"Jadi, kau meminta ku menemanimu kesini hanya untuk ini?" Pria tinggi berkulit agak gelap menatap wanita ramping disebelahnya.
Wanita itu mengangguk seraya tersenyum.
"Sujeong-ah, kau memanggil CEO seperti ku hanya untuk ke toko mainan. Benar benar," pria itu menghela nafas.
Ryu Sujeong. Wanita itu terkekeh, "ayolah~ aku hanya punya kau saja, Mingyu-ya."
"Bagus. Kau mengatakan itu, akan ku adukan pada Yugyeom, Eunwoo dan Hanse." Mingyu merogoh saku celananya dan mengambil smartphone.
"Ya! Kim Mingyu!" Sujeong mencubit pelan sahabtnya itu.
"Akh, Ryu hentikan, ya! ahk!" Mingyu hanya sibuk mengaduh dengan hujaman cubitan Sujeong.
"Menyebalkan!" Sujeong kembali sibuk dengan mainan didepannya.
"Kau mau berikan pada anak itu?" tanya Mingyu.
Sujeong mengangguk, "hmm... aku bingung barang seperti apa yang disukai oleh Jinwoo."
"Anak anak sekarang menyukai Avangers, bagaimana kalau kau belikan ini saja?' Mingyu menunjuk sebuah figur Iron Man
"Benarkah? Kalau begitu, aku akan ambil ini."
Mingyu mengacak pelan rambut Sujeong, "ayo."
Tak lama setelah keluar dari toko mainan, keduanya memutuskan untuk makan bersama di restaurant makanan jepang.
"Sujeong-ah, aku melihat suami mu." Mingyu berbisik ditelinga Sujeong begitu memasuki area restaurant.
Sujeong menoleh ke arah tatapan Mingyu, "dia bersama kekasihnya. Ayo duduk disana dan berpura pura tidak tau apapun."
Sungguh, Sujeong tidak ingin ikut campur dalam kehidupan pribadi Jinhyuk. Karena itu lebih baik dia tidak melihat apapun.
***
"Gomawo, Kim Sajang." Goda Sujeong.
"Kau membuat bulu kuduk ku merinding." Mingyu terkekeh.
Sujeong memukul pria didepannya, "Kembali ke kantor. Aku tau kau mendapat banyak panggilan tadi, lain kali kau tidak perlu mengabaikan panggilan masuk hanya karena aku."
"Saat bersama mu, kau priotitasku. Tidak usah khawatir soal pekerjaan ku," balas Mingyu seraya tersenyum manis.
"Heol! Kim Mingyu, pacar masa depanmu akan sangat beruntung."
"Tidak tidak, aku masih harus fokus pada adikku dan juga kau. Aku bisa membagi dua perhatian ku, tapi tidak dengan tiga." Mingyu lagi lagi menepuk kening Sujeong, kemudian tersenyum lagi.
"Gomawo, Gyu-ya. Kembalilah, aku juga harus masuk."
"Aku pergi, masuklah."
"Byebye!" Sujeong melambaikan tangannya seraya tersenyum.
Gadis itu bergegas masuk ke kamar apartment nya.
"Mwo? Oppa sudah pulang?" Sujeong kaget begitu melihat sosok Jinhyuk yang duduk diam dan masih terbalut pakaian kerja.
"Kau dari mana?" tanya Jinhyuk datar.
"Aku keluar bersama temanku," balas Sujeong seadanya.
"Mana Jinwoo?" tanya Sujeong menatap Jinhyuk.
"Dirumah Ibu ku."
Sujeong hanya menganggukkan kepala lalu kembali fokus menatap pria itu. "Kenapa sudah kembali? Bukankah ini masih terlalu siang?"
"Ryu Sujeong, kemarilah." Jinhyuk menepuk sofa tepat disebelahnya.
Tanpa bertanya, Sujeong berpindah untuk duduk disebelah Jinhyuk. Matanya menatap pria itu heran, seolah pria itu menjadi sangat aneh.
"Wae, oppa? Kau sakit?" tanya Sujeong.
Jinhyuk menarik nafas dalam, netra nya dia fokuskan menatap mata Sujeong.
Tentu Sujeong menyeringit, "Oppa! Wae?" tanya nya lagi.
"Sujeong, kau pergi dengan Kim Mingyu?"
"Hah?"
"Kau pergi dengan Kim Mingyu?" ulang Jinhyuk, kali ini penuh penekanan.
Sujeong mengangguk ragu, "iya."
"Kau pernah ke bar dengan beberapa pria, benar?"
Kali ini Sujeong tertegun, beberapa pria? pikirnya.
"Siapa maksudmu?" tanya Sujeong tajam.
"Kau masuk ke kamar bar, dengan empat pria." wajah Jinhyuk memerah seolah terbakar.
"Oh.. maksudmu Mingyu, Yugyeom, Eunwoo dan Hanse? Aku tidak begitu ingat, tapi benar kalau aku ke bar dengan mereka." Sujeong berpikir pikir.
"Kau!?" Jinhyuk menghela nafas.
"Awalnya aku tidak berniat membahas ini, tapi... Bisa kah kau lebih menyadari posisi mu? Kau wanita yang sudah memiliki suami, bagaimana bisa kau ke bar dengan pria lain, bahkan masuk ke dalam kamar seperti itu? Apa yang akan orang lain pikirkan?"
Sungguh, Sujeong tidak mengerti dengan isi pikiran Jinhyuk. Jika pria itu memang mau membahas masalah ini, bukankah sudah lama dia bahas? Karena kejadian ini bukan baru terjadi, tapi sudah cukup lama. Kenapa pria itu baru membahasnya sekarang?
"Jinhyuk-ssi! Tolong jangan melewati batas," ucap Sujeong tegas.
"Benar aku memiliki suami, tapi apa kau sudah lupa bahwa kita berdua hanya sekedar status? Kau lupa dengan perjanjian mu sendiri? Jangan urusi urusanku." Lanjut Sujeong sarkas.
"Ryu Sujeong!"
"Kenapa!? Aku bingung, kau membahas hal yang tak pernah kau bahas sebelumnya, bahkan meninggikan suaramu. Apa yang salah?" Sujeong menatap Jinhyuk tajam.
"Dan lagi, bukankah tak ada yang tau status kita selain keluarga kita? Lagi pula, kemanapun kau pergi, kau selalu memperkenalkan kekasihmu itu sebagai tunanganmu. Tak akan ada yang peduli atau curiga jika aku itu istrimu."
Jinhyuk diam, rasanya seperti hati dan otaknya sudah tidak sejalan. Otaknya tak pernah menyuruh nya untuk membahas hal yang membuat hubungan Jinhyuk dan Sujeong menjadi rumit. Tapi hati Jinhyuk ingin meluruskan segalanya.
Sialan, Ryu Sujeong! Apa yang kau lakukan padaku? Jinhyuk mengalihkan wajahnya, mengambil kembali perlengkapan kerja nya dan meninggalkan rumah dengan membanting pintu cukup kuat begitu keluar.
***
Update di hari bahagia ini! Jangan lupa streaming With Woollim '이어달리기' ya! Lagunya enak banget huhu ㅠㅠ
Aku ada pertanyaan nih buat readers yang suka baca Arranged Marriage :")
Aku tiba tiba mau ngubah alur endingya. Jadi, kalian mau ff ini berakhir dengan happy atau sad?
KAMU SEDANG MEMBACA
[6] Arranged Marriage ✔
Fanfiction"Aturan pertama, kau tidak boleh mengganggu kehidupan pribadiku. urusi urusan mu sendiri dan akupun akan begitu, ara?" "Sama denganku. Kita hanya akan bersikap seperti suami istri jika orang tua kita datang kesini." "Deal." Started: Sunday, 27 Oct...