"Sayang apaansih aku duluan yang pake!" kata Lisa berapi-api, padahal ia sudah berjanji pada dirinya sejak menbuka mata dari tidurnya jika hari ini ia akan biasa-biasa saja dalam artian seharian tanpa mengomel. Baru saja balik dari dapur untuk mengambilkan bedak dan peralatan kembar yang setelah mandi harus dipakaikan lotion dan minyak-minyakan dan tanpa sengaja matanya melirik nakas melihat handphone dengan case gambar toy story tergeletak bebas padahal bangun tidur tadi ia charger.
"Ih apasih orang make duluan" omelnya sambil berusaha melepaskan chargernya yang sudah tertanam di handphone Jaehyun.
"Charger kamu kemana sih?" Omelnya lagi, tidak semudah itu Jaehyun memberikannya, justru Jaehyun berusaha menghindari tangannya dengan mengangkat handphone nya tinggi-tinggi.
"Dikantor" jawab Jaehyun tanpa berdosanya yang masih meneruskan game ml. Selain hobi begadang main ps, rutinitas Jaehyun sebelum ke kantor itu push rank terlebih dahulu.
"Ih tuh kan"
"Sabar dulu napa, aku juga mau ke kantor" malas membesarkan masalah akhirnya ia yang mengalah, Jaehyun itu kerja siang malam tetapi beli chargeran entah kenapa seperti orang tidak mampu. Justru chargeran-nya terus yang menjadi sasaran, ia tidak masalah jika minjam tetapi hilang sudah kesabarannya jika nge-charger duluan dicabut tanpa bilang-bilang. Setidaknya ngomong, jadi ia bisa cari alternatif lain. Tidak diam aja, seperti kemaren waktu ia charger dan saat mau jalan melihat baterai handphone nya hanya 15%. Siapa yang tidak emosi?
"Papaaa" Ia keluar, Harley berdiri didepan pintu kamar yang tubuhnya terbungkus handuk baru selesai mandi.
"Apa sayang" balas lembut sang papa tanpa menatap anaknya itu dan matanya masih fokus pada benda pipih yang ada digenggamannya.
"Berhenti bikin mamah malah" Lisa yang samar-samar mendengar ucapan anaknya barusan pelan-pelan memudar kerutan kesal diwajahnya. Jujur saja kedua anaknya itu selalu membelanya dan selalu ada dipihaknya.
"Papa bikin mama marah? Masa sih?" Balas Jaehyun lagi, terkadang ia iri dengan istrinya sendiri. Kenapa bisa anak-anaknya selalu berpihak pada Lisa? Seperti hal-hal sepele yang membuat Lisa marah pasti selalu ia yang dipojokkan. Memang salahnya sebenarnya, hanya saja reaksi mereka yang selalu mengomelinya balik jika ia membuat Lisa marah membuatnya iri.
"Coba Alley yang cabut handphone papa? Malah gak papa?"
"Marah lah, tapi kan anak kecil gaboleh marah sama papanya" sambung Jaehyun lagi.
Lisa kembali kedapur untuk membuatkan keluarga kecilnya itu sarapan. Setelah membuat sandwich yang sudah diatas meja dan memotong buah-buahan yang juga sudah ia tata dimeja sekarang tinggal membuatkan suaminya itu kopi. Kedua anaknya sudah ia buatkan susu.
"Mamaaaa!!" Ia mendengar suara Harley dari atas memekik memanggil-manggil. Entah apa yang sedang dua orang itu lakukan didalam kamar sana dan ia melanjutkan aktifitasnya. Akhir—akhir ini entah kenapa Jaehyun jadi tambah mengesalkan, liat muka bangun tidurnya saja bawaannya pengen mukul apalagi jika suaminya itu bertingkah rasa-rasa ada keinginan kabur ke rumah Risa.
"Mama ayo kita jalan, tinggalin papah" Harvey menghampirinya dengan tubuh yang masih dibungkus handuk. Diangkatnya anaknya itu keatas kursi sehingga memudahkannya untuk memasangkannya seragam sekolah.
"Kemana" tanyanya sambil memasang lotion bayi ke seluruh tubuhnya. Walaupun sudah berumur 6 tahun, anak kembarnya ini masih tetap bayi baginya.
"Ayo kita ke sea world" kata Harvey antusias.
"Ngapain" tiba-tiba saja suara Jaehyun menyahut dari belakangnya yang membuatnya sedikit terlonjak kaget.
"Apaansih orang Arvey gak ngajak papa" sewot Harvey.
KAMU SEDANG MEMBACA
(2) jj family
Fanfiction[sequel] teruntuk papa jj, berhenti buat mama marah-marah