Happy Reading!!!
"Lega banget bisa ngeliat indro walaupun cuman sebentar" senyum tulus ria terukir di wajahnya.
Tadi ia sempat bertukar kabar dengan indro, melihat senyum indro, walaupun hanya dari virtual. Setidaknya rasa rindu bisa terobati.
"Heh ria, melamun mulu, ayo pulang" tegur Resti membuat ria tersontak dari lamunannya.
"Lo balik sama siapa res?"
"Sama bokap, tuh udah dijemput, gw duluan ya ri" pamit resti yang dibalas anggukan dari ria.
Kini tinggal ria yang ada di depan gerbang sekolah, bukan murid murid sudah pada pulang, tapi mereka lebih memilih menunggu di bangku taman sekolah di dalam.
"Kangen juga sama ayah. Andai aja ayah masih sama gw, bunda, dan uda." Mata ria menelusur lurus ke depan. Mengingat kenangan nya bersama sang ayah. Ada rindu yang timbul di dalam hati, anak mana yang tak menginginkan kasih sayang sang ayah selamanya?
"Dulu, ayah selalu antar jemput gw sekolah, pulangnya mampir ke kedai es krim, dan selalu nanyain nilai gw di sekolah." Monolog ria sendu.
"Udahla, ayah udah bahagia sama keluarga barunya, doain yang terbaik aja buat mereka sekeluarga" uda berucap dari samping ria, ntah kapan uda datang.
"Uda, beruntung banget ya mereka, dijemput ayahnya" ria tersenyum melihat salah satu murid yang dijemput ayahnya.
"Ria, uda ada untuk keluarga. Ayah udah nentuin pilihannya, kita gak boleh memaksa dia untuk tetap sama kita kan? Dan... Ayah pernah bahagia bersama kita, baik, menjadi panutan, sebelum dia pergi ninggalin kita dengan cara yang salah. Ria gak benci sama ayah kan?" Jelas uda, berharap ria terlepas dari sedihnya.
"Iya uda, ria gak benci sama ayah. Cuma sedikit kecewa. Tapi yaudahla, bahagia kita gak bakalan ketuker kan?"
Tangan uda terulur mengelus pucuk kepala sang adik. "Pinter, ini baru adeknya uda. Yuk pulang?" Ujar uda yang dibalas iya oleh ria.
***
Indro dan teman teman sedang berkumpul di rumah lili, hanya wulan yang tidak ada. Katanya dia mau pergi acara keluarga bersama mama papa nya.
"Gais, ngerasa gak sih, wulan nyembunyiin sesuatu?" Tanya lili.
"Ha? Maksudnya?" Lanjut santi penasaran dengan apa yang dibilang oleh lili.
"Iyaa, aneh banget tau, kek nyembunyiin sesuatu gitu" lili melanjutkan, membuat yang lain mengubah atensinya fokus ke lili.
"Nyembunyiin apa maksud nya li?" Tanya joko penasaran.
"Wulan aneh tau. Coba deh fikir, kenapa dia sebenci itu sama ria? Kan yang salah ayahnya ria." Lanjut lili membuat suasana semakin mencekam.
"Kan wulan pernah bilang, kalo dia gak suka ngeliat ria menyetujui ayahnya untuk menikah sama mama wulan." Ujar gino.
"Iya, wulan juga gak suka karena persetujuan ria itu membuat bunda nya ria tersakiti." Lanjut Roni.
"Tapi, dia bahagia sekarang dengan bokap baru nya, sedangkan ria menahan sakit karena ia dan keluarganya ditinggal sosok ayah yang dulu pernah menjadi panutan mereka." Indro berucap dengan datar. Dia masih tidak terima dengan sikap wulan yang terlalu berlebihan kepada ria.
"Iya juga ya..." Sahut santi menyetujui ucapan lili dan indro.
"Iyasih, kalau gw di posisi wulan, gw ga bakal benci sama ria, karena ini pure kesalahan dari ayahnya." Ucap Roni.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Untuk Ria (END)
Teen FictionCerita ini terinspirasi dari kehidupan seorang gadis yang selalu berusaha kuat dalam rapuhnya, melewati hidup yang seakan akan tak lagi berpihak padanya.