Insta Story

1.2K 159 23
                                    

Happy Reading !!!

Ria kini bersandar di kursi pesawat, usai mengakhiri chat singkat tanda perpisahan bersama teman kecilnya itu, indro. Ya, sekarang ria sudah berada di pesawat untuk mendarat ke Padang. Ria memang sengaja tidak mengizinkan indro untuk mengantarnya, takutnya nanti berubah fikiran lagi, xixixi.

Ria merasa ini adalah keputusan terbaik untuk pertemanan nya dengan indro. Cukup ia saja yang dijauhi oleh teman temannya, jangan indro. Ia berharap, indro tidak mencari carinya lagi, cukup fokus ke teman temannya yang disana.

***

Lain halnya dengan indro, kini dia merasa kehilangan sosok teman yang selalu bersamanya dari kecil. Ditambah lagi chat singkat yang berakhir pemblokiran dari ria. Iya, ria memblokir wa indro. Bahkan instagram indro pun di unfollow oleh ria serta indro dihapus dari followersnya. Karena akun ria private, sedikit kemungkinan indro untuk tau kabar ria. Huftt.

" Ya ampun ria, kenapa harus ngeblock sama unfollow gw sih, gimana cari tau kabarnya coba?" Indro merasa khawatir, bagaimana ia akan tau kabar ria?

"Oh iya, gw kan juga ngefollow ria pake sec account gw, moga aja gak di hapus juga" indro pun bergegas mengecek sec account nya, berharap ria lupa dan tidak menghapusnya.

Syukurlah, sec account indro masih follow ria, setidaknya ia masih bisa mencari tau kabar teman kecilnya itu walau secara diam diam.

***

Sekarang ria sedang mengemaskan barang barangnya di kamar. Ia dan Bunda sampai ke rumahnya di Padang sekitar 15 menit yang lalu. Senyum manis tercetak di wajahnya saat ini, mengingat pertemuannya beberapa waktu lalu dengan sosok yang ia rindukan selama ini. Jika ia tidak datang ke Padang, ia yakin tidak akan bisa bertemu dengan lelaki itu. Apakah dia tidak tau jika ria selalu rindu dengannya? Hufft.

Setelah berberes beres, ria menghempaskan diri di kasur empuknya, sekedar rehat sebentar melepas lelah, karena perjalanan panjang yang cukup membuat badan terasa remuk. Lagi pula sore ini ia ada jadwal untuk jalan jalan bersama lelaki itu, sudah lama ia tak menghabiskan waktu dengannya, terakhir kali mungkin semasa kecilnya. Ria pun memejamkan mata, dan perlahan mulai menyusuri alam mimpi.

***

"Akhirnya bukan anak SMP lagi kita yee kaan gaiss" tanya roni kepada teman temannya.

Ya, sekarang mereka lagi berkumpul di rumah lili, hanya sekedar ngumpul doang, sambil nyemil. Udah lama mereka gak ngumpul berdelapan, eh... Bertujuh maksudnya. Minus ria.

"He eem, ga bocil lagi ahahah" jawab lili dengan diiringi tawa nyaring.

"Eh mak lampir, gitu amat lu ketawa, sakit nih kuping gw" ujar roni. Memang ya, ketawa lili itu tidak baik untuk kesehatan kuping.

"Eh kakek cangkul! Banyak omong lo. Ga inget ini rumah siapa? Terserah gw lah, mau lo gw usir?" Sembur lili. Iya sih rumah dia, tapi kan....

"Eh kalian berdua! Bisa ga sih sehari aja ga berantem? Ya allah ampuni dosa dua teman hamba ini ya allah" ujar santi dengan gerakan seakan akan sedang berdoa. Aneh emang.

"Nambah lagi satu yang sengklek, ga abis pikir gw" gino menghela nafas yang mengundang kekehan dari wulan dan joko.

"Wulan, lo masuk SMA Argantara kan?" Tanya joko kepada wulan.

"Ya iyalah, kan gw dapet beasiswa nya disitu"

"Kalian juga kan?" Tanya wulan balik.

"Yoi lah," jawab mereka kecuali indro. Dia sedang melamun, ntah ngelamunin apaan.

Kisah Untuk Ria (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang