Happy Reading!!!!
Dikamar, indro sedang galau, masih memikirkan insta story ria tadi sore. Kenapa cepat sekali dia menemukan sahabat baru? Atau jangan jangan, itu memang doi Ria di padang? Indro frustasi. Ditambah lagi ia tak bisa chattingan sama ria karena perihal pemblok-an itu.
Untuk mengurangi stress, indro meluncur ke aplikasi Instagram untuk menghibur dirinya. Yang pertama ia lihat adalah, ria mengepost foto.
its.ria_ Brother Time <3
What the hell!!! Jadi yang tadi sore itu sodara ria? Indro bermain dengan fikirannya. Sejak kapan ria memiliki saudara? Kenapa indro tak mengetahuinya?
Namun, Indro merasa lega. Setidaknya ria tidak mendapatkan pengganti dirinya. Malam ini, ia bisa tertidur nyenyak.
***
Cuaca pagi ini seakan akan mewakili perasaan ria saat ini. Mendung. Disinilah ria, menduduki dirinya di bangku yang berada di halaman belakang rumahnya. Ria melamun, entah apa yang ia kalut kan di fikirannya sekarang. Apa iya indro? Yupss... 100 buat kalian.
Ria kini merasa ada yang kurang di hidupnya. Ia membuka galeri hp nya dan menekan album yang berjudulkan "panjul". Senyum simpul terlukis di wajah manisnya, ia benar-benar rindu dengan panjul nya itu. Digeser nya lagi, dan senyum ria semakin merekah. Terlihat foto dirinya dan panjul saat sedang makan ice cream langganan mereka berdua. Dia tersenyum miris, saat mengingat kenangan nya bersama panjul, sahabat kecilnya.
"Engkau masih anak sekolah...
Satu SMA....
Belum tepat waktu tuk begitu begini..."Ria tersontak dan refleks menoleh ke sumber suara. Sudah ia duga, dugong jantan yang bernyanyi tadi. Ya, uda zein.
"Kenapa sih uda, jelek suaranya." Ucap ria.
"Dih, bagus gini dibilang jelek. Nih ya dengar,"
"Pigarooo.... Pigaro pigaro.... Pi....ga...ro...." Lantunan suara melengking uda zein memenuhi halaman belakang rumah. Ria jengkel, kenapa uda nya itu memiliki tingkat percaya diri yang sangat tinggi?
"Udaaaa, sakit telinga riaaa" teriak ria lalu memukul lengan uda dan dibalas cengiran.
"Lagian kamu, ngapain liat liat poto cowo? Masih kicil kamu ga usah pacar pacaran." Ujar uda zein sambil merangkul adik kecilnya itu.
"Is itu sahabat ria, bukan pacar." Sahut ria.
"Terserah kamu, yuk jalan jalan" ajak uda yang diangguki oleh ria.
Kakak beradik itu pergi ke warung mie ayam tak jauh dari rumahnya. Mie ayam disitu memang terkenal, jadi tak heran jika disitu sangat ramai. Setelah memesan 2 porsi, mereka pun duduk di bangku yang sudah disediakan di warung itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Untuk Ria (END)
Teen FictionCerita ini terinspirasi dari kehidupan seorang gadis yang selalu berusaha kuat dalam rapuhnya, melewati hidup yang seakan akan tak lagi berpihak padanya.