11

1.8K 156 49
                                    

Sepertinya Jaehyun benar-benar marah terbukti setelah mencium kening tanpa mengeluarkan sepatah katapun pergi begitu saja dengan setelan rapi siap kekantornya. Setelah mencium anak-anaknya pun Jaehyun pergi yang membuat Lisa menghela nafas mencoba bersabar. Bahkan Jaehyun hanya meminum kopinya tanpa menyentuh sarapan yang ia buat. Semalam permasalahannya belum selesai karena Arsen agak rewel ditidurkan tadi malam, entah setiap menit merengek dan akan berhenti jika Lisa datangi.  Tentu tidak akan sempat untuk Lisa menyelesaikan masalahnya dengan sang suami jika balik kekamar Jaehyun telah tertidur.

Jika pertemuannya dengan Axel akan sefatal ini tidak akan mau lagi ia menemui Axel, atau bahkan mengikuti ucapan suami jika berpapasan berpura-pura tidak kenal layaknya orang asing. Apa ia terlalu jahat pikirnya?

Sembari menyuapi anak-anak sebelum berangkat sekolah Lisa menghela nafas untuk kesekian kalinya. Jaehyun itu memang sialan, menambah-nambahkan pikiran saja sungut Lisa kesal dalam hati. Dosa tidak memaki suami? Ah persetan, kepalanya sudah cukup nyut-nyutan pagi ini.

Sudah tahu pagi-pagi begini Lisa selalu repot apalagi kembar sudah kembali normal sekolah tatap muka. Tidakkah suaminya itu inisiatif membantu seperti menginstruksi kembar agar cepat dan jangan mengulur-ngulur waktu agar tidak terlambat daripada meninggalkannya tanpa sepatah katapun. Jika orang lain mungkin telah Lisa tampar bolak-balik memakai sendal lepeknya.

Pagi-pagi saja kepalanya sudah sepening ini.

"Mamahhhh kenapah" panggil bungsu yang tenyata sadar dengan raut wajah Lisa yang murung pagi ini.  Mendengar celotehan Arsen sontak kembar mengadahkan kepalanya dari memain-mainkan sarapan tanpa mau menyuapkan kedalam mulutnya sendiri yang mana mereka menunggu giliran untuk disuapi Lisa. Jika memiliki tangan lebih dari dua mungkin tidak akan Lisa biarkan dua bocah itu makan sendiri. Suasana hati badmood, ditinggal suami kerja tanpa sepatah katapun ditambah lagi ia kurang tidur semalaman. Benar-benar.

"Sapa yang bikin mama sedih, kasih tau Arley cepat biar Arley tampar" mendengar ucapan anak tengahnya barusan cukup menghibur suasana hati Lisa. Jangan heran mengapa anak-anak Jaehyun itu menuruni sifat Lisa maupun Lucas, perhatian walau ada unsur kasar-kasarnya. Kembar itu terlalu gengsi jika menunjukkan perhatiannya, persis seperti ibu dan pamannya. Berbanding terbalik dengan Jaehyun jika menunjukkan perhatiannya. Suami nya cenderung tidak banyak bicara karena lelaki itu act of service, yang mana lebih langsung melakukan sesuatu jika menunjukkan perhatiannya ketimbang mengungkapkan dengan ucapan. 

Harvey berdiri kemudian duduk dipaha kiri juga Harley naik ke paha kananya dan menangkup pipi Lisa dengan kedua tangan kecilnya "Mama kenapa sediih" Lisa hanya bisa menggeleng. Mengapa setelah memiliki anak ia gampang menangis? Padahal setelah menikah dan belum memiliki anak jika bertengkar dengan Jaehyun mana pernah ia mengeluarkan air mata ataupun mellow. Justru segudang umpatan yang keluar dan dendam yang menggunung.

"Arvey sama Alley sayang mama gaaa.." si kecil Arsen hanya memperhatikan tiga orang lebih besar darinya itu dengan tatapan polos dari babychair-nya.

"Sayang lah" jawab keduanya.

Tanpa diminta kedua anak kembar laki-laki itu mencium dengan menekan kedua pipi Lisa. Benar-benar menjadi sumber hiburan Lisa dikala ia sedang sedih, emosi dan perasaan yang campur aduk.

"Mama jangan nangis dong" jika dipikir-pikir kapan ia menangis? Benar-benar jiplakan Lucas. Senang mengada hal-hal yang tidak terjadi. Lisa bahkan tidak mengeluarkan air mata setetes pun daritadi. Hanya raut wajah yang tertekuk seolah tidak semangat menjalani hari.

"Dih siapa sih yang nangis, jangan aneh-aneh ya" kata Lisa dengan nada sewotnya yang datang kembali.  Sebenarnya hal-hal kecil seperti tadi menjadi penguatnya, jika dulu apabila ada masalah dengan Jaehyun ia justru akan pergi menghilang menenangkan diri dan balik jika sudah baik-baik saja dan siap memperbaiki. Sekarang setelah memiliki anak tidak mungkin ia melakukan kebiasaan buruk itu lagi jadi mau tidak mau ia harus berusaha diam di rumah, mencoba menghadapi dan menyelesaikannya.

(2) jj familyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang