Dua uluran Tangan.

1.1K 133 17
                                    

Happy Reading!!!

Hari ini, Sabtu. Yang biasanya sabtu adalah hari libur anak anak SMP Nusa Bangsa, tapi tidak dengan hari ini. Hari ini ada pertandingan basket antar Nusa Bangsa dan Lima Sila, yang mewajibkan semua murid untuk menghadirinya hanya sekedar duduk dan memberi dukungan. Hari yang beda. Itulah yang kini dirasakan oleh seorang Ria. Biasanya, jika ada pertandingan basket, indro pasti akan menjemputnya dan meminta untuk dibuatkan nasi goreng, katanya nasi goreng ria adalah penyemangat indro dikala tanding. Mengingat itu, dibenak ria ada rasa senang dan rindu. Ia tersenyum tipis, sembari menyemangati diri sendiri.

"Ayo ria, semangat. Ini awal dari perjuangan lo membuka lembaran baru." Ria tersenyum lalu melangkahkan kakinya menuju garasi untuk memakai sepeda sendiri.

*****

Suasana di Nusa bangsa berbeda seperti biasanya. Banyak anak anak lima sila yang belum pernah dilihat Ria. Ria menyusuri koridor dan menuju ke lapangan basket, matanya tertuju pada segerombol anak basket nusbang yang tengah bersiap. Dilihatnya Indro yang hanya duduk dengan wajah lesuh. Ria merasa tak tega, dan menerka nerka pikirannya. Apakah nasi goreng buatannya masih dianggap sebagai penyemangat indro saat ini? Ria tak yakin dengan itu, ia telah mengecewakan indro, dan teman teman.
Tapi ria mencoba memberanikan diri.

Kini ria berada di depan loker indro. Dibukanya loker itu, dan meletakkan nasi goreng yang ia buat tadi. semulanya itu untuk dirinya, tapi semangat indro lebih penting bagi ria. Ria tersenyum menatap loker yang telah dia tutup. Berharap indro semangat dengan itu. Karena ria tau, indro pasti akan menaruh tasnya di loker sebelum pertandingan di mulai. Tanpa ria sadari, ada yang melihat aktivitasnya tadi.

****

Pertandingan 10 menit lagi akan dimulai. Indro pun pergi ke lokernya untuk menyimpan tas. Saat ia membuka loker, dilihatnya ada kotak bekal yang tak asing baginya. Ia tersenyum, ia tau apa isi kotak bekal itu. Segera ia membuka kotak bekal itu dan memakannya dengan lahap.

"Ri, gw Tau ini dari lo. Gw bingung harus gimana, disatu sisi gw rindu lo, disisi lain, gw ga mungkin ninggalin temen temen. Gw bingung ri, gw harus milih yang mana." Ucap indro dalam hati. Ia tersenyum sendu, dan melanjutkan makannya.

Dari kejauhan, ada ria yang tersenyum melihat indro melahap nasi gorengnya itu. Ia merasa lega, biarpun rasanya berat, tapi memperhatikan panjul nya dari jauh, tak masalah bukan?

"Gw seneng bisa liat lo ndro, biarpun cuma dari kejauhan, bukan tepat disamping lo. Semangat ya..." Gumam ria lalu mundur dan melangkah kan kaki menjauhi tempat berdirinya tadi.

Sekarang pertandingan telah usai, score tertinggi dimenangkan oleh SMP Nusa Bangsa. Tak heran, perjuangan anak basket nusbang yang selalu latihan dengan maksimal akan membuahkan hasil seperti ini.

Ria baru saja keluar dari toilet, ia berjalan dengan mata yang tertuju pada handphone. Ria berjalan sambil membaca wattpad yang sedari malam ia baca. Di dunia nyata ia sedang merasa kesepian, setidaknya di dunia wattpad dia mendapatkan kehaluan yang bisa membuatnya bahagia.

Bruk....

"Aduh, kaki gw.... Sakit banget" ringis ria yang tadi tersandung kakinya sendiri dan menyebabkan ia terjatuh. Ia mengurut kaki nya sebentar dan mendongakkan kepalanya. Dua tangan yang terulur. Itu yang kini ria lihat. Ria pun langsung melihat siapakah orang yang mengulurkan tangan di depan muka ria. Indro, dan.... Orang tak dikenal? Sepertinya anak lima sila dilihat dari seragamnya.

"Lo gapapa? Sini gw bantu" ucap indro dan anak lima sila itu bersamaan.

Ria bingung, kenapa dua cowo di hadapannya ini sangat kompak? Ria tak akan bingung harus memilih tangan siapa, sudah pasti tangan indro. Tapi harapan itu terhenti saat ia melihat ada teman temannya di belakang. Tanpa fikir panjang, ria pun mengulurkan tangannya dan menangkap tangan anak lima sila itu.

Kisah Untuk Ria (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang