan dapur. Jinwoo masih duduk disana dan menatap Sujeong.

"Aku selalu ingin seperti ini, duduk sambil menunggu eomma memasak untuk ku. Ada appa yang akan menemaniku bermain sampai jam makan malam," ujar Jinwoo tiba tiba.

Sujeong sedikit terkejut dengan penuturan Jinwoo, "Kalau begitu, Jinwoo bisa terus menunggu eomma sampai selesai memasak. Eomma juga akan membantu Jinwoo belajar, bermain, dan melakukan banyak hal dengan mu."

"Apa boleh?" tanya Jinwoo penuh harap.

Sujeong mengangguk, "tentu."

"Kalau begitu, Jinwoo ingin tidur bersama eomma dan appa!"

Sujeong terdiam.

Kehadiran yang tak disadari, Jinhyuk yang sejak tadi hanya berdiri didepan pintu dapur terdiam.

Bagaimana ini? pikir keduanya dalam hati.

***

kangen ga? wkekkw

aku lagi masa UAS, berhubung besok jadwal nya kosong aku update. Kali aja ada yang kangen story ini ;") udh lumayan lama juga ga update sih.

Moga suka!♥

[6] Arranged Marriage ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang