"Sayang" ia menyuapi Arsen makan diruang tengah, 4 bocil itu sibuk dibelakangnya bermain iPad dan lego. Sambil menyuapi Arsen ia menjawabi telpon Jaehyun.
"Hmm"
"Susulin sini bawa anak-anak" kata Jaehyun dari sebrang sana setengah merengek.
"Gila ya, mereka sekolah" katanya lagi tidak habis pikir.
"Gapapa bolos sekali"
"Anaknya Dinda masih ada"
"Masa sih"
"Bawa aja, aku sewain mini bus ya" Ia diam sebentar. Sebenarnya ia pengen tapi ada dua anak Dinda, ya kali ia bawa lari apalagi Dinda sibuk mau cerai-ceraian.
"Ih tapi pengen" katanya membayangkan villa yang akan ditempati dengan view pegunungan.
"Aku pesanin ya? Izin aja si kembar nanti aku suruh Indray izinin. Siap-siap udah" kata Jaehyun lagi seolah ia sudah mengiyakan, padahal ia belum mengiyakan sama sekali.
"Ih aku tanya Dinda dulu, boleh gak anaknya ikut"
"Emang kenapa sih. Tumben" tambahnya lagi.
"Aku gabisa pulang dua hari kedepan. Kan juga bentar lagi weekend, nanti kamu jalan lagi sama Axel diam-diam"
"Apasihhhh, kamu gak percaya sama aku?"
"Ya percaya, tapikan kamu sering kalau jalan kayak papasan gitu"
"Nggak sengaja itu mah. Kamu curigaan terus"
"Nggak nggak, yaudah siap-siap. Jam 2an go ya. See you sayang"
Jaehyun itu selain gila dan manja, semua keiinginannya harus dituruti. Tanpa babibu lagi, ia langsung mencari kontak Dinda untuk dihubungi karena akan membawa dua anaknya ke Bandung menyusul Jaehyun. Sambil menunggu panggilannya dijawab, ia membawa Arsen ke dalam kamar untuk packing baju yang hanya bepergian dua hari mungkin.
"Kenapa" tanya Dinda saat menerima panggilannya.
"Itu anak lo gue bawa ya, gue mau ke Bandung nyusul Jaehyun"
"Serius gapapa?" Dia pikir Dinda akan melarang dan akan menjemput anak-anaknya.
"Seharusnya gue yang nanya, serius anak lo gapapa ni?"
"Iya gapapa, maaf ngerepotin"
"Apasih, dari mereka kecil juga lo ngerepotin gue baru kali ini lo gaenakan"
"Lis"
"Oi"
"Masa mertua gue mau ngerebut hak asuh Alden sama Nadia, maksudnya mereka mau anak-anak diasuh Rehan"
"Apaan anjir dasar orang gila, nggak bisa lah. Bilang aja ke mertua lo sana sambut aja cucu barunya bentar lagi"
"Lis kalau misal ada yang jemput mereka jangan biarkan mereka negabawa Alden Nadia, gue minta tolong banget sama lo Lis" ia mendengar suara isakan tangisan Dinda walaupun pelan.
"Iya Dindaaaaa, lo jangan nangis dong. Gue ikutan nangis anjritttt. Udah ah gue mau packing"
"Alden Nadia gabawa banyak baju"
"Gampanggg" tinggal morotin Jaehyun.
"Ok deh"
"Hati-hati ya say, kalau ada apa-apa telpon aja gue"
"Iya setan"
Selesai packing beberapa baju anak-anaknya, bajunya dan juga pakaian Jaehyun ia turun ke bawah membawa tas berisi baju-bajuan beserta perlengkapan anak-anaknya. Ia tipikal orang yang tidak terlalu ribet jika akan bepergian, jika ada yang tertinggal atau kekurangan pakaian tinggal porotin suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(2) jj family
Fanfiction[sequel] teruntuk papa jj, berhenti buat mama marah-marah