semoga chapter ini terasa manis. Kayak manisnya ketawanya Sujeong. ASIQ.
"Eomma, ireona juseyo." suara khas anak anak, guncangan pada tangannya membuat mata yang tadinya terpejam perlahan terbuka.
Ryu Sujeongㅡ wanita itu mengedipkan matanya dua kali, menatap kearah anak laki-laki yang kini duduk disebelah ranjangnya.
"Jinwoo-ya, kenapa kau disini?" tanya Sujeong terdengar lemah.
"Kau terlihat kurang baik beberapa hari terakhir, Jinwoo mau mengajakmu untuk piknik bersama. Bagaimana?" Jinhyuk muncul dari balik pintu.
Netra Sujeong menatap lembut anak kecil itu, dia tersenyum lembut seraya mengusap pelan kepala Jinwoo.
"Kalau begitu eomma harus bersiap dan menyiapkan makanan, yakan?" Sujeong berdiri dari ranjangnya.
"Eomma, eomma harus masak yang banyak! Jinwoo akan membantu!" seru Jinwoo semangat.
Jinhyuk menghampiri Sujeong, merangkul Jinwoo dan Sujeong bersamaan.
"Khusus hari ini, biar appa saja yang memasak. Sujeong pergilah mandi dan bersiap, Jinwoo bantu appa." ucap Jinhyuk dengan senyum cerahnya.
"Mwoya? Memangnya oppa bisa memasak?"
Jinhyuk menyeringai, "wahh kau terlalu meremehkanku. Bukankah begitu, Jinwoo-ya?"
"Ng! Masakan appa sangat enak!"
"Akan kutunggu masakan enak itu," kekeh Sujeong.
"Kajja kita bersiap," ucap Jinhyuk seraya meninggalkan kamar Sujeong.
***
ddrrttt
drrtttr
"Oppa, ponsel mu berdering." Teriak Sujeong dari arah meja makan, gadis itu tengah menata hasil masak Jinhyuk kedalam kotak bekal.
"Dari siapa?" teriak Jinhyuk kembali.
"Memangnya aku boleh melihatnya?" gumam Sujeong pelan.
Drttt
drrttt
kembali berdering, layar ponselnya menunjukkan nama 'Takeuchi Miyu'
"Oppa, telepon ini dari ekhmㅡ Miyu." ucap Sujeong ragu.
Tak menjawab, Jinhyuk langsung ke ruang makan dan mengambil ponselnya.
"Tunggu sebentar, Sujeong-ah." Jinhyuk menjauh dari sana.
Bip
"Wae, Miyu?" tanya Jinhyuk cepat.
"Aku tidak boleh menghubungi mu?"
Ah, Jinhyuk salah bicara.
"Tidak, bukan begitu maksudku. Tapi, ada apa menghubungiku sepagi ini?" tanya Jinhyuk dengan lenbut.
"Heol... kau lupa kalau kau berjanji menemaniku keluar hari ini?"
Jinhyuk menepuk keningnya, pikirannya kosong.
Ini pertama kalinya Jinhyuk lupa soal janjinya pada Miyu.
Netra Jinhyuk mengarah pada Sujeong dan Jinhyuk bergantian, hatinya berat jika harus mengingkari janji pada Miyu, tapi terasa lebih berat lagi jika mengabaikan Sujeong dan Jinwoo.
"Mianh, Miyu-ya. Aku punya urusan yang sangat penting, bagaimana kalau besok?" tanya Jinhyuk hati hati.
"Terserah oppa sajalah, selesaikan saja urusanmu dahulu." sambungan diputus secara sepihak
Jinhyuk menghela nafas, segera berjalan kearah Sujeong dan Jinhyuk dengan senyuman di bibirnya.
"Sudah selesai?" tanya Jinhyuk semangat.
Sujeong mengangguk, "sudah. Aku hanya perlu membawa sekotak susu dan membuat sirup untuk mendinginkan dahaga nantinya."
"Aku saja yang buat, kalian bersiaplah. Sujeong, jangan lupa bawa jaket dan topi."
"Arayo, oppa."
Sebenarnya Sujeong ingin menanyakan kendala Miyu menelepon, tapi dia mengurungkan niat karena melihat Jinhyuk yang trsenyum biasa saja.
***
"Eomma, lihat! Daunnya berterbangan," Jinwoo menunjuk sehelai bunga yang terbang.
Sujeong terkekeh, "itu bunga dandelion. Yeppeoji?"
"Cantik, seperti eomma." Jinwoo menoleh ke Sujeong dengan senyuman khas anak itu.
"Whoa, kau berbicara seperti pria dewasa." Jinhyuk mengacak rambut Jinwoo pelan.
"Karena Jinwoo sudah dewasa!"
"Benarkah? Wah, kalau begitu eomma sangat sedih." Sujeong berakting mengusap matanya.
"Wae?" tanya Jinwoo.
"Kalau Jinwoo sudah dewasa, eomma tidak bisa mencubit ataupun mencium pipi mu lagi."
"Eomma membuatku terlihat seperti bayi. Appa, bagaimana ini!?" Jinwoo berlari ke Jinhyuk.
"Mwoya? Appa tidak akan ikut campur." Jinhyuk tertawa, kemudian membaringkan dirinya diatas rumput yang ber alaskan kain.
"Appa!" protes Jinwoo.
Sujeong tersenyum geli, "Jinwoo masih kecil ternyata."
"Kajja kita makan! Jinwoo dan Appa sudah berjuang keras untuk membuat makanan kita," ajak Jinwoo seraya duduk didepan Sujeong.
"Kau benar, sudah waktunya makan siang." Jinhyuk membantu Sujeong menata bekal yang mereka bawa.
"Aku tidak sabar mencicipi masakan mu, oppa."
"Bersiaplah untuk terkejut, Sujeong-ah."
Ketiganya tertawa, walau jarang menghabiskan waktu bersama, rasanya nyaman saat bersama.
"Mwo!? Ini enak, huh!?" Sujeong bersemangat setelah mencicipi masakan Jinhyuk.
"Kau harus lebih sering memasak, oppa-nim."
"Tidak tidak, masakan ku masih kalah darimu." tolak Jinhyuk.
"Aniyaa, masakan appa luar biasa!"
"Lee Jinwoo!"
"Wlee!"
Sujeong menatap Jinwoo dan Jinhyuk secara bergantian, senyuman manis tak luntur dari bibirnya itu.
Walau sedikit, aku bisa melupakan rasa sakitku sejenak. Terimakasih.
- TBC -
aunote:
edisi manis manis kalem nya kekuarga Lee.
Makasih atas 2k pembacanya! Maaf dan makasih banget. Story ku banyak kekurangannya tapi aku bakal usaha lebih baik lagi. ♥ moga suka!♥
KAMU SEDANG MEMBACA
[6] Arranged Marriage ✔
Фанфик"Aturan pertama, kau tidak boleh mengganggu kehidupan pribadiku. urusi urusan mu sendiri dan akupun akan begitu, ara?" "Sama denganku. Kita hanya akan bersikap seperti suami istri jika orang tua kita datang kesini." "Deal." Started: Sunday, 27 Oct...