Happy Reading!!
Hari ini disekolah Argantara murid murid sedang bersiap untuk melaksanakan upacara. Indro bergegas ke lapangan dan menyesuaikan barisan kelasnya.
"Eh katanya ada guru baru ya?"
"Iya, makanya petugas upacara nya dari anak anak paskibra."
Indro yang mendengar itu hanya mangut mangut saja. Apa juga urusannya dengan indro.
"SELURUH BARISAN SAYA AMBIL ALIH, SIAAAAAPP GERAK!" Suara pemimpin upacara sudah terdengar nyaring di tengah lapangan Argantara, menciptakan suasana sunyi dengan suara angin yang menyeruak karena kebetulan cuaca berangin.
Setelah selesai menaikkan bendera, tiba saatnya pembinaan dari kepala sekolah.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh, anak anak yang bapak sayangi, untuk upacara hari ini, bapak serahkan pembinaan kepada guru baru kita, kepada pak zein, silahkan naik ke atas mimbar." Tutur bapak kepala sekolah dan memanggil guru baru itu untuk naik ke atas mimbar.
"Assalamu'alaikum, selamat pagi semuanya."
"Wa'alaikumussalam, pagi pak..." Seru anak2 yang berada di lapangan.
"Perkenalkan saya Zein, saya guru baru dan akan mengajar kalian disini. Saya dipindahkan bertugas disini, dan sebelumnya saya mengajar di Padang."
***
Bel istirahat berbunyi, Rafly terlihat buru-buru membereskan alat tulisnya dan bergegas keluar dari kelas.
"Eh Fly, mau kemana lo? Buru-buru banget?" Tanya indro heran melihat Rafly yang aneh.
Rafly dan Indro memang sekelas, joko dan kawan kawan juga berpencar kelas. Memang selama indro dan Rafly sekelas, mereka berdua berteman dekat. Tak jarang mereka juga saling bertukar cerita tentang ria.
"Mau ketemu doi di kantin." Jawab Rafly santai dan langsung bergegas keluar kelas.
Indro yang tak peduli dengan perkataan rafly itu pun nyelonong pergi ke toilet. Mana mungkin dia percaya si Rafly punya doi. Orang dia ga laku, pikir indro. Astaghfirullah indro berdosa banget ...
Setelah dari toilet, indro pergi menuju kantin. Namun sesampainya di kantin, indro melihat Rafly yang sedang tertawa dengan seorang gadis. Apa benar rafly udah punya doi? Dengan rasa penasarannya itu, Indro pun menghampiri bangku tempat rafly duduk.
Seketika mata indro membulat sempurna, apa yang ia lihat ini sungguhan?! Itu kan.... Ria?
Indro menepuk bahu rafly pelan, "Oh jadi ini doi lo?" Ucap indro canggung.
Rafly dan ria menoleh ke arah sumber suara. Rafly dengan senyum tengil nya dan ria dengan senyum tulusnya. Sedangkan indro, dengan muka murungnya.
"Iyalah, cantik kan?" Rafly merangkul ria.
Lagi lagi indro melotot. Dengan segera ia menepis tangan nakal rafly yang dengan mudahnya merangkul ria nya indro.
"Heh! Apa apaan. Jangan rangkul rangkul!"
Rafly mati matian menahan tawa melihat ekspresi wajah indro yang cemberut. "Kan doi gw, terserah gw lah. Kok lo yang sewot? Sana lo, ganggu aja." Usir rafly membuat indro beralih menatap ria.
"Ria...." Wajah cemberut indro membuat ria tidak tahan ingin mencubit pipinya. Bagaimana tidak? Ria sangat merindukan sahabatnya itu. Bawelnya, manjanya, anehnya. Ahh semuanya deh!
"Hmm?"
"Lo kok sama rafly sih... Lo gk kangen sama gw?" Rengek indro. Yaampun! Gemes:(
Ria menetralkan mukanya, berpura pura biasa saja. "Engga, gw malah kangen sama rafly." Ria tersenyum ke arah Rafly yang dibalas senyum jail dari Rafly.
"O-oh gitu ya? Yaudah..." Indro menunduk lemah.
"Emm gw... Gw... Kangen sama lo ria. Ibu juga. Gw duluan ya?" Indro berbalik badan namun berhenti karena ria memanggilnya.
Indro hampir saja terhuyung ke belakang karena mendapatkan pelukan mendadak dari ria. "Gw kangen banget sama lo." Indro tersenyum, lalu melepaskan pelukannya. Indro mengelus surai rambut ria yang terurai indah, "kok balik gak bilang gw?" Tanya indro dengan tulus.
"Gw juga gatau kalau pindah nya di sekolah ini. Karena uda gw ditugasin di sini." Ria masih betah menatap manik mata indro yang sangat ia rindukan.
"Masih ada orang disini, kalo kalian lupa." Sarkas Rafly yang sedari tadi melihat keuwuan gratis.
"Indrooo, udah kangen kangenannya, itu doi gw." Lanjut rafly lalu menarik tangan ria untuk duduk disampingnya.
Indro menatap nanar ke arah rafly, "Iss gw kan belom puas, emangnya bener lo doi nya cowok gak laku ini ri?" Pandangan indro beralih ke ria. Ria mengangguk.
"Terus gw gimana?"
"Ya, gak gimana gimana." Jawab ria santay.
"Tega banget." Indro duduk disebelah rafly lalu dengan tidak sopannya menyuap eskrim matcha milik ria kemulutnya.
Ria melotot, "Heh! Eskrim gw panjul!"
"Diem! Gw lagi kesel. Eskrimnya buat gw aja." Ketus indro masih setia menyuap eskrim itu. Sedangkan sang pemilik eskrim hanya bisa cemberut.
Rafly meraup muka ria yang tak luput dari pandangan indro. "Udah jelek, tambah jelek kalo monyong monyong gitu." Ucap rafly gemas.
"Dan lo ndro, baperan banget jadi cowo, orang kita berdua cuman bercanda."
"Oh."
"Eh iya ri, masuk kelas mana?" Tanya indro.
"Mipa 4." Bukan, bukan ria. Tapi Rafly yang menjawab.
"Iss, gw nanya ria, bukan lo bambank." Sembur indro kesal.
"Udah ketemu wulan ya?" Tanya indro hati hati.
Ria tersenyum simpul, "tadi ketemu, tapi rasanya canggung banget kek gapernah kenal. Gw bingung mau kayak gimana sama masalah gw dengan wulan." Ucap ria sendu.
"Lo tenang aja ri, kita berdua bakal bantuin lo buat balikin keadaan seperti dulu lagi." Jawab rafly yang dibalas anggukan dari indro.
Dari kejauhan, wulan melihat dan mungkin mendengar perkataan dari 3 orang itu. "Ga semudah itu. Gw terlanjur sakit."
______________
Gilak lama sekali up nya😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Untuk Ria (END)
Teen FictionCerita ini terinspirasi dari kehidupan seorang gadis yang selalu berusaha kuat dalam rapuhnya, melewati hidup yang seakan akan tak lagi berpihak padanya.