14; serius.

209 28 6
                                    

Matahari mulai terbenam, sang bulan perlahan mulai menampakkan dirinya.

Seorang gadis duduk manis menatap langit yang mulai gelap itu. Raganya mungkin disana, tapi tidak tau hati dan pikirannya.

"Sujeong-ssi?" panggilan itu menyadarkan Sujeong, gadis yang duduk manis itu. Sujeong segera menutup smartphone nya setelah membaca pesan singkat Jinhyuk, kemudian melirik kearah Byungchan.

"Byungchan-ah, kau belum pulang?" tanya Sujeong pada pria ber lesung itu.

Byungchan tersenyum manis, mendudukkan dirinya disamping Sujeong seraya mengalihkan pandangannya ke langit langit.

"Aku melihatmu duduk disini," balas Byungchan.

"Eung? Kenapa?"

Kali ini pria itu terkekeh, dia mengalihkan matanya menatap Sujeong yang juga sedang menatapnya. Sungguh, tatapan lembut yang begitu Byungchan sukai.

"Kau sudah sejam duduk disini, kau tidak takut masuk angin?" tanya Byungchan.

Sujeong menggeleng pelan, "aku nyaman disini."

"Ayo pulang, akan kuantar." Byungchan berdiri, kemudian mengulurkan tangannya kearah Sujeong.

"Kau tidak perlu mengantarku, aku bisa kembali sendiri." Sujeong berdiri dengan menyambut tangan Byungchan, mengambil tasnya dan segera menyandangnya.

"Ini mulai gelap, tidak baik gadis sepertimu pulang larut."

Sujeong terkekeh, "kau masih sama. Terlalu khawatir pada hal hal kecil."

Betapa Byungchan merindukan tiap senyuman yang Sujeong paparkan, tawa, bahkan suara serak Sujeong pun begitu ia rindukan. Hari itu mungkin jadi hari yang paling membahagiakan bagi Byungchan setelah mereka putus.

"Ayo pulang," ajak Byungchan.

Sujeong mengangguk, mengikuti langkah pria itu sampai pada kendaraan ber roda empat. Byungchan membukakan pintu, membiarkan Sujeong masuk ke kursi disamping pengendara, kemudian dirinya sigap menyusul masuk dan mengoperasikan kendaraannya.

***

"Eomma?" suara khas anak anak Jinwoo membuat Sujeong menoleh.

Jinhyuk dan Jinwoo berdiri disana, melihat Sujeong yang masih berbicara dengan Byungchan di tempat parkir.

"A-ah... Jinwoo-ya," Sujeong panik.

Jinhyuk jelas tau pria itu, perusahaan Jinhyuk dan Byungchan menjalin kerja sama. Tapi, kali ini Jinhyuk dan Byungchan membisu tanpa kata. Mereka hanya diam saling menatap dengan datar.

"Jinwoo-ya, berikan salam pada paman Choi. Dia teman eomma di universitas," ucap Sujeong memecah keheningan.

"Annyeonghaseyo, paman!" sapa Jinwoo semangat.

Byungchan tersenyum, mengusap kepala Jinwoo lembut.

"Aigooo... imut sekali. Kau terlihat menggemaskan, sama seperti Ibu mu." Byungchan mengedipkan sebelah matanya.

"Tentu, Jinwoo mirip dengan Ibu kan? Lihat ini," Jinwoo mencubit pipinya sendiri.

Byungchan tertawa puas, "benar. mirip," pria itu melirik kearah Sujeong yang terlihat kesal menatapnya.

"Ekhmㅡ" Jinhyuk berdehem.

"Eng.. Jinhyuk-oppa, kurasa kalian berdua sudah saling mengenal. Tapi... Byungchan-ah," Sujeong diam menatap Byungchan dengan sendu.

Byungchan justru tersenyum, mengulurkan tangannya kearah Jinhyuk untuk berjabat.

"Jinhyuk-ssi, senang bertemu dengan anda. Karena sekarang diluar bisnis, saya bisa lebih informal kan?"

Jinhyuk menyambut tangan Byungchan, "tentu. Senang bertemu dengan mu."

"Jadi... Oppa, ini t-teman ku di univ. Dan Byungchan-ah, dia iniㅡ"

"Suamimu," potong Byungchan cepat.

Pria itu menatap Sujeong lembut, "aku pulang dulu. Kalian masuklah, jangan sampai jagoan kecil ini masuk angin." Byungchan beralih menatap Jinwoo.

"Baiklah, terimakasih sudah mengantarku." Sujeong membungkukkan badannya.

"Eomma ayo masuk!" Jinwoo menarik tangan Sujeong sesudah memberi salam pada Byunchan. Lain lagi dengan Jinhyuk dan Byungchan yang saling menatap dengan mengintimidasi.

***

"Ryu Sujeong, ayo bicara." Jinhyuk masuk ke kamar Sujeong begitu memastikan Jinwoo terlelap.

"Em? Ada apa,oppa?" Sujeong merapihkan pakaiannya, dan langsung duduk dipinggir tempat tidur.

Jinhyuk mengela nafasnya, mendudukkan dirinya disamping Sujeong dan menatap lekat manik mata Sujeong dengan seksama.

"Bagaimana hubungan mu?" tanya Jinhyuk.

"Hubungan?" Sujeong menatap Jinhyuk penuh tanda tanya.

"Dengan Choi Byungchan," lanjut Jinhyuk.

Sujeong mengalihkan pandangannya dari Jinhyuk, menatap kosong kearah pintu didepannya.

"Kami sudah berpisah..." balas Sujeong dengan nada purau.

Jinhyuk menganggukkan kepalanya, "aku juga."

"Hah?" Sujeong menoleh cepat, tentu gadis itu kaget.

"Bukannya kauㅡ?"

Jinhyuk lagi lagi menghela nafas, "kau tau? Tidak benar jika aku terus membohongi Miyu. Dan aku berpikir untuk serius pada hubungan kita."

Deg

"Oppa, kau sungguh berpikir begitu?"

"Dengar, aku tidak tega dengan Jinwoo. Kau mengerti maksudku?"

Sujeong mengangguk paham, "tapi wanita itu bisa menjadi Ibu untuk Jinwoo juga."

"Kau bisa membandingkan tatapan Jinwoo menatap mu dengan menatap orang lain, jelas dia sangat menyukaimu. Dan... aku juga akan begitu." Jinhyuk menatap Sujeong, perlahan tangan Jinhyuk meraih tangan gadis bermarga Ryu itu dan menggenggamnya erat.

"Sujeong-ah, mau mencoba nya bersama?" kali ini Jinhyuk menatap Sujeong selembut mungkin, memaparkan senyuman paling tulus.

***

Semoga kalian suka🥰🥰

[6] Arranged Marriage ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang