Happy Reading!!!!
"Ria, yuk kantin"
"Ehmm boleh res" jawab ria.
Hari ini hari pertama MOS di sekolah ria di Padang. Sekarang jam istirahat, ria dan resti berniat pergi ke kantin untuk jajan. Resti, dia teman pertama ria di sekolahnya.
Ria memesan es krim matcha, es krim kesukaannya. Bagaimana tidak, es krim matcha adalah menu favorit ia dan indro. Dimana setiap mereka pergi berdua, es krim matcha selalu menemani mereka. Kenangan yang sangat manis....
Pesanan diantar ke meja ria dan resti, satu cup es krim matcha dan satu porsi toppoki. Toppoki? Ahh keinget lagi sama indro.
"Kenapa semuanya ngingetin gw ke indro mulu sih ah!" Adu ria dalam hati.
"Ri? Kenapa?" Tanya resti heran, ria daritadi melirik toppoki nya.
"E-ehm... Engga kok hehe"
"Lo pengen toppoki ya?"
"Enggak, yaudah yuk dimakan." Ria mengalihkan pandangannya ke es krim yang lumayan lama ia anggurin tadi. Begitu juga dengan resti.
"Eh ri, lo sadar ga sih?" Bisik resti
"Sadar kenapa res?"
"Itu loh, abang kelas yang leader kelompok kita, ngeliatin lo terus dari tadi, serius deh" lanjut resti dengan wajah serius dan menunjuk ke arah abang kelas itu. Ria memang baru beberapa jam mengenal resti, tapi sikap resti ke ria udah seperti sahabatan 10 tahun, langsung akrab wkwk.
Ria menoleh ke arah abang kelas yang resti maksud. Benar saja, ia sedang diliatin sama tuh abang kelas. Ganteng sih... Eh riaaa gantengan indro!
"Masa' sih res, perasaan lo aja kali. Ato mungkin abang itu ngeliatin lo bukan gw" tangan ria terulur menabok pelan bahu resti dengan muka menggoda.
"Dih, enggak lah ri, beneran gw pantau dari tadi pagi. Dia suka sama lo kali"
"Ap-"
"HEI KALIAN, NGOMONGIN GW?" Teriak si tokoh utama dari topik perghibahan ria dan resti tadi. Ria membeku. Bayangin aja baru hari pertama sekolah, masih nuansa MOS lagi, udah di teriakan abang kelas aja. Mana suaranya LAKIKK bangett lagi, sereeem.
"E-enggak kok bang, gak ada. Kita ngomongin gebetan ria, nah iyaaa kan ri?" Alasan klasik itu keluar begitu saja dari mulut resti. Ria melotot. Dan dibalas pelototan balik dari resti sebagai kode agar ria mengikuti perintahnya.
"Eh, i-iya bang, bener kata resti."
"Gebetan nya sekolah disini?" Tanya abang kelas itu dengan tatapan mengintimidasi ke ria, cuman ke ria.
"I-iya bang he em iyaaa"
"Gw ya gebetan lo?" Tanya abang kelas itu lagi dengan tengil. Dih, pede amat ceunah.
"H-ha?"
"Eh-ehm.... UDAH. KARENA KALIAN NGOMONGIN GW, GW KASI HUKUMAN KE RIA." Tegas abang kelas kepo itu.
"lah? Kok cuma gw bang? Resti engga?" Tanya ria. Yang benar saja cuman ria yang dihukum. Padahal kan yang mulai duluan si resti. Apes apes.
"Ngejawab lagi!"
"Y-yaudah, a-apa hukumannya bang?" Tanya ria pasrah.
"Fotbar sama gw, terus lo repost."
Hah? Ga salah denger nih? Fotbar? Apaan sih bambank, gajelas banget si abang kelas kepo ini. Apa maksudnya coba.
Ria pun mengangguk malas, bersiap bergaya dan melihat ke kamera hp yang dipegang oleh abang kelas itu.
"Dih, narsis" gumam resti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Untuk Ria (END)
Teen FictionCerita ini terinspirasi dari kehidupan seorang gadis yang selalu berusaha kuat dalam rapuhnya, melewati hidup yang seakan akan tak lagi berpihak padanya.