Punten:D
TUMP...
Denyitan dari Truk yang mengerem kuat secara tiba-tiba itu terdengar cukup nyaring, membuat suasana mendadak riuh dengan orang-orang yang berlarian ke arah sumber bunyi. Tijakan maksimal rem dari supir truk itu menghasilkan satu orang korban yang terpental lalu terseret kuat, dengan darah yang bersimbah disekujur tubuh membuat korban itu tak sadarkan diri.
Dilain sisi tak jauh dari tempat kejadian, Indro yang baru saja keluar dari mini market, mengernyit heran melihat banyak orang berkumpul di sebrang sana. Dilihatnya dari arah cafe yang berada di samping mini market itu, Ayah Ria yang tengah berlari untuk menyusuri keramaian yang baru saja ia lihat. Walaupun ia tak tau apa yang sebenarnya terjadi, tanpa pikir panjang ia juga ikut menghampiri gerombolan tersebut.
Dilihatnya Ayah Ria yang dengan paksa membelah keramaian, lalu memangku seorang gadis yang terkulai lemah tak berdaya dan tak sadarkan diri, dengan berlumuran darah. Indro mendekat, memastikan siapa yang dipangku oleh Ayah Ria, yang mungkin saja menjadi korban tabrakan.
"Riaaaaa bangun nak! Hiks..."
Bagaikan disambar petir, semua anggota badan Indro seakan terkunci, diam tak bisa digerakkan. Ia menegang, kupingnya tak mungkin salah dengar, Ayah Ria dengan jelas menyebut nama Ria di depan matanya. Ia memberanikan diri untuk lebih mendekat, melihat wajah penuh darah yang sedang ada dipangkuan Ayah Ria.
Indro menarik nafasnya dalam. Sesak di dalam dadanya semakin menyeruak ketika yang ia lihat adalah Sahabat yang sangat ia sayangi. Ria yang selalu menampilkan senyuman di hadapannya untuk menutupi semua kesedihan, kini terkulai di pangkuan sang Ayah dengan tak sadarkan diri. Seperti ada ribuan duri menghujam dada Indro saat ini, tak ada terlintas dipikirannya untuk melihat Ria seperti ini. Dengan cekatan ia bersimpuh di samping Ria mengelus surai rambutnya yang tak lagi rapi, tangisnya pecah, tak kuat melihat Gadis kecil nan polos di depannya.
"Ria, lo jangan tinggalin gw Ria..." Isak tangis Indro terdengar pilu. Tak ada yang lebih menyakitkan bagi Indro selain melihat Ria dalam keadaan seperti ini.
Ambulan datang untuk membawa Ria ke rumah sakit terdekat. Dengan cepat, Ayah dan Indro membopong Ria masuk ke dalam Ambulan.
***
Sudah tak terhitung berapa banyak Indro merapalkan doa, sudah hampir 2 jam setelah sampai di rumah sakit, Ria disarankan untuk melakukan operasi karena keadaannya sangat kritis.
Ayah Ria tak kalah kacau, tak ada hentinya ia menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang terjadi pada Ria. Mana bisa ia tenang, sedangkan putri kecilnya sedang terbaring lemah di ruangan operasi. Jika terjadi apa-apa dengan Ria, ia tak segan segan untuk mengutuk dirinya sebagai Ayah paling buruk di dunia ini.
Bunda Ria juga sudah sampai satu jam yang lalu. Setelah diberitahukan tentang ini dan dijemput oleh Uda. Jangan tanya lagi bagaimana kondisi Bunda saat ini. Mata sembab, dengan pandangan kosong, terdiam di dalam dekapan Uda Zein yang sedari tadi menenangkannya. Hati orang tua mana yang tidak sakit melihat anaknya sedang melawan sakit di dalam ruangan menyeramkan itu. Tanpa ada yang mendampingi. Hati Bunda hancur sehancur-hancurnya kala mendengar berita tak mengenakan ini. Banyak prasangka buruk yang ada dipikirannya saat ini, banyak dugaan-dugaan yang tak baik untuk ke depannya. Ia tak bisa lagi berpikir jernih, yang ia pikirkan hanyalah putri nya bisa selamat malam ini.
Knop pintu ruangan bergerak, pintu perlahan terbuka menampilkan dokter yang keluar dari dalam ruangan. Semua ikut berdiri, mengharapkan hal baik yang keluar dari mulut dokter tersebut.
"Gimana keadaan adek saya, Dok?" Tanya Uda mewakili semuanya.
"Operasi berjalan dengan lancar. Pasien kekurangan banyak darah pada bagian kepala, dan darah pasien tergolong langkah, yaitu O negatif, sedangkan di rumah sakit ini persediaannya telah habis. Dan sekarang pasien sedang dalam masa koma" semua terdiam. Di antara mereka memang tak ada yang memiliki golongan darah O negatif, bahkan Ayah dan Bunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Untuk Ria (END)
Подростковая литератураCerita ini terinspirasi dari kehidupan seorang gadis yang selalu berusaha kuat dalam rapuhnya, melewati hidup yang seakan akan tak lagi berpihak padanya.