Kelulusan

978 134 13
                                    

Happy Reading!!!


Hari ini, hari yang ditunggu tunggu. Hari dimana pengabdian selama 3 tahun telah usai, dan akan berlanjut untuk tingkat perjuangan selanjutnya. Semua cerita yang telah diukir, akan berakhir hari ini, melepas jabatan sebagai murid di SMP, dan menerima nilai ujian yang telah dilaksanakan.

Semua anak kelas 3 berserakan di lapangan SMP Nusa Bangsa, menggunakan baju bebas yang sopan dan rapi, tak lupa pula dengan menggandeng masing masing orang tua mereka. Terlihat anak anak osis dengan balutan almamater biru, ada pula anak tari yang akan menampilkan tarian di ujung acara.

Ria dan bunda telah sampai tepat di gerbang sekolah, disambut dengan riuh nya anak anak yang sibuk dengan penampilannya. Ria tampak cantik dan manis dengan dress selutut berwarna peach, sepatu nike putih, pinggiran rambut yang dikuncir, dan tak lupa sedikit polesan make up di wajahnya. Begitu pula dengan Bunda yang terlihat seperti anak muda, dengan baju atasan berwarna matcha yang disandingkan dengan rok navy, terlihat sederhana tapi elegant.

Yaa, kelulusan hari ini digabung dengan acara perpisahan, sehingga anak anak disuruh memakai baju bebas yang sopan dan rapi.

"Kepada siswa siswi dan para wali yang telah hadir, dipersilahkan duduk ditempat yang telah disediakan." Ucap pembawa acara yang berada di atas panggung.

"Ayo bunda" ajak ria yang dibalas anggukan oleh bunda.

Acara akan segera dimulai, sedangkan ria tengah celingak celinguk memperhatikan sekeliling, mencari keberadaan indro. Kemana dia, belum terlihat daritadi. Lalu mata ria terhenti melihat keluarga kecil yang terdiri dari ayah ibu dan anak. Yang dicari indro, eh yang ketemu keluarga bahagia wulan. Ria tersenyum hambar. Seharusnya lelaki yang berada disamping wulan itu yang menemaninya saat ini. Mengapa begitu sakit rasanya, melihat wulan bahagia dengan ayah baru nya, yang dulu adalah ayah ria satu satunya. Air mata berhasil lolos dan mengalir di pipi ria.

Ria tersadar setelah merasakan ada tangan lembut yang menghapus air matanya, orang yang menjaga nya sedari kecil hingga sekarang, yang memiliki hati yang begitu kuat. Dia bunda.

"Ria, kamu kuat kan? Udah jangan nangis. Nanti make up nya luntur loh" ujar bunda dengan tangan yang masih mengusap pipi ria.

"Iya bun" jawab ria dengan senyum tipis yang terukir diwajah manisnya.

"Hai ria, bunda" sapa indro yang baru saja datang bersama ibu nya, lalu duduk disebelah ria.

"Eh indro, ibu"

"Mba, apa kabar, seminggu ga ketemu loh kita" sapa bu nilam kepada bunda.

"Ah kamu ini, seminggu aja kek berapa abad" jawab bunda dan dibalas kekehan dari mereka berempat.

"Besok ya balik padang nya, mba?" Tanya bu nilam

"Iya besok, barang barang juga tinggal beres, tinggal berangkat aja" balas bunda.

"Yah, bakalan kangen sama mba, sama ria juga. Sehat sehat ya disana, riaa. Jangan lupa chattan sama ibu ya, curhat curhat. Jangan chattan sama indro." Ucap ibu yang kini sedang melirik indro. Ada ada saja kelakuan ibu ini, suka sekali menggoda anaknya.

"Ibuu." Ucap indro dengan wajah kesal, yang dibalas kekehan dari ibu, bunda, dan ria.

"Bunda, indro ikut ke padang yaa..." Ucap indro dengan wajah memelas.

"Eh gak gak, apaan kamu. Kalo kamu ikut, yang ada ria jadi gak fokus cari cowo di Padang." Balas ibu dengan wajah usil.

"Apasih buuuu, ishh" rajuk indro.

Kisah Untuk Ria (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang